NovelToon NovelToon
Senja Sendiri

Senja Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Persahabatan / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:967
Nilai: 5
Nama Author: Senjamenanti

Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nikah,yuk!

Sampai di stasiun, Aku nunggu Didit. Emang sengaja berangkat dulu pakai ojek online.

HP ku berdering saat pesan kopi.

"Aku lagi beli kopi." Keluar abis beli kopi, nyari didit sambil clingak clinguk. Dia nunggu deket pintu masuk dengan ransel. Tangan satu lagi kebelakang kayak ada yang disembunyiin

"Mamamu dimana?" Didit minta aku masuk dulu, petugas cek tiket kami. Kami ke ruang tunggu. Aku taruh tas ranselku ke depan agar bisa bersandar. Buket single flower di depanku. Dia tersenyum lalu duduk disebelahku.

"Mamaku mendadak ada customer minta Dia jadi MUA nikahan. Gara-gara MUA yang dipesen sebelumnya ga bisa dihubungi." Aku masukin bunganya dalem ranselku

"Kalau makanan dijagain baik-baik yaa, Mbak" Sindir Didit. Jadi ragu masukin ke tas tapi Dia bantuin masukin biar ga rusak. Kereta yang kami naikin dateng.

"Udah lama juga aku gak naik kereta." Dia taruh tas kami diatas. Baru mau merem, tangannya udah dibahuku meluk. Kepalanya ke kepalaku.

"Ciiill... cillll. " Didit bangunin Aku. "Bentar lagi turun." Kayak barusan merem tapi udah sampai. Didit ngambil tas ransel kami, kereta masih jalan.

Diluar stasiun, Bunda nyambut dengan senyum. Kami berdua cium tangan Bunda bergantian. Didit nawarin nyetir tapi Bunda bilang biar Didit istirahat.

"Kamu nginep rumah dulu.Dit."

"Besok aja pulangnya, Tante udah lama gak ngobrol sama Kamu" Didit senyum seneng

Aku yang duduk dibelakang langsung nepuk pundak Bunda "Bund,,, biar Dia balik aja"

"Kamu kenapa, Cil?" tanya Bunda

Didit dan bunda ngobrol di ruang makan sedang Aku lanjutin makan tanpa ngdengerin omongannya. Selesai makan, Aku biarin mereka ngobrol. Aku masuk kamar. Cari obat.. oh, obatku abis! Aku keluar kamar cari kunci motor.

"Mau kemana, Cil?" Tanya didit. Aku masih sibuk cari kunci.

"Cil..." Didit pegang tanganku.

"Cari apaa?" Tanya didit lagi. Aku diem, Bunda nyusul dibelakang Didit.

"Istirahat dulu. Kamu bisa pesen online kalau mau beli makanan"

"Aku pengen keluar dulu,Bund. Kan besok Aku balik.kunci motor dimana?"

Bunda buka laci pertama. "Ini"

"Aku temenin,yaa" Aku menggeleng tapi Dia memaksa.

"Kita kemana?" Tanya Didit sambil menyetir

"Rumah sakit" jawabku singkat

"Emang ada yang buka kliniknya jam segini?" Aku cek jadwal dokter, ternyata besok pagi.

"Besok pagi." Dia ga tanya apa-apa. Motor ke arah mall.

Di parkiran motor "udah lama kita ga kesini. Udah beda yaa parkirannya" Aku masih diem.

Dia genggam tanganku. "Mau makan lagiii?" Aku geleng.

"Ok, jalan yaa" ada yang nepuk pundakku. Aku noleh, Stefanni. Dibelakangnya ada Ariel, Egi, Cita, Sifa. Kami semua saling peluk. Didit juga kenal mereka. Dia salaman senyum.

"Nikah gak undang-undang!" Ga tau kenapa mulutku kaku buat ngluarin satu kata

"beluuum 2 minggu jadiian.Buk!" Jawab didit.

Mereka kaget "HaH? Ooh CLBK..!" Mereka ketawa. Mereka ngobrol bareng Didit, Aku cuma senyum-ketawa-mengangguk. Akhirnya Kami pisah karena Mereka balik kantor setelah istirahat. Kantornya disebrang mall. Didit masih berusaha nghibur Aku, kayak Dia tahu masalahku.

"Masih ada,Cil." Dia nunjuk tempat permainan.

Aku Tarik Didit. "Kita jalan-jalan aja" Ada tempat duduk. Aku duduk disana. Didit di sebelahku.

"Emang dokter bilang apa,Cil. Kok kamu harus ngonsumsi obat psikiater?" Aku nunduk, bukan gak mau jawab tapi mulutku beneran gak bisa ngluarin kata-kata. Aku tarik nafas panjang.

"Ini ada hubungannya sama kejadian waktu SMK atau kuliah?" Aku nahan nangis, tiba-tiba inget Gilang sama Vino. Didit pergi ninggalin Aku, gak tahu kemana.

Waktu ke psikiater 3 Tahun lalu "Dok, Saya gak bisa tidur 3 hari. Besok masih kuliah. Saya difitnah, dipermaluin sama temen-temen seangkatan Saya. Kalau Saya keluar dari kampus, kasian Bunda Saya. Tapi Saya harus selesaiin."

"Ada hal lain yang bikin kamu ngrasa sakit atau tiba-tiba badanmu sakit?"

"Waktu SMK temen Saya bunuh diri setelah ketemu Saya. Banyak temen-temen bilang itu bukan kesalahan Saya. Tapi Saya inget kata-kata Dia, pengen nginep dirumah Saya. Saya mikirnya Dia kayak minta tolong." Air mataku tumpah.

Pipiku seketika terasa dingin, Didit meyentuh pipiku dengan minuman dingin " Ada croissant disana,Cil. Ini Aku beli minumannya. Yuk! " Didit pegang tanganku. Dia lahap makan croissant. Semeja ada beberapa croissant, roti, spons cake "dit, siapa yang bakalan abisin?" Didit masih ngunyah. Dia nunjuk aku. "Gak boleh pulang sebelum abis" aku makan perlahan. "Becanda,Ciil! Ga perlu dimakan semuaa."

Kamu sampai kapan disini?"

"Aku ngikut kamu"

"Ga ada kerjaan lain? Atau ketemu temen gitu?"

"Asistenku sudah buat jadwal. Aku minta sabtu-senin kalau ada kerjaan atau ketemu temen-temen. Sisanya sama kamu." Aku diem

"Kenapa?" Didit bersihin remahan roti dipinggir bibirnya. "Bukannya kita dulu hampir tiap hari jalan bareng? Ini udah Aku kurangi 3 hari.Cil"

"Ok" bener-bener Aku abisin, kaos bagian perut ketat. Keliatan buncitnya.

"Gak keliatan" hibur didit. Dia genggam tanganku. Keluar mall.

"Hari ini aku balik. Nunggu driverku di rumahmu dulu, bolehkan?" Didit yang nyetir "jangan ngode, jawab iya atau nggk" ucapnya agak keras.

"Iya"

Di rumah gak ada Bunda. Bunda sudah berangkat ke cafe. Didit duduk depan TV, ambil remot nyalain. Kayak rumah sendiri. Udah ga ada sungkan-sungkannya. Dia kasih kode biar Aku duduk disebelahnya. Aku duduk dengan jaga jarak

"Disini ga ada CCTV, santai aja" ucap Didit. Dia geser ke Aku. Yang punya rumah siiapa..? Tangannya mulaai ke pinggangku meluk. Didit bersandar disofa, sedang Aku tetep duduk tegak.

"Santai sini.loh!" kata Dia

Aku bersandar. Kepalaku dibahu Didit. Tangan Didit belai kepalaku. Satu lagi pegang tanganku. Aku bisa tidur kalau kayak giniii.

"Ngantuk?" tanya dia. Tiba-tiba Didit duduk tegak memperhatikan mataku yang udah berat.

"Belum 30 menit.Cil!" Kata didit dengan nada agak meninggi.

Didit pegang dagu, natap mataku. Mukanya mau maju. Aku tahan bibirnya pake tanganku lalu ku dorong ke belakang!

"Udaaah... udaah! Aku melek!" Aku bersandar lagi. Didit ketawa.

"Nggak kok, Aku cuma becanda.. biar kamunya melek. Aku ditinggal tidur terus kalau kita lagi nonton." Tanganku ku lipat. 40 menitan aku nahan kantuk. Didit disebelahku memeluk bahuku, kepalanya miring diatas kepalaku. Sesekali memeriksa aku masih bangun atau tidur. Tanganku masih kulipat, mataku masih ku usahakan melek. Tapi bener-bener gak kuat, kepalaku bergerak jatuh. Tanganku gak sengaja ke pahanya. Aku benerin posisiku seperti tadi. Suara detak jantung didit kedengeran. Aku berusaha senyaman mungkin. Nafasnya terdengar berat. Didit duduk tegak . Bikin Aku makin melek.

"ehmmm.. Cil. Aku istirahat dulu. Kayanya abis perjalanan jauh, capek" Dia ambil remote. Matiin TV terus ke kamar.

Dia buka pintu lagi. "Tolong bilangin yang jemput Aku. Nanti Aku naik ojek online aja" Dia kembali nutup pintu.

Aku tiduran di sofa. Mainin HP. Chat dari david. "Heiii, dah lama gak ada kabar? "

"Bunda kamu bilang lagi ada di rumahnya"

"Aku boleh mampir? "

Aku balas "ada tunanganku disini, Dia pencemburu " ku tunggu balasan darinya. Malah chat dari bunda "kamu ngomong apa sama David? Kok Dia tanya kapan Cecil tunangan ?"

"Biar gak ganggu " jawabku.

Mobil berhenti didepan. Aku keluar dan menyampaikan ucapan Didit.

Aku chat Bunda "Bund, kapan pulang? "

"Bunda telat pulang, jangan macem-macem kalian berdua. Jaga diri "

Balik ke sofa mau tiduran, pintu kamar Didit dibuka. Dia duduk di sebelahku, buka kotak cincin ke arahku. Tapi mukanya ke arah TV.

"Nikah,yuk!" Ga ada gitu romantis-romantisnya!

"Pegel tanganku" kata dia, tangannya bergetar.

Aku tutup kotak cincinnya."Belum waktunya". Dia balik badan ke arahku.

"5 tahun Aku gak lirik cewek lain selain mikirin kamu. Temen nongkrongku biji kopi, temen ngobrolku mesin kasir, Aku tahu Kamu suka mojok kalau duduk, suka makan, perut buncit. Apalagi?"

"Kamu sekarang balik aja. Maaf, aku gak sengaja."

Dia bingung.

Aku senyum "Aku baru sadar. Kamu cowok normal.. apalagi kita cuma berdua."

Dia salting. Hampir jatuhin HPnya. langsung pesen ojek online.

"Ok, Aku balik. Tapii besok Aku kesini lagi" Dia masuk ke kamar ambil tas ransel, masukin cincin ke ke tasnya. Aku duduk ke arah dia, ngliatin dia diem. Gak lama, motor berhenti. "Aku balik dulu" aku mengangguk. Ga juga nganterin dia keluar.

Malamnya aku ke cafe Bunda. Masuk ke cafe. Dikasir, ngliat kesekeliling gak ada orang.

"Yang dicari mungkin masih di parkiran.Mbak Cecil" kata karyawan Bunda yang gak tahu siapa namanya.

"oh, yaa.. Terimakasih" aku lari ke parkiran sambil mikir "kok dia tahu aku sama siapa yang kucari? "

Tapi yang ku cari udah gak ada, Aku balik ke kasir. Bunda dibelakang karyawan tadi,

"Nyari siaapa?" Tanya Bunda. Karyawan itu nahan ketawa.

" Latte ice satu " kataku.

...****************...

1
Coke Bunny🎀
Terima kasih author! 🙏
Camila Llajaruna Cornejo
Pengen baca lagi dan lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!