Derita Anasya (To Be My Self)
" dasar perempuan murahan " bentak seorang wanita paruh baya dengan menampar seorang gadis hingga terjatuh ke lantai
Gadis itu menangis dengan terisak dengan memegang perutnya yang kini mengandung sembilan bulan, dia sudah tidak bisa membohongi semua orang lagi karena perutnya yang sudah membesar
" Heee leni keluarr, bu fifi keluarrr "
Suara teriakan para warga begitu terdengar jelas dari luar, tentu saja hal itu membuat bu fifi dan juga leni keluar dari dalam rumah untuk melihat apa sebenernya yang sedang terjadi
Bu fifi membuka pintu rumahnya matanya dibuat terkejut dengan para warga yang datang beramai-ramai didepan rumah
Ditangan mereka masing-masing memegang kayu yang ada api diatas nya semua wajah mereka begitu serius dan bahkan tak ada yang tertawa satu sama lain
" Kami minta leni diusir dari kampung ini "
" Yaa betul karena kehadiran nya bisa membawa aib, "
" Iya betul itu nanti dikira kampung ini isinya perempuan nggak bener semua lagi " Ucap salah satu wanita paruh baya
" Usir "
" Usir "
Ucapan-ucapan itu terus saja bersuara, sebuah ucapan yang berasal dari warga setempat yang beranggapan bahwa kehadiran leni didesa nya itu hanyalah membawa aib, karena kehamilan nya yang tidak tau dengan siapa
" baik bapak-bapak ibu-ibu tenang yaa, saya harap semua nya bisa tenang " Ucap sinta yang membuka suara
Sinta adalah ponakan fifi, yang cukup baik dengan leni, dan mengganggap leni sudah seperti saudara nya sendiri
" Sinta kamu ngapain sih belain dia hah!' dan kamu leni saya minta angkat kaki dari ini sekarang juga " bentak fifi dengan memarahi nya
" Mbakk fifi, tahan dong emosi nya, mbak leni tuh lagi hamil kasihan dia " Ucap sinta yang berusaha membela nya dia begitu merasa kasihan dengan leni apalagi dengan sikap fifi yang memperlakukan nya tidak begitu baik
Tentu saja sinta tidak tega membiarkan leni pergi dari rumahnya itu dengan kondisinya yang tengah mengandung, belum lagi dengan kondisi yang kini sudah mulai larut malam
" Pokonya tidak ada rasa kasihan dari kami, itu sudah menjadi kesalahan leni dia tidak pernah memikirkan akibat sebelum melakukan nya " Ucap salah satu dari warga
" Iya betul itu, pokonya kalau kalian nggak usir dia, rumah ini akan kami bakar " ancam salah satu dari mereka
" Baik, kalau emang itu yang kalian mau saya akan pergi dari sini hiks hiks " Ucap leni dengan air mata yang terus saja menetes tentu saja dia merasa tidak enak jika membiarkan rumah satu-satunya milik sepupu nya itu dibakar hanya karena dirinya
Hal itu membuat dirinya mengambil jalan pintas yaitu keluar dari rumah walau tak tau harus kemana, leni meninggalkan desa itu dengan berat hati, dia mengemasi semua pakaian nya lalu memulai perjalanan pergi
Dia berjalan melewati setiap jalan yang kelilingi pohon-pohon disetiap samping nya tiba-tiba suara petir seolah menyambar benar saja telah turun hujan yang lumayan besar namun dia tak menghiraukan nya apalagi dengan kondisi perutnya yang kini mulai kesakitan
Dia berjalan dengan memegangi perutnya yang dirasa kini semakin sakit, mengingat perbuatan bara yang meninggalkan nya begitu saja dan lebih memilih wanita yang jauh lebih mapan
" Ini permintaan kakek aku leni dia lagi sakit aku nggak bisa menolak "
" Tapi aku lagi mengandung anak kamu bara kamu nggak mungkin ninggalin aku kan "
Perbuatan bara itu seolah-olah terus saja terlintas dibenaknya, karena perbuatannya itu leni semakin dibenci oleh kakak sepupunya itu apalagi dia tak punya siapa-siapa lagi selain fifi dan sinta
" Ahass " leni terus saja memegang perutnya itu, dengan rasa sakit yang dia rasakan hal itu membuat nya menjerit kesakitan
Dia menemukan sebuah gubuk tua, dan memutuskan untuk berteduh disitu apalagi dia sudah jauh dari keramaian dia berharap tak ada satu pun warga yang akan menemukan nya disitu
Gubuk itu sudah terlihat usang dan sepertinya sudah lama kosong dan tidak layak dihuni, disetiap samping nya hanyalah ada pepohonan dengan suara hujan yang begitu deras dan juga suara petir yang terus saja terdengar sejak tadi
Leni sudah tidak bisa menahannya lagi seperti nya rasa sakit yang dia alami itu pertanda bahwa dirinya akan menghadirkan buah hati itu kebumi
Dia berusaha keras dan berjuang menghadirkan buah hati nya itu dengan rasa sakit yang terus saja ditahan nya tampah semangat dan dorongan siapapun namun hal itu tak membuat nya patah semangat
Buah hatinya itu pun akhirnya lahir dengan sehat dia merasa sedikit lega, dia mengendong bayi itu perlahan suara tangisan bayi itu kini terdengar jelas
Dia menidurkan bayi itu diatas pangkuannya, dan disaat hujan yang mulai reda dia pun akhirnya memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya
Leni melanjutkan langkahnya dia menaiki sebuah bus dan akhirnya tiba dipusat perkotaan
Dia berjalan pontang-panting dijalan raya itu dan bingung harus pergi kemana, belum lagi seluruh uang miliknya sudah habis dipakai untuk membayar bus itu
Sebentar lagi waktu menunjukkan pukul lima pagi, leni terus saja membawa bayi itu yang kini tertidur lelap, dia terus saja berjalan berharap mendapatkan bantuan
Dia menemukan sebuah panti asuhan, yang bertuliskan panti asuhan mulia, maka terlintas lah ide benaknya untuk meninggalkan anaknya disitu apalagi dirinya tak punya cukup uang untuk membesarkan bayinya itu
Leni meninggalkan bayi itu dipanti asuhan mulia dengan menuliskan nama yang sudah dia siapkan untuk bayi itu
'Anasya Mahesra Putri' itu adalah nama yang tertulis di percik surat yang dia tinggalkan disitu
" Maafin saya nasya, saya terpaksa meninggalkan kamu disini hiks hiks " Ucap nya dengan terus saja menangis
" Tapi saya janji, saya akan kerja keras hingga sukses lalu akan menjemput kamu kembali, untuk membalaskan semua perbuatan ayah kamu, laki-laki bejat yang tidak bertanggung jawab " lanjutnya dengan rasa sedih bercampur amara dan juga hati yang penuh dengan dendam
Tak lama kemudian suara petir kembali menyambar dan teryata telah turun hujan yang kini mulai semakin deras,
Leni mengambil bayi itu dan menaruh nya dipos terlihat pak satpam nya seperti nya sudah kelelahan dan tertidur pulas
Dia menangis berusaha menahan suara tangisannya menaruh bayi itu disitu lalu berlari pergi dengan kondisi langit yang kini hujannya semakin deras
Bayi itu kembali menangis setelah tersadar dan melihat bahwa ibunya kini tidak berada lagi disampingnya tentu saja suara tangisan itu terdengar jelas dan membuat para satpam itu tersadar
" Woi tama bangun lo malah tidur " Ucap joki yang membangunkan temanya itu padahal dirinya juga tadi tertidur pulas
" Kii bayi siapa tuh!' nangis disitu ?"
" Nggak tau, kasih mbak dewi aja kali yaa!' pemilik panti asuhan mulia "
" Boleh tuh daripada dia nangis disini gangguin gue tidur aja "
" Eh lo harusnya tuh jaga bukan tidur "
" Eh lo juga tidur malah merintah gua "
" Yaa oke sih gua juga salah, tapi paling enak hujan-hujan gini tuh tidur "
" Berisik lu, tapi bener juga sih " jawab joki dia membuka ponselnya dan terkejut melihat jam yang sudah menunjukkan pukul lima pagi karena mereka sudah tidur selama tiga jam
" Wei men udah jam lima pagi "
" Udah gua mau anterin bayi nya dulu masuk, kasihan dia kedinginan soalnya "
tama kemudian membawa bayi itu dan berjalan mendekati depan pintu panti asuhan mulia
Tok
Tok
Setelah menggedor pintu mbak dewi yang kebetulan baru selesai memasak pun akhirnya membukakan pintu untuknya
" Ada apa yaa ?" Tanya nya setelah membukakan pintu
" Ini mbak dewi, saya menemukan bayi ini lagi nangis sendirian di pos nggak tau mau bawa kemana jadi karena kasihan saya bawa kesini aja "
" Loh emang ibunya kemana ?"
" Nggak tau juga mbak, kayaknya ibunya ninggalin dia deh, soalnya ada surat didekat leher nya "
" Kok kalian bisa nggak tau sih siapa ibunya!'. Hem pasti ketiduran yaa?' harusnya kalian tuh tau orang nya siapa kan dia meninggalkan bayinya disitu "
" Hehe maaf mbak dewi, kalau begitu saya permisi " Ucap tama kemudian langsung pergi dan melanjutkan pekerjaannya
Dewi membuka surat itu disitu juga berisi liontin kalung dan juga surat yang bertuliskan
" Tolong jaga anak ini baik-baik beri dia nama anasya mahesra putri, saya punya alasan kenapa meninggalkan dia disini dan saya harap kalian mau mengurus nya dengan baik "
" Kasihan sekali bayi ini, kira-kira apa yaa alasan ibunya meninggalkan dirinya sendiri disini ?" Ucap dewi yang terus saja bertanya-tanya didalam batin nya
Dia pun akhirnya membawa bayi itu masuk dan memutuskan untuk merawat nya dengan penuh kasih sayang dan memberikan dia nama nasya nama yang diberikan ibu kandungnya di percik surat itu
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Nia Daniaty
Semangat 🥲
2025-03-05
5