Suami terbangsat adalah suami yang berusaha menjadi pahlawan untuk perempuan lain namun menjadi penjahat untuk istrinya sendiri. Berusaha menjadi teman terbaik untuk perempuan lain, dan menjadi musuh untuk istrinya sendiri.
Selama dua tahun menikah, Amora Juliansany tidak pernah mendapatkan perhatian sedikitpun dari sang suami yang selalu bersikap dingin. Menjadi pengganti mempelai wanita yang merupakan adiknya sendiri, membuat hidup Amora berada dalam kekangan pernikahan.
Apalagi setelah adiknya yang telah ia gantikan sadar dari komanya. Kedekatan sang suami dan adiknya hari demi hari membuat Amora tersiksa. Mertuanya juga ingin agar Amora mengembalikan suaminya pada adiknya, dan menegaskan jika dia hanya seorang pengganti.
Setelah tekanan demi tekanan yang Amora alami, wanita itu mulai tak sanggup. Tubuhnya mulai sakit-sakitan karena tekanan batin yang bertubi-tubi. Amora menyerah dan memilih pergi meninggalkan kesakitan yang tiada akhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan yang membuatku sadar
"Kenapa sih? Kaka itu selalu bikin Megan emosi, aku ini saudara kamu loh! Segitu beratnya buat kamu bantuin aku agar cepat pulih?" Amora yang masih menatap punggung Megan, tiba-tiba di cecar oleh Sunny yang sudah mendekat pada Amora.
Perhatian Amora teralih, wanita itu menatap adiknya yang duduk di kursi roda dengan tatapan kesal mengarah padanya.
Amora hanya menghela nafas, ia ingin segera pergi ke kamar untuk meminum obatnya dan beristirahat, sayangnya itu hanya menjadi angan belaka, mana kala Melinda datang.
"Ada apa Sunny, kamu terlihat kesal, sayang?" tanya wanita itu basa-basi pada Sunny, sementara disini Amora yang berstatus nyonya dirumah ini malah diacuhkan.
"Loh, ada Sunny disini?" Amora segera berpaling ketika suara ngebas itu terdengar. Di sana berdiri laki-laki yang selama ini menyayanginya dengan tulus, Nikolas Dramana ayah mertua Amora.
"Mora!" panggil Nikolas lembut, mengulurkan satu bag pada Amora. Yang segera Amora terima dengan senyum mengembang.
*****
Amora sedikit lega mendapati kehadiran Papa mertuanya. Nikolas tipe laki-laki tegas yang titahnya tidak bisa di bantah siapapun termasuk Megan.
Setelah meminum obat dan berganti pakaian, Amora hendak kembali turun kebawah, guna memenuhi panggilan si kepala keluarga yang baru datang dari luar negeri.
Kaki Amora belum sepenuhnya sampai di pertengahan tangga saat mendengar suara marah Papa mertuanya.
"Disini kamu tidak bisa melihat mana yang pantas dan tidak pantas Melinda!" suara cukup keras berhasil menghentikan langkah Amora.
"Wanita itu tidak pantas bersanding dengan Megan, Pa!" Sontak Amora memejamkan mata, hatinya sudah terlanjur lara dengan segala hinaan yang suami dan ibu mertuanya berikan selama ini, tetapi mengapa masih saja diperjelas dan diperdebatkan.
"Apa yang membuat Sunny layak bersanding dengan Megan? Karena dia sarjana? Dan berhasil magang di kantor Megan? Sementara Amora hanya tamatan SMA dan bekerja di toko bunga?"
Amora tidak tahan. Wanita itu tidak suka menjadi penyebab pertengkaran. Cukup dia hidup tanpa cinta selama ini, jangan lagi ada kebencian.
Amora akan melanjutkan langkahnya, baru selangkah, kini suara suaminya berhasil meremukkan seluruh hatinya.
"Tapi seenggaknya Sunny tidak malu-maluin dibawa bertemu dengan rekan bisnis, karena dia berpendidikan. Tidak menjijikkan seperti Amora!"
Jadi ini alasannya mengapa Amora tidak pernah dilibatkan laki-laki itu untuk menghadiri undangan rekan bisnis ataupun hal yang melibatkan pasangan lainnya?
Amora membekap mulut dengan kedua tangannya yang tiba-tiba bergetar. Syok dan tidak menyangka ternyata tidak hanya di acuhkan oleh suami, Amora juga dianggap memalukan untuk seorang Megan. Malang nian nasib Amora, setelah di vonis sakit keras kini dia mulai tahu mengapa sampai sekarang Megan tak mencintainya. Karena selain ada nama wanita lain di hati Megan, lelaki itu juga jijik padanya.
Amora memutar tumit, telinganya sudah tidak tahan mendengar semuanya. Dia berlari kedalam kamar, mengunci pintu dan menangis di kamar mandi dengan guyuran shower guna menyamarkan suara isak tangisnya yang tak mampu lagi di tahan.
Sementara di bawah, Tuan Nikolas juga tidak menyadari jika Amora mendengar pertengkaran mereka.
Satu tangan kanan Tuan Nikolas melayang, membuat tanda merah di pipi Megan.
"Jangan sesali perkataanmu, Megan. Tidak ada laki-laki sejati yang menganggap istrinya menjijikkan." rahang pria paruh baya itu mengeras.
"Hidup dalam kemewahan selama ini membuatmu buta akan arti perjuangan, Megan. Di balik kesuksesan Sunny ada peran seorang Kaka yang mengorbankan masa depannya, Papa harap kamu tidak akan pernah melaluinya." Megan tak mampu berkata-kata.
Tuan Nikolas menatap Sunny.
"Jika kamu wanita baik-baik seharusnya kamu tidak akan mau berada di antara Megan dan Amora saat ini, walaupun kamu pernah dicintai Megan, tetapi saat ini Amora sudah sah jadi nyonya rumah ini."
"Pa.." Tuan Nikolas mengangkat tangannya, tidak ingin ada yang menyela kata-katanya. Melinda pun tak berkutik dibuatnya.
"Hubungi orang tuamu, kamu tidak selayaknya ada disini merepotkan Megan dan Amora, yakinlah jika apa yang terjadi adalah takdir, berarti kalian memang tidak berjodoh. Karena takdir Megan adalah Amora."
Sunny menunduk dalam, wanita itu mengepalkan kedua tangannya menahan malu karena di usir secara terang-terangan.
Tuan Nikolas menyapukan pandangannya pada mereka semua. Sebelum beranjak pria paruh baya itu melirik putranya.
"Megan, temui Papa di tempat kerja!"
kalau bisa up nya tiap hari ka...
sebelumnya makasih byk ka...