leni yang ditinggalkan oleh kekasihnya itu dan bahkan tidak bertanggung jawab atas bayi yang ada didalam kandungan nya, hal itu membuat leni diusir dari desanya karena dianggap aib oleh warga setempat
leni akhirnya berjuang sendirian untuk menghadirkan bayi itu kebumi namun dirinya terpaksa harus meninggalkan bayi itu dipanti asuhan karena tak punya uang untuk merawat nya
dendam yang terselimuti nasya karena ulah Vanes yang membully nya itu membuatnya dioperasi dan merubah penampilan nya untuk membalaskan dendam nya dan juga mencari ayah kandungnya untuk menghacurkan pria itu sama seperti pria itu yang sudah menghacurkan ibu Leni ibu kandungnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jell linaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Kecurigaan
Nasya begitu menangis menahan kesakitan dengan pasrah begitu saja dengan hujan yang terus turun membasahinya itu
Ardan menghampiri nasya dengan menyodorkan payung diatas kepalanya nasya yang melihat sebuah kaki menghampiri kearahnya itu pun akhirnya mencoba menolehkan kepalanya keatas
" Ardan " Ucap nya singkat
Ardan tak berkata apapun dia kemudian membantu gadis itu berdiri dan membawanya pergi untuk masuk kedalam rumah nya itu
" Ayo duduk " pintah ardan pada nasya setelah tiba diruang tamu
Gadis itu hanya menurut dan membalas dengan anggukan kemudian langsung duduk di sofa, ardan kemudian mengecilkan ase rumah nya itu karena melihat nasya yang sepertinya sangat kedinginan
" Ardan dia siapa ?" Tanya leni
" Anasya, murid baru di SMA Bunga Pertiwi " jelas ardan yang membuat leni langsung tersentak kaget
" Nggak, nggak mungkin, masah sih dia nasya anakku " batin leni yang terus bertanya-tanya didalam batin nya
Ardan memperhatikan luka-luka dibadan nasya kemudian memutuskan untuk mengambil obat p3k
" Dia sepertinya begitu kesakitan, badannya penuh luka dan memar, apa yaa yang sebenernya terjadi pada gadis ini ?" Batin leni yang memperhatikannya dengan rasa iba
Ardan kemudian menghampiri nasya dengan membawa kotak p3k dan langsung mengobati lukanya
" Kalau boleh tau nama panjang kamu siapa ?" Tanya leni memastikan
" Nama aku... " Nasya hendak menjawab, namun ucapan nya itu malah terpotong akibat dering ponsel milik leni
Leni pun kemudian langsung bangkit dan menerima telepon tersebut
" Hallo, oh iya saya kesana sekarang " Ucap nya menjawab dari telpon tersebut
" Maaf yaa ardan tante nggak bisa lama-lama nanti titip salam aja buat mama kamu, kalah gitu tante pergi dulu ada urusan soalnya " Ucap leni kemudian beranjak pergi dari tempat duduknya
" Hem " balas ardan dengan dehem
" Luka nya udah selesai gue obatin, kalau hujan reda gue anterin lo balik, " Ucap ardan dirinya kemudian langsung berpindah dan mulai berbaring di sofa
" Makasih "
" Nanti kalau hujan reda, lo bangunin gue aja " Ucap ardan nasya hanya menjawab nya dengan anggukan
Nasya kemudian membuka ponselnya teryata sudah ada panggilan masuk dari mbak dewi sejak tadi yang sangatlah cemas dengan kondisinya
Nasya tak menyadari itu karena tak mendengar deringan ponselnya yang sejak tadi dimode senyapkan
" Nasya kamu dimana sih?' kok belum pulang sampai makan begin?' pesan mbak dewi melalui wa
" Padahal dari tadi mbak nelpon aku, ngechet juga!' pasti dia khawatir banget " batin nasya
" Nasya lagi dirumah teman mbak, lagi ada kerja kelompok, maafin nasya yaa, baru bisa ngabarin sekarang" balas nasya
Nasya kemudian menaruh kembali ponselnya itu didalam tas, dia melihat keluar melalui jendela hujan nya begitu deras
Matanya pun lama-lama sudah mulai berat dan merasa sangat mengantuk nasya pun akhirnya tertidur disofa itu dengan posisi duduk dengan kedua tangannya yang menekuk lutut
\*----\*----\*
" Syaa bangun, nggak sekolah lo " Ucap ardan yang membangunnya
Nasya membuka dua kelopak matanya perlahan dia begitu terkejut melihat hari yang kini telah berganti sepertinya dia terlalu tertidur pulas semalaman sampai tak menyadari hujan yang mulai reda
" Lo siap-siap deh, ini gue udah suruh mbok surti beliin baju buat lo, gue tunggu didepan lima menit habis itu kita langsung berangkat, udah telat " Ucap ardan kemudian langsung melangkah keluar rumah
Dia sudah siap dengan seragam sekolah kemudian menunggu nasya didalam mobil, setelah selesai nasya masuk kedalam mobil dan dan menutup kembali pintu mobil tersebut
" Nih buat sarapan " Ucap nya menyodorkan sebuah roti, nasya tidak terlalu banyak bertanya
Dia hanya mengambil roti tersebut dan langsung memakannya apalagi kondisi tubuhnya itu belum diisi makanan sama sekali
Setelah sampai disekolah semua mata tertuju pada keduanya itu tentu saja sudah menjadi gosip besaran sekolah karena seorang ardan yang berangkat berdua dengan nasya
" Yah ampun zaa, gue nggak salah lihat kan, lo ngincer ardan dari dulu yang dapetin malah sih cupu genderuwo " Ucap vanes yang membuat bianca tertawa namun tidak dengan eliza yang merasa kesal karena itu
" Kok bisa yaa, ardan yang cuek nya minta ampun itu, deket sama sih cupu genderuwo?" Ucap eliza dengan heran,
Dirinya juga sudah pernah mencari perhatian pria itu namun karena sifatnya yang benar-benar cuek sedingin es batu tiga lusin, itulah yang membuat eliza berhenti mengganggu nya
" Kok lo nanya sih?' bisa lah dia kan genderuwo, udah pasti dibantu sama para dukun, bareng setan-setan " Ucap Vanes, kedua temannya itu hanya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya
" Udah stop guys, sebenernya gue lagi nggak pengen ketawa, kasih pelajaran gih sama tuh cewek " Ucap eliza
" Yah itu sih masalah kecil, jam istirahat aja deh ngurusin nya, bentar lagi masuk, mana jam guru killer lagi " Jawab Vanes kemudian melangkah pergi menyusuri kelas nya
Bianca dan eliza pun akhirnya setuju dan memutuskan untuk mengikuti vanes apalagi sebentar lagi bel masuk akan berbunyi
Nasya merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka, dirinya pun menyadari bahwa mereka menatap ardan seperti itu karena dekat dengan nya, dia tak ingin prestasi ardan seorang atlet renang disekolah nya itu menjadi berkurang karena dekat dengan dirinya
" Ardan " tegur nasya ardan hanya menoleh sebagai jawaban dan membalas dengan deheman
" Kamu nggak takut prestasi kamu turun gara-gara deket sama aku?' kamu kan atlet renang disekolah ini "
" Emang kita deket?' gue nggak pernah ngerasa deket sama lo, gue bantuin lo selama ini formalitas doang, sebagai manusia, bukan sebagai temen " jelas ardan kemudian langsung pergi
" Dia bener, kami tidak pernah berbicara satu sama lain selama ini, mungkin aku salah karena sudah mengartikan pertolongan itu sebagai perasaan, padahal itu dia lakukan hanya rasa iba terhadap sesama manusia " batin nasya kemudian melanjutkan langkahnya
\*----\*----\*
Nasya melewati koridor sekolah, dia berencana untuk pergi ke taman sekolah saat jam istirahat itu, namun langkah nya terhenti saat vanes dan kedua temannya itu menghampiri nya
Nasya sepertinya sudah lelah untuk menghadapi mereka, yang tak pernah berhenti mengganggu nya, apalagi hidupnya selalu tidak tenang karena itu
" Hai cupu genderuwo, lo ada hubungan apa sama cowok gue ?" Tanya eliza dengan menarik rambut gadis itu dan langsung mendorongnya begitu saja
" Siapa pacar kamu?' aku nggak tau "
" Upss dia pura-pura bego zaa, kemaren ngedeketin cowok gue, sekarang cowok lo " ujar vanes, nasya semakin bingung dengan ucapan mereka
Sepertinya kehadiran nya disekolah itu sudah membuat hari-hari nya bagai neraka dan menjadi tidak tenang apalagi semenjak berurusan dengan vanes dan teman-teman nya itu
" Gue kasih tau yaa, lo nggak usah deket-deket sama ardan, dia itu cowok nya eliza, paham ?" Gertak vanes dengan menarik rambut gadis itu berdiri
Nasya berdiri sambil menahan rambutnya itu yang begitu sakit karena tarikan vanes dia kemudian mengiyakan pertanyaan itu agar vanes bisa segera melepaskan tangannya dari rambutnya
" Hem sebenernya kalau gue boleh tau, apa sih motif lo, deketin alex sama ardan?' jawab dong cupuu, kok lo diem sih ?" Ucap bianca
" Okee, biar gue aja yang perjelas alasannya " Ucap vanes bianca dan eliza tak mengerti maksud ucapannya itu termasuk nasya
" Hem guys, coba kumpul deh, gue mau kasih tau kalian, apa alasan sih cupu genderuwo deketin cowok gue " tentu saja ucapan vanes itu membuat para murid yang lewat langsung berhenti untuk melihat apa yang akan dilakukan nya
Bianca langsung mendorong nasya kembali terjatuh kelantai saat dirinya berusaha berdiri, tentu saja hal itu membuat nasya kembali menjadi pusat tertawaan semua murid
" Gue yakin lo mau duit kan, nggak usah banyak deh mungkin segini cukup " Ucap vanes dengan menghamburkan uang itu diatas kepala nasya
Uang itu kemudian jatuh berhamburan kelantai, nasya menatap uang-uang itu dengan bingung, itu bukanlah jumlah yang sedikit baginya
" Kok lo diem sih?' nggak dipungut, gue tau kok, kalaupun lo matre " Ucap vanes dengan seyum licik diwajahnya itu
Dia tau uang segitu bukanlah jumlah yang kecil bagi nasya apalagi dihamburkan begitu saja kelantai sudah pasti gadis itu akan memunguti nya
" Harga diri aku bisa hancur kalau ambil uang itu, bisa dianggap menjadi lebih buruk dari hari kemarin, tapi... Panti asuhan mulia membutuhkan nya, itu bukanlah jumlah yang sedikit " batin nasya
Dia sepertinya sudah tidak memperdulikan harga dirinya lagi, dan langsung memunguti uang tersebut, tentu saja itu membuat semua orang tertawa dan saling berbisik satu sama lain dan menilai nya dengan sangat buruk
" Eh ternyata dia cewek matre "
" Iya gue kira anak baik-baik, teryata aslinya matre banget, jelek lagi "
Bersambung....