Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Baskara Hospital
"Sssssshhh" ringisan Renan saat lukanya sedang di obati oleh dokter IGD.
Renan dibawa ke rumah sakit karena lukanya memang cukup parah, bagaimana tidak, hasil pukulan Aiden membuat wajahnya menjadi babak belur dan semua badannya terasa nyeri.
Dokter menatap Renan yang tengah meringis kesakitan, lalu ia pun tersenyum.
"Kalau tidak bisa bela diri, jangan coba-coba untuk berkelahi" ucap sang dokter menasehati.
Renan menatap dokter itu dengan sinis.
"Tau apa lo tentang gue" ucap Renan sewot.
Dokter itupun hanya menggelengkan kepalanya, tidak sopan sekali pikirnya.
"Selesai. Tolong untuk menebus obatnya di bagian instalasi farmasi rumah sakit" ucap dokter dengan memberikan sebuah kertas kepada Renata.
Renata mengangguk.
"Baik dokter... terimakasih" ucap Renata.
"Sama-sama... kalau begitu, saya permisi" ucap dokter dan ia pun langsung melenggang pergi untuk mengerjakan tugasnya kembali
Renata yang melihat dokter itu sudah pergi, kini mendekat ke arah Renan.
"Kamu ga apa-apa?" tanya Renata yang pura-pura khawatir, berbeda sekali dengan pikirannya.
"iiiissshhh malas banget gue harus pura-pura perhatian sama dia. Tapi gue masih butuh dia buat jalanin rencana gue" Renata menggerutu dalam hatinya.
Renan tersenyum menatap Renata dan mengelus surai Renata dengan lembut.
"Aku ga apa-apa baby" ucap Renan.
Kini raut wajah Renan berubah, ia mengingat kejadian waktu di gudang sekolah, kenapa kekasihnya bisa berantem dengan Cia.
"Kenapa kamu tadi berantem sama Cia?" Tanya Renan memastikan.
Renata pun memulai acting nya dengan pura-pura menangis.
"'Hiks hiks hiks... Tadi aku mau belain Hana, tapi Cia malah marah-marah sama aku" ucap Renata dengan memutar balikan fakta.
Renan mengepalkan tangannya kuat, ia tidak terima kekasihnya menangis.
"BRE*GSEK... beraninya lo buat Renata nangis. Awas lo Cia" ucap Renan dalam hatinya dengan tersenyum smirk.
Renata yang melihat wajah Renan yang sedang menahan emosinya, tersenyum penuh arti, ia sangat senang Renan terpancing dengan ucapannya.
"Hahaha... Cia... Cia, lo udah berani menghancurkan rencana gue. Sekarang, giliran lo yang bakalan hancur" ucap Renata dalam hatinya.
...****************...
HENRY HIGH SCHOOL
Cia the geng, inti Cruel dan Hana kini berada di area parkir sekolah.
"Hana, kamu pulang bersama denganku. Rara sudah memberitahuku jika ibumu sudah berada di toko bungaku" ucap Cia lembut dengan menatap Hana.
Hana bernafas dengan lega dan tersenyum.
"Terimakasih, Cia" ucap Hana.
Vina yang tersadar jika belum mengucapkan terima kasih sama Cia pun ikut berucap.
"Gue juga terimakasih ya Cia, lo udah nolongin gue dua kali" ucap Vina dengan menepuk bahu Cia.
"It's okay, kalian semua temanku. Sudah sebaiknya aku seperti itu" ucap Cia dengan tersenyum manis melihatkan kedua lesung pipinya.
Deg deg deg
Semua teman Cia dan inti CRUEL terpaku dan terpesona dengannya , sungguh selain sangat cantik, ia juga sangat baik, sangat sempurna pikir mereka.
"Anjiiiir, sayangnya dia ceweknya si bos" ucap Galang dalam hatinya.
"Maaaaakk, Al terpesona cewek orang... Hiks hiks hiks" ucap Aldino dalam hatinya lebay
"Sadar Bim... Sadar... Lo udah punya tunangan" ucap Bima dalam hati dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sedangkan para cewe...
"Gilaaaaaaaa... Cantik bangettttttt... Insecure gue" ucap mereka dalam hatinya.
Berbeda dengan Aiden, ia malah mendekati Cia dan merangkul pinggangnya dengan posesif, seakan mengatakan Cia hanya miliknya.
"Kak Iden" lirih Cia, ia sungguh malu dilihat banyak orang.
"Ah elaaaah, gue juga tau kalo Cia cewek lo, ga usah di perjelas kali" ucap Aldino mendelik sebal.
"E-eh sejak kapan aku jadi pacar Kak Iden, aku belum terima loh" ucap Cia polos.
Aiden melirik Cia tidak terima.
"Tapi kamu hanya miliku Cia"
Cia mendelik lalu menatap Aiden dan melepaskan tangan Aiden yang ada di pinggangnya dengan lembut.
"Belum yaaaa" ucap Cia.
Aiden tidak suka jika Cia melepaskan pelukannya.
Semua inti Cruel dan teman Cia saling lirik, mereka sungguh ingin tertawa saat itu juga.
"Ppppffffffff... Hahahahahaha... Cinta belum terbalas" ucap Aldino mengejek Aiden.
Aiden menatap Aldino dengan tajam, kini aura dinginnya menusuk sampai tulang mereka. Mereka menelan ludahnya kasar.
"Haduh mampus gue" Aldino merutuki dirinya sendiri.
"Udah paling bener gue diem aja" ucap Galang dalam hatinya.
"Ppppffffffff... Mampus lo, Al" ucap bima dalam hatinya.
"Dingin banget gilaaaa" ucap para cewe dalam hatinya.
Aiden menatap Cia lekat.
"Kakak antar ke florist" ucap Aiden lembut, ia tidak marah jika Cia belum menerimanya.
"E-eh ga usah kak, Cia bawa mobil" ucap Cia ga enak.
"Tidak ada penolakan" ucap Aiden final.
Cia menghela nafasnya.
"Huuuft baiklah kak. Tapi pake mobil aku yaa" ucap Cia.
"Hmm" ucap Aiden tersenyum dan mengelus pipi nya lembut.
Kini aura Aiden berubah dingin kembali, lalu melirik ke arah inti Cruel.
"Kumpul di markas" ucap Aiden.
Semua inti Cruel mengangguk.
"Hmm" ucap mereka.
"Teman-teman, Cia duluan yaaa" ucap Cia dengan senyum manisnya.
"Hati-hati" ucap mereka bersamaan.
Cia pun mengangguk dan langsung menarik tangan Hana lembut.
"Ayooo, Hana" ucap Cia.
...****************...
AR CORP
Terlihat Alex sedang fokus dengan pekerjaannya.
Tok tok tok
Bunyi ketukan pintu menghentikan kegiatan Alex.
"Masuk" ucap Alex datar.
Ceklek
"Permisi tuan" ucap Beni dengan membungkukkan badannya.
"Hmm.. ada apa, Beni?" ucap Alex dengan melanjutkan pekerjaannya kembali.
"Ini mengenai nona Cia tuan" ucap Beni.
Alex pun menghentikan kembali kegiatannya.
"Katakan" ucap Alex dengan menyenderkan punggungnya pada kursi kebesarannya.
"Dari laporan mata-mata yang berada di HHS. Nona Cia memiliki florist yang berada di sudut kota J, jalan k tuan" ucap Beni.
"Hmm, bagus. Kita kesana sekarang" ucap Alex.
"Baik tuan, saya akan mempersiapkan mobilnya. Kalau begitu, saya permisi" ucap Beni dengan membungkukkan badannya dan langsung melenggang pergi keluar dari ruangan Alex.
"Kita akan ketemu lagi baby" ucap Alex dalam hati dan tersenyum, ia sangat senang akan bertemu lagi dengan cahayanya.
Flashback On
Terlihat Alex kecil yang masih berumur 10 tahun tengah menangis di taman rumah sakit.
"Hiks hiks hiks, Ayah... Bunda... Kenapa kalian meninggalkan Alex?" ucap Alex dengan berderai air mata.
Alex ditinggalkan kedua orang tuanya pergi untuk selamanya karena insiden penembakan yang terjadi di rumahnya, ia selamat karena ia berada di ruangan rahasia rumahnya pada saat itu.
Tanpa Alex sadari ada Cia kecil yang berumur 4 tahun memakai pakaian rumah sakit tengah duduk di sampingnya.
Cia saat itu sedang di rawat, karena ia mengalami demam tinggi. Namun Cia memaksa perawatnya agar menemaninya jalan-jalan di taman rumah sakit, saat itulah Cia bertemu dengan Alex.
"Kakak, kenapa nangis?" ucap Cia lembut dan menatap Alex dengan wajah polosnya.
Alex menoleh ke arah seseorang yang berbicara padanya.
Deg deg deg
”Sangat cantik" batin Alex.
Alex sangat terpesona dengan Cia, terlihat ia tidak mengalihkan pandangannya dari Cia
"Kak... Kakak kenapa nangis?" ucap Cia sekali lagi untuk menyadarkan Alex.
"Kakak lagi sedih yaaa?" ucap Cia lagi.
"Hm" ucap Alex dengan menganggukkan kepalanya pandanganya tidak teralihkan dari wajah cantik Cia.
"Kakak ga boleh sedih lagi. Kakak bisa main sama Cia di sini”
"Cia berada di ruangan mentari,kak. Nanti kita main sama-sama... Iya kan sus ?" Ucap Cia melirik pada perawatnya.
Perawat Cia pun menganggukan kepalanya.
"lya nona muda" ucap perawat Cia.
Sedangkan Alex yang mendengar ocehan gadis polos yang ada di hadapannya terkekeh, tak sadar ia mengelus surai Cia lembut
"Mmm baiklah. Kakak tidak akan sedih lagi. Bolehkah besok Kaka main bersama kamu?” Ucap Alex dengan senyuman di bibirnya, ia kini sudah mengikhlaskan kedua orang tuanya, dan ia telah menemukan cahaya baru dalam hidupnya. Yaitu gadis yang berada di hadapannya saat ini.
Cia tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja kak”
"Nona muda, waktunya istirahat kembali” ucap perawat Cia.
"Hmm... Kakak, Cia pergi dulu yaaa... Babay” ucap Cia tersenyum melihatkan kedua lesung pipinya dan melambaikan tangannya.
Deg deg deg
"Manis sekali" batin Alex.
Namun saat Alex ingin mendatangi Cia besoknya, ternyata ruangan itu sudah kosong, Cia nya sudah pergi. Alex sangat sedih, kemana ia harus mencari cahayanya.
Flashback Off
Bersambung