THE FOOTBALL AGENT

     "Paman-Bibi, Halo!"

     Jalu menyapa kedua orang tua Noah di depan rumahnya Noah yang begitu sederhana.

     "Halo, dengan siapa ini?"

     "Perkenalkan, Jalu Sundara. Aku seorang agen sepak bola."

     "Agen sepak bola?"

     Ayah Noah lebih dulu bereaksi ketika mendengar perkataan Jalu dan tanpa sadar segera melakukan penilaian pada seluruh tampilan Jalu mulai dari atas sampai dengan bawah. Ayah Noah juga segera melirik putranya yang berdiri di sampingnya.

     Saat ini, Jalu memakai pakaian formal dengan di lengkapi sebuah jas hitam tanpa sebuah dasi di bagian dalamnya karena Jalu merasa gerah dengan kelengkapan seperti itu.

     Di belakang Jalu, Ayah Noah juga melihat Ramon yang berpakaian sangat santai dan mau tidak mau segera memutar matanya.

     "Itu benar. Aku seorang agen sepak bola profesional dan sebelum kesini aku juga sudah sedikit berkomunikasi dengan Noah. Jika Paman tidak percaya, aku bisa menunjukan beberapa buktinya."

     Jalu menjawab sambil mengangguk ringan dengan sebuah senyuman tipis yang tersungging di bibirnya.

     "Apakah lebih baik kita masuk dulu ke dalam untuk melanjutkan obrolan nya?"

     Ibu Noah tiba tiba berbicara karena merasa situasinya sepertinya sangat serius apalagi dia sendiri tahu bahwa mungkin ini ada sangkut pautnya dengan putranya sendiri.

     "Terima kasih Bibi."

     "Kalo begitu masuklah ke dalam!"

     Jalu dan Ramon akhirnya mengikuti keluarga Noah untuk masuk ke dalam rumah yang sederhana dan di bawa langsung keruang keluarga yang dimana terdapat televisi dan beberapa furniture biasa saja.

     Melihat ruangan yang kecil dan sederhana tapi rapih dan bersih, Jalu lega dan meningkatkan penilaiannya terhadap keluarga Noah karena ternyata keluarga ini memiliki perilaku atau sikap yang sangat baik.

     "Aku harus memanggilmu apa?"

     "Paman bisa memanggil dengan nama ku saja."

     "Kalo begitu Jalu, apakah tujuan mu datang kesini adalah untuk putraku?"

     "Paman benar. Aku datang kesini karena aku ingin menjadikan putra Paman yaitu Noah untuk menjadi klien dan pemain di agensi ku."

     Selesai menjawab, Jalu segera membuka tasnya untuk mengeluarkan beberapa berkas yang berisikan bukti bahwa dirinya adalah seorang agen profesional yang memiliki beberapa pengalaman juga koneksi.

     Ramon duduk di sebelah Jalu tanpa bicara sama sekali dan memperhatikan semuanya dari samping.

     Ayah Noah segera mengambil berkas yang Jalu sodorkan dan segera melihatnya. Berkas berkas yang dimana itu berisikan beberapa laporan yang mungkin sangat rahasia karena ini ada sangkut pautnya dengan informasi pemain juga klub.

     Ayah Noah melihat bahwa laporan ini berisikan informasi para pemain lokal maupun asing dan pelatih lokal maupun asing yang bermain di Liga Indonesia, kemudian semua ini di lengkapi dengan sebuah foto dimana Jalu berfoto dengan para pemain/pelatih saat menandatangani kontrak dengan klub klub di Liga Indonesia.

     Melihat ke bawah, jumlahnya cukup banyak dan mungkin lebih dari 10. Ayah Noah kemudian melihat ke bagian lainnya dimana sebuah foto di lampirkan yang tak lain adalah foto lisensi agen milik Jalu yang di keluarkan FIFA.

     Ayah Noah mengangkat kepalanya dan melihat lagi pada Jalu.

     "Berapa umurmu?"

     "26 menuju 27 tahun pada November nanti, apakah Paman ragu karena aku terlalu muda?"

     "Tunggu, aku baru ingat sekarang. Kakak, apakah Kakak adalah presenter olahraga di program Bingkai Sepak Bola yang ada di channel tv ...?"

     "Kamu benar, sebelumnya aku adalah presenter olahraga dan menjadi presenter olahraga ini aku jalani selama 2 tahun saja sebelum menjadi seorang agen sepak bola."

     "Menjadi agen sepak bola sudah aku jalani selama 2 tahun dan menuju 3 tahun."

     Jalu tidak menutupi mengenai masa lalunya dan menceritakan durasi waktu yang menandakan pengalaman miliknya supaya bisa menambah kekuatan yang dapat meyakinkan pihak orang tua Noah.

     "Aku tidak meragukan mu, hanya saja aku cukup terkejut karena pemain dan pelatih yang ada di laporan ini semuanya sangat aku ketahui. Aku hanya tak menyangka saja bahwa kamu ada andil dalam semua ini dan aku cukup tak menyangka kamu memiliki koneksi asing."

     Mendengar perkataan Ayah Noah, Jalu hanya mengangguk ringan dan tersenyum tipis dan membiarkan Ayah Noah kembali melihat berkas yang ada di tangannya itu.

     Ramon yang duduk di samping Jalu melihat Jalu secara bolak balik dari atas ke bawah karena tentu Ramon merasa banyak perbedaan yang terjadi pada Jalu.

     "Kalo boleh tahu, apa yang akan kamu rencanakan jika putraku menjadikan mu sebagai agennya?"

     Jalu mengangkat kedua alisnya karena paham dengan tujuan dari pertanyaan Ayah Noah ini.

     "Paman, jika maksud Paman adalah apakah Noah bisa berkarir di luar negeri, maka aku sangat bisa membantunya tapi itu semua tergantung pada kemauan dan keputusan Noah sendiri nantinya."

     "Meski begitu, rencana awalku jika Noah menjadikan aku sebagai agennya, aku bisa segera membantu Noah untuk mendapatkan klub dengan cepat di Indonesia."

     "Ngomong ngomong, Liga 2 Indonesia akan di mulai pada awal tahun sehingga ini juga bisa menjadi kesempatan dan platform bagi Noah sendiri untuk menampilkan permainannya. Bersamaan dengan itu, aku juga bisa mengumpulkan catatan penampilan dan rekaman vidio dari Noah."

     "Adanya catatan penampilan dan rekaman vidio ini akan sangat membantu untuk mempromosikan Noah sendiri dan tentu hal akhirnya adalah untuk menarik minat dari klub luar negeri termasuk Eropa."

     "Jika di tambahkan dengan rekaman vidio, ini bisa membantu keberlangsungan saat negosiasi nantinya karena di lengkapi dengan sebuah bukti sehingga aku bisa membantu Noah untuk mendapatkan perawatan terbaik di negosiasi kontrak nanti."

     Jalu akhirnya menjelaskan secara detail mengenai rencana nya setelah Noah menjadi pemain di bawah naungan agensinya. Jalu juga memberitahunya dengan pasti bahwa dirinya bisa segera membantu Noah mendapatkan klub di Liga Indonesia.

     Kualitas Noah saat ini adalah 52 dengan +5 saat tanda tangan kontrak agen - pemain nanti maka kualitasnya menjadi 57. Kemudian di tambah dengan hadiah item peningkat pertumbuhan yang memiliki peningkatan +12 karena durasi 1 tahun maka kualitas Noah menjadi 69 yang sangat cukup untuk segera bermain di luar negeri.

     Apalagi itu belum di hitung jika Noah berkembang secara normal tanpa bantuan sistem sendiri seperti yang di jelaskan sistem bahwa pemainnya masih bisa berkembang seperti biasa karena adanya beberapa keadaan tertentu seperti termotivasi oleh sesuatu atau persaingan yang sengit di klub untuk mendapatkan tempat bermain.

     Jadi bisa di bilang, Noah bisa segera pergi dengan cepat jika Noah sudah siap. Meski tidak siap pun, Jalu akan menerima kemauan Noah dan membantunya untuk mendapatkan perawatan terbaik mengingat kualitasnya yang sudah tidak mungkin untuk bertahan di Liga Indonesia.

     Dengan penjelasan detail dari Jalu, akhirnya Jalu mengobrol lebih santai dengan Ayah Noah dan akhirnya mengetahui juga kenapa Noah tidak memiliki klub di usianya yang sekarang yaitu usia dimana kebanyakan pemain di Eropa sudah memiliki jumlah pertandingan yang cukup banyak.

     Alasan kenapa Noah tidak memiliki klub karena Noah hanya pemain biasa di sekolah sepak bola dan hanya bermain di pertandingan uji coba biasa atau pertandingan resmi dari liga sekolah.

     Selain itu, Noah dan keluarganya tidak memiliki kenalan sama sekali yang dapat membantu Noah untuk mengambil langkah selanjutnya yaitu mendapatkan klub.

     Mendengar cerita ini, Jalu hanya menggelengkan kepalanya saja dan merasa sangat sedih karena ternyata ada bakat sepak bola yang cukup hebat di Indonesia tapi harus terkubur karena tidak adanya peluang, kesempatan dan koneksi/kenalan.

     Melalui hal ini, Jalu akhirnya tercerahkan juga. Jalu yakin bahwa masih banyak orang atau remaja seperti Noah yang mengalami hal yang sama persis.