NovelToon NovelToon
Since The Beginning In You

Since The Beginning In You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:698
Nilai: 5
Nama Author: Xi Xin

Felyn Rosalie sangat jatuh cinta pada karya sastra, hampir setiap hari dia akan mampir ke toko buku untuk membeli novel dari penulis favoritnya. Awalnya hari-harinya biasa saja, sampai pada suatu hari Felyn berjumpa dengan seorang pria di toko buku itu. Mereka jadi dekat, namun ternyata itu bukanlah suatu pertemuan yang kebetulan. Selama SMA, Felyn tidak pernah tahu siapa saja teman di dalam kelasnya, karena hanya fokus pada novel yang ia baca. Memasuki ajaran baru kelas 11, Felyn baru menyadari ada teman sekelasnya yang dingin dan cuek seperti Morgan. Kesalahpahaman terus terjadi, tapi itu yang membuat mereka semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xi Xin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anak Baru Kenal

Sesampainya di rumah, Wira seperti orang kebingungan.

Saat di dalam kamar, Wira langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Ia membiarkan kaki panjangnya menyentuh lantai seraya menutup matanya. Ia masih bingung dengan Felyn, Felyn meninggalkan Wira, padahal ia sudah mengatakan untuk menunggunya sebentar supaya bisa mengantarnya kembali pulang.

"Ah, nggak tahu lah. Yang penting dia balik ke rumah."

Berbeda dengan Wira yang sudah sampai di rumah, Felyn masih berjalan menuju ke rumahnya. Langkahnya sangat lambat, dia lagi memikirkan suatu hal.

"Kenapa aku merasa aneh saat dekat dengan kak Wira? Apa cuman perasaanku aja." batinnya. "Tapi....kenapa aku ninggalin dia ya? Kan dia menyuruhku menunggu."

Felyn juga bingung dengan sikapnya pada Wira tadi.

Ia menyadari kalau hari sudah semakin gelap dan mempercepat langkahnya menuju ke rumah. Ibu Felyn sudah menunggu di depan pintu dengan raut wajah gelisah, sepertinya ia khawatir karena Felyn belum juga pulang ke rumah.

"Aduh, ke mana anak itu? Kenapa belum pulang juga, udah magrib nih."

Felyn tiba di rumah. Ia melihat ibunya sudah menunggunya. "Loh, Ibu ngapain di luar?" tanya Felyn yang langsung menghampiri ibunya.

Ibunya langsung memeluknya. "Felyn! Kamu ke mana aja sih? Udah malam loh ini, kenapa nggak bilang kalau pulangnya telat?"

"Iya, Bu. Felyn lupa tadi. Abis kalau udah ke toko buku suka lupa waktu," jawabnya.

"Beneran nih kamu nggak ke mana-mana selain ke toko buku?"

Felyn mengangguk. "Iya, Bu. Lagian mau ke mana lagi coba?"

"Ya sudah. Ayo, masuk! Ibu udah khawatir banget dari tadi," ajak ibunya.

Felyn dan ibunya masuk ke dalam rumah. Felyn segera masuk ke kamarnya untuk membersihkan dirinya dan juga mengemas barang-barangnya kembali ke tempatnya. Setelah selesai, ia dan ibunya menyantap makan malam bersama, lalu menghabiskan malam dengan menonton TV di ruang keluarga.

Keesokan harinya .....

Pagi-pagi sekali Felyn sudah berada di dalam kelas. Seperti biasa ia sudah memandangi novel L&M 2 yang selalu menjadi buku novel favoritnya. Suasana kelas masih sepi, hanya ada dia dan satu anak laki-laki yang tidak ia kenal, tetapi mereka satu kelas. Sama sepertinya, anak laki-laki itu juga tengah sibuk membaca buku, tetapi bukan buku fiksi, melainkan buku nonfiksi.

Felyn terlihat kesal. "Ish, kenapa coba si Leon harus pergi ke Singapura?" Dia merengek karena alur novel yang dibacanya itu.

Karena kelas masih sepi, suaranya bergema dan terdengar jelas, hingga anak laki-laki yang tadinya fokus terganggu karenanya. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan serius, Felyn mencoba menghindari pandangannya dengan buku novelnya.

"Ehem, mana ya tadi? Ke mana hilangnya halaman tadi?!" kesalnya sambil membolak-balikkan halaman bukunya.

Saat ia mengintip, anak laki-laki itu sudah kembali fokus dengan buku yang dibacanya, Felyn pun menghela nafas lega. "Hufhh, untung aja dia nggak marah," bisiknya sambil mengelus dada.

Sekitar setengah jam kemudian kelas sudah mulai berisik dengan anak-anak kelas. Felyn dan Nadin juga sedang mengobrol, mereka berdua seperti sedang membahas sesuatu yang sangat lucu sehingga membuat Felyn tertawa terpingkal-pingkal.

"Fel, kamu ternyata bisa ketawa juga ya? Aku kira kamu slalu jutek," sindir Nadin sambil tersenyum.

"Ya, bisalah. Kan aku manusia, kalau aku robot mungkin aku nggak bisa ketawa."

"Karna mukanya kaku?" Nadin menunjuk kepada Felyn.

Felyn kesal. "Ih, bukan aku ya! Aku manusia normal, nih aku bisa gerakin pipiku."

Felyn dan Nadin saling mengejek satu sama lain, tapi itulah yang membuat mereka berdua bisa membahas sesuatu yang lebih menyenangkan dan bisa membuat hubungan mereka semakin dekat.

Felyn tak sengaja melirik ke arah laki-laki yang tadi membaca buku itu, ia duduk di barisan 4 ke samping kiri barisan pertama pas di dekat jendela.

Nadin memperhatikan tatapan Felyn pergi ke arah mana, ia terkejut dan langsung menghalangi pandangan Felyn dengan tangannya. "Stop! Jangan liat ke sana," sarannya dengan raut wajah panik.

Felyn menangkis tangan Nadin yang menghalangi pandangannya. "Ish, kenapa sih? Mukamu panik gitu lagi, kayak abis lihat setan."

"Iya, dia lebih seram dari pada setan loh, Fel!" tegas Nadin.

"Emm, iya sih dia agak....tertutup? Aku juga tidak pernah melihatnya."

Nadin menatap Felyn dengan wajah serius sambil menganggukkan kepalanya, karena sependapat dengan Felyn. "Nah, itu dia. Aku juga heran, kita padahal di sini satu kelas kenal semua walau...nggak dekat, tapi kalau dia ya memang benar-benar cuman kayak patung di kelas ini."

"Namanya siapa?"

"Namanya Morgan, Fel!" bisik Nadin.

"Ganteng sih, tapi pendiam banget, terus pas di tembak sama cewek dia cuman diam aja dan langsung pergi. Oh my god! Itu gila banget sih," jelas Nadin dengan ekspresi wajah seperti pendongeng terbawa arus ucapannya.

Felyn berpikir. "Aneh, kok aku nggak pernah tahu ada anak namanya Morgan di kelas ini? Padahal semua sudah ada di absen, tidak ada yang pernah menyebut nama Morgan." batinnya, ia mulai bingung. "Emm, apa perasaan aku aja kali ya, mana mungkin dia nggak di absen."

"Fel?" tegur Nadin.

"Nad, dia pernah di absen? Namanya ada nggak di absen?" tanya Felyn saking penasarannya.

Nadin mengangguk tanpa ragu. "Ya iya lah, ada di absen. Ini karna kamu sering baca novel aja makanya nggak terlalu tahu."

"Ah, iya. Bisa jadi gitu, sih. Aku cuman ngomong asal-asalan aja tadi!"

Kriingg! Kriingg! Bel masuk kelas berbunyi.

Eh, masuk-masuk! Entar lagi guru datang.

We, yang betul lah duduknya.

Awas, rapiin dulu semuanya?! Ketua kelas mana?

Nggak tahu, nggak masuk kali.

Jadi nanti siapa yang nyiapin kelas?

Ya, wakilnya lah. Gila, masih nanya aja dia?!

Nggak masuk otak!

Duduk we, jangan ada yang ribut lagi!

Semua langsung bergegas kembali ke kursi mereka masing-masing, mereka juga terlihat sangat serius sekarang.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki menuju ke kelas mereka. Mereka sangat serius, sehingga kelas yang tadinya ribut menjadi sunyi, seketika mereka memecahkan rekor kelas terdiam di SMA Karmoza.

Felyn juga bergegas meletakkan novelnya di bawah meja supaya tidak disita oleh gurunya. Tetapi, saat langkah itu sudah mulai dekat....mereka semakin gelisah.

Mohon, semoga Bu Rika nggak masuk!

Astaga, deg deg-an aku jadinya.

Jangan Bu Rika!

Ternyata yang datang adalah ketua kelas mereka yang baru saja telat. Raut wajah mereka semua langsung berubah menjadi kesal, karena mereka sudah mengira kalau yang akan datang adalah guru mata pelajaran sekarang.

Aih, aku kira Bu Rika. Ternyata si Randi.

Setan-setan, aku kira betulan juga!

Woi, Randi. Bikin takut aja kau, ya?!

Eh, aku kira beneran Bu Rika dong.

Hufhh, kaget cuy. Untung bukan Bu Rika.

Iya, kalau nggak yakin kita ulangan mtk hari ini.

Randi yang berdiri di depan pintu kebingungan melihat wajah teman-temannya yang tadi sangat tegang sekali. "Ada apa sama kalian? Kayak liat setan aja," tanya Randi kebingungan.

Eh, habis lo datang kayak kunti datang-datang bikin jantung mau copot.

Iya, bikin kesal aja!

Randi menggelengkan kepalanya seraya meletakkan sebuah buku di atas meja guru. "Nih ada tugas dari Bu Rika, dikumpul hari ini juga! Tugasnya ada di halaman 54, buat jawaban dengam caranya juga!" perintahnya.

Aih, tugas lagi-tugas lagi!

Ran, emang Bu Rika ke mana? Nggak datang?

Randi mengangguk. "Iya, dia ada pelatihan, jadi nggak bisa ngajar hari ini. Ulangan juga ditunda sampai minggu depan," jelasnya. "Udah kan, langsung dikerjakan ya teman-teman!" Dia kembali ke tempat duduknya.

Walau guru tidak hadir, tugas yang diberikan harus selesai hari itu juga, makanya mereka tampak sangat serius mengerjakan soal yang diberikan. Sebagian memang tidak mengerti tentang soal matematika, tetapi mereka juga tak jarang saling bekerja sama untuk menyelesaikan soal yang sulit.

Anak yang pintar dalam bidang mtk akan menjelaskan penyelesaian soal di papan tulis dan yang tidak mengerti bisa mengerjakan soal mereka. Begitu juga dengan Felyn, ia sama sekali menghindari mtk, tapi ia tetap berusaha untuk mengerti apa yang dijelaskan di depan kelas.

BERSAMBUNG .....

1
SISIN [Snow Fuyu]
Kisah cinta remaja yang tidak biasa
SISIN [Snow Fuyu]
Yuk mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!