Wanita Di Balik Pohon Pisang

Wita tersentak ketika bangun di tengah malam seperti ini dan ya memang dia selalu saja sendiri, apa lagi Radja sudah memutuskan untuk pindah kamar yang ada di lantai bawah sehingga dia memang tidur sendirian. hubungan mereka pasti akan bertambah jauh saja setelah kejadian meninggal nya Ana, entah wanita mana lagi yang akan Radja dekati.

Namun sejauh ini memang cuma Ana yang sampai di nikahi dan punya anak juga, kalau yang lain hanya cinta satu malam saja, Wita menarik nafas berat setelah ingat bagai mana dulu momen romantis mereka yang hanya berjalan beberapa bulan saja dan kemudian berakhir hambar seperti ini saat ini tentu nya.

Entah Radja yang memang tidak pernah cinta pada dia atau memang Radja suka dengan gadis gadis baru, gampang bosan dengan yang lama sehingga mencari gadis baru untuk memancing gairah. namun yang pasti mereka menikah bukan karena cinta, sama sekali tidak pernah ada cinta di hati mereka terutama Radja sendiri.

Mereka menikah atas permintaan Pak Kamis Ayah nya Juwita, dukun yang terkenal sangat sakti mandra guna dan memiliki anak perawan sangat cantik, banyak pria yang mengincar Juwita karena menurut mata mereka semua Wita sangat lah cantik. tapi di mata Radja biasa saja, sama sekali tidak ada kecantikan yang bisa membuat mata pria puas.

Sayang nya Radja malah terhutang budi sehingga mau tak mau dia menikahi Juwita, pernikahan mereka cukup besar karena Radja adalah pria beruang sehingga bisa membuat apa pun yang dia mau. walau yang di nikahi bukan lah gadis yang ia cintai, mungkin karena itu juga hubungan mereka hambar karena tidak ada cinta yang kuat untuk jadi pondasi.

"Aku harus cari sesuatu agar dia mau melihat ku sebagai istri." tekad Juwita yang kalang kabut juga memikirkan rumah tangga nya.

Di mata orang orang dia sangat cantik menawan tapi di mata Radja tetap biasa saja, bahkan tidur pun tidak pernah di temani seolah Radja memang sangat jijik pada nya. itu berlangsung sebelum Juwita kenal dengan Mateo, setelah kenal malah tambah menjauh saja Radja nya.

"Kamu belum tidur, Mas?" Wita melihat Radja yang sedang duduk di sofa.

"Menurut mu aku sedang apa saat ini?" jawab Radja tanpa menoleh.

"Apa salah nya sih tinggal jawab saja, atau kamu bisa jawab kalau lagi sedih akibat kehilangan istri muda!" sengit Juwita langsung menuju dapur.

"Kesal sekali aku dengan tingkah nya, tangisi saja Ana mu sampai air mata mu berubah jadi darah!" Juwita menggeram sendirian di dapur nya karena kesal akan jawaban Radja.

"Apa seperti ini?"

Sebuah suara serak bertanya di belakang Juwita membuat wanita ini langsung menoleh karena kaget, seketika dia membeku karena sangking takut nya melihat hantu seorang wanita berdir di belakan dengan air mata darah sangat deras. sangking deras nya juga sampai membasahi lantai seolah bajir, Juwita takut sekali melihat nya.

"Anakuuuhh mati karena kau!" tangan Ana berkuku hitam menunjuk wajah Juwita dengan sorot mata penuh kebencian.

"Tidak! jangan ganggu aku, pergi dari rumah ku!" teriak Juwita ketakutan.

"Kau harua ikut dengan kuuuhh, karena kau lah aku mati begini." Ana kian mendekat saja.

Blaaaaap.

"Kau kenapa?!" Radja menatap Juwita yang pucat di dekat kulkas.

"Hahhh?!" Juwita menatap di mana Ana berdiri tadi.

Radja segera pergi tanpa banyak tanya lagi karena memang mereka sudah dingin satu sama lain, tidak akan pernah bisa hangat lagi karena Radja sudah benar benar kehilangan minat. selain karena dia tidak cinta, bertambah pula akan tingkah nya Juwita yang segala pakai berondong untuk memuaskan nafsu nya.

"Mas dengarkan aku, Ana bisa masuk kerumah kita dan ini bahaya!" Juwita mengejar Radja.

"Bicara apa kau ini?" Radja menatap nya malas.

"Istrimu datang menghantui aku, bila arwah dia saja bisa masuk sini maka arwah lain juga bisa masuk!" geram Juwita sudah emosi.

"Apa kau lupa? oh ya tentu saja kau lupa, karena yang kau ingat hanya berondong hina mu itu saja!" sinis Radja.

"Jangan hanya mencela ku saja kau bisa nya! sebaik nya kau pikirkan bagai mana bila dia datang untuk menuntut balas soal kesalahan mu." geram Juwita.

"Dia tidak akan pernah datang kesini, rumah ini sudah di pagari oleh Pak Kamis Ayah mu!" bentak Radja sambil mendelik.

Juwita terdiam dan baru bisa menebak bahwa rumah ini cuma di pagar untuk satu arwah saja, bukan untuk sekua arwah yang punya dendam, soal arwah Ana itu menjadi urusan dia sendiri. Juwita tentu panik karena susah mau mencari dukun di kota, sedang kan Ayah dia sudah mati.

...****************...

"Kau lihat itu, sebelah kana dekat pohon pisang ambon." bisik Jeno pada Aksara.

"Ya aku sedang memperhatikan nya juga, tampak nya itu adalah dia." angguk Aksara.

"Pelan pelan saja agar dia tidak kabur, kalau kita terburu buru maka aku yakin dia akan kabur lagi." ujar Jeno.

Malam ini memang Aksara tugas lagi dengan Jati landak alias Jeno, dia malas mau di sandingkan dengan Jalak yang tidak sepemikiran dengan nya. kalau Jeno memang sudah terbiasa satu sama lain, karena mereka memang besty sejak dulu sekali sehingga tidak aka bisa di pisahkan lagi.

Mereka berteman sejak member Purnama hanya ada mereka saja dan itu sudah tahunan yang lalu, malah sekarang member Purnama kian bertambah sehingga ada yang cocok dan kadang kala ada juga yang tidak. sama seperti manusia juga, ada yang merasa srek dan ada juga yang tidak karena beda pendapat tentu nya.

"Hei kami ingin bicara dengan mu, tolong kau jangan kabur lagi." Aksara langsung berdiri di depan arwah di balik pohon pisang.

"Ada perlu apa?" tanya arwah itu yang tidak lain adalah kuntilanak Micel.

"Idih kok malah kau sih?!" kesal Aksara karena dia pernah ketemu dengan kuntilanak satu ini.

"Lah memang nya kenapa, aku kesini karena mau mencari kembang jantung ambon kok untuk makan ku." jawab Micel tanpa dosa.

"Eh ngomong ngomong kau sering ya kesini?" Jeno menatap Micel hingga membuat hati kuntilanak ini berdebar.

"Malah jatuh pula nanti ini kuntilanak edan, tatapan nya saja sudah sedalam itu!" batin Aksara bisa menebak nya.

Jeno menggaruk kepala nya yang tidak gatal melihat Micel malah tidak menjawab pertanyaan dia, malah melihat Jeno dengan tatapan penuh cinta akibat ketampanan suami dari Maharani, bila sampai ketahuan oleh pawang nya maka akan ribut besar karena Micel lancang mencintai suami orang lain.

Jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih dan selama siang menjelang sore, apa kalian sudah masak daging kurban nya😀