LAGI DALAM PERBAIKAN!!🙏🏻
Rumitnya pernikahan poligami.
Banyaknya permasalahan yang timbul dari Alana, Saka dan Yara.
Yara sebagai istri pertama, sengaja mencarikan madu untuk suaminya karena ia sudah tidak bisa memberi kepuasan dan keturunan.
Alana, madu Yara, teman kecil Saka, janda beranak 1 dijebak oleh suaminya yang penyuka sesama jenis hingga Alana bisa mendapat keturunan dari benih Saka.
Narendra Sakabumi, pertamanya menolak pernikahan poligami karena tidak mau menyakiti istri pertamanya, tapi akhirnya malah terjerat cinta masa kecilnya. Yaitu Alana
Bagi yang suka baper akan cerita poligami, harap melewatkan cerita ini. Sekalipun author tidak pernah down, gara gara dimarah marahin netijen😂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nophie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Yara 2
Didalam mobil yang akan membawanya ke Bandung, Yara hanya diam dan termenung serta memandang ke luar jendela mobil. Ia berusaha memejamkan mata karena tiba tiba ia merasakan sakit di perutnya, dan sebagian dari kakinya agak mati rasa. Mungkin efek dari kecapean
Yara berusaha tenang dan menghirup nafasnya dalam dalam serta mengeluarkannya perlahan. Harusnya dia tidak melakukan perjalanan jauh seperti ini. Supir yang membawa taxi online itu menjadi gelisah melihat penumpangnya wajahnya tampak pucat dan berkeringat dingin.
" Mbak, mbaknya gak kenapa kenapa kan?" tanya supir itu dengan perlahan, takut kalau mengagetkan Yara yang nampak berusaha menahan rasa sakitnya.
Yara hanya diam dan gak bisa menjawab pertanyaan dari si supir. Yara hanya berusaha untuk tetap sadar, walaupun tubuhnya tidak dapat berkompromi.
" Mas, antar saya ke rumah sakit xxx di Bandung itu. Saya harus segera dirawat disana." gunamnya lirih, tenaganya sudah terkuras untuk perjalanan.
" Tapi saya gak kenal mbak eh ibu. "
" Saya Yara. Ivara Kusuma. Kalau saya pingsan tolong masukan saya ke rumah sakit itu. Saya akan menelepon asisten saya untuk membawakan sejumlah uang untuk mas. Untuk bantuannya."
" Eh bu, saya Alfons. Ibu sebenernya sakit apa? Maksud saya nanti kalau ditanya rumah sakitnya saya bisa jawab."
" Mereka sudah tahu." sahutnya sambil tersenyum lemah. Yara sudah mengirim bukti keberangkatannya dengan taxi online kepada Via, serta menceritakan kondisinya yang kembali drop, jadi ia minta dirawat di ruangan yang sama dengan Saka, ia juga berpesan untuk nantinya memberikan sejumlah uang tambahan untuk Alfons si supir taxi online yang akan mengantarnya ke rumah sakit xxx di Bandung.
" Ehm ibu.. jangan pingsan dulu. Saya belum berpengalamann untuk masalah dokter begini. Saya takut disuntik soalnya bu. Jangan pingsan ya bu." sahut Alfons dengan gugup.
Yara tidak menjawab, tubuhnya lemah. Ia hanya ingin tetap sadar saat sampai disana. Tapi tubuhnya tidak bisa berkompromi. Yara kehilangan kesadarannya dan tubuhnya melunglai di jok mobil belakang yang ditempatinya.
Alfons ketakutan. Ia takut kalau Yara kenapa kenapa trus dia passed away alias gak bernyawa di taxy online nya, pasti polisi akan menuntut dia. Takutnya keluarga Yara juga gak percaya. Takutnya kalau ia dituduh menjadi penculik, pembunuh. Hiiiyyy, kan seremmm!!
Alfons menepikan mobilnya di bahu jalan tol menuju Bandung. Ia ingin membetulkan letak tubuh Yara dan ia juga ingin mengecek apakah penumpang nya ini masih bernyawa atau tidak.
" Aduh gimana ini? Ternyata dia pingsan. Mana rumah sakit itu masih jauh dari sini. Aduhhhhhhh... harus cepat cepat diberi pertolongan pertama." kata Alfons sambil kembali ke tempat duduknya setelah ia mengecek kondisi Yara yang tidak sadarkan diri tapi masih hidup.
Alfons dilema antara mengantar penumpangnya itu ke rumah sakit di Bandung yang masih jauh atau ke rumah sakit terdekat. Kalau ke rumah sakit terdekat, ia bingung kalau ditanya tanya ia harus jawab apa. Ditengah kebingungannya ponsel Yara berbunyi.
Tanpa berpikir panjang, Alfons langsung mengangkat telepon itu. Ia sudah tidak peduli dengan etika kesopanan dan pelanggaran privasi terhadap penumpangnya, untuk tidak mengangkat telepon orang lain apalagi ia tidak kenal. Tapi ini darurat, mungkin orang yang diseberang sana adalah kerabat dari orang yang pingsan ini.
" Hallo..."
"..."
" Maaf bukannya gak sopan sudah mengangkat relepon dari ibu yang menumpang di taxi saya. Saya adalah supir taxy online yang dipesan oleh ibu ini di bandara tadi untuk mengantarkannya ke rumah sakit xxx di Bandung. Tapi ini ditengah perjalanan ibunya ini tidak sadarkan diri. Sebelum pingsan ibu ini pesan untuk tetap mengantarkannya ke rumah sakit tersebut."
" ..."
" Argghh..." desah Yara sambil berusaha meraih kesadarannya. Ia ingin bertemu mas Rendra dan Alana. Sekalipun tubuhnya sudah tidak mampu, tapi ia mau bersaha, ada beberapa keinginan yang masih ia ingin capai sebelum Allah mengakhiri hidupnya yang mungkin tak berguna lagi.
" Mbak.. bu... eh ini orangnya sadar lagi." ujar si supir taxi online dengan terpatah patah, gugup menghadapi penumpangnya yang sudah di ambang antara hidup dan mati seperti ini.
"Sudah sampai?" tanya Yara perlahan. Ia mengira supir berhenti karena sudah sampai di tempat tujuan.
" Belum bu, ini masih belum nyampe setengah perjalanan. Belum nyampe di tol cikampek juga. Saya berhenti karena ibu tidak sadar, dan maaaf saya angkat telepon dari .. eh siapa tadi namanya. Ini bu, masih tersambung dengan cewe yang nelepon ibu." sambung Alfons dengan cepat menyerahkan ponsel Yara yang masih ia pegang. Masih terlihat kalau sambungan telepon juga masih terhubung dengan penelepon.
" Sudah katakan saja untuk menemukan saya melalui aplikasi GPS yang sudah saya pasang. Kita harus cepat ke rumah sakit. Saya gak kuat." Ini adalah ucapan Yara terpanjang yang diucapkannya sepanjang perjalanan tadi.
" Eh Mba.. eh iya iya bu, aduh ribet banget deh ini urusannya. Niat pengin dapet uang banyak malah jadi begini. Bu, jangan pingsan lagi ya. Apalagi, ibu sampai kenapa kenapa. Saya orang susah bu, masih harus nanggung banyak cicilan. Ibu harus kuat sampai di Bandung ya. " runut sopir taxy itu tanpa jeda. Ia ingin mengantar penumpangnya itu dengan selamat. Jadi dia gak bakal kesusahan apa apa. Kalau sampai ibu itu kenapa kenapa dia akan kena polisi. Urusannya bisa panjang.
Yara mengeluarkan uang dari domper, uang yang sempat ia ambil saat di bandara tadi. Ia menarik sekitar 20 lembar uang seratus ribuan. Sejujurnya ia juga kasihan kepada supir itu, makanya ia memberikan uang itu sebagai ganti uang tol dan uang lelah karena dirinya telah menyusahkan si supir itu.
" Ini buat kamu. Tadi aku cuman ambil duit sedikit. Nanti kalau sudah nyampe kesana aku tambah lagi. Mudah mudahan gak macet ya. " Yara tampak lebih bersemangat. Ia gak mau nyusahin supir itu. Kalau ia sampai pingsan lagi maka supir itu juga yang akan jadi repot.
" Bu, ini kebanyakan." ujar Alfons, sambil masih fokus nyupir.
"Sudah, itu ambil saja, mungkin itu rejeki keluarga kamu." balas Yara lagi. Ia menyenderkan tubuhnya yang lemah. Bahkan ia harus mengeluarkan tenaga ekstra saat berbicara dengan si supir itu.
" Makasi lo bu. Maaf kalau saya terlalu panik tadi. Saya tidak terbiasa berhubungan dengan dokter dan rumah sakit, jadi saya ga tau apa apa tentang penanganan penyakit ibu."
Sesampainya di rumah sakit yang dituju, Yara langsung disambut dan ditaruh di brankar oleh dokter dan perawat yang di stand by kan oleh Lio, sedangkan sepasukan pengawal Saka, mereka langsung mengawal Yara masuk ke dalam ruang gawat darurat mengingat kondisi Yara yang lemah.
.
.
.
TBC
bagus ceritanya
keren....sukses thor
semangat
duhh Alana sama Rangga aja dahh 😂😂
sdh nungguin lm di novel satunya thor
tak tahunya pindah judul🤦🤭🙏