NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Jam pelajaran pertama di kelas 12 , suasana kelas terasa tenang dan serius . Mereka fokus mendengarkan pelajaran sejarah yang dibawakan oleh Bu Rose. Ada yang masih ingat?. Ya jelas ingat. Bu Rose si guru bk yang terkenal tegas, berwibawa dan sangat serius.

Ia juga menjadi salah satu pengajar sampingan khusus mata pelajaran sejarah, dan khusus untuk kelas 12 saja. Siapa yang berani bermain main dengan guru satu ini. Jelas mereka semua langsung tegap, diam dan mendengarkan dengan seksama.

"Kalian semua jelas sudah tau, sejarah masa lalu bangsa ini , yang akhirnya membuat kita berhasil berdiri dan bangkit di kaki kita sendiri,"

"Tak lepas dari perjuangan para pahlawan dan pendiri bangsa. Bahkan sampai detik ini , sejarah masa lalu masih berkaitan dengan kehidupan kita yang sekarang,"

"Saya ingin bertanya, Menurut kalian, bagaimana masa lalu bangsa kita memengaruhi kehidupan kita saat ini? Coba jelaskan pendapat kalian.” Tegas Bu Rose , sambil berkeliling dan membawa spidol di tangan nya.

Suasana hening sejenak, beberapa siswa terlihat berpikir keras. Tiba tiba tak ada angin tak ada ujan, siapa sangka pria di ujung sana mengangkat tangan dengan percaya diri. Jelas ini menjadi sesuatu yang boom , pecah dan diluar dugaan.

El menoleh ke pojok kanan, melihat Adit dengan tangan yang tinggi dan wajah percaya diri. El menoleh ke arah Devan di samping nya, memberi kode tak percaya dengan semua ini. Devan hanya tersenyum kecil sambil penuh keragu raguan.

"Silahkan, Kamu Adit berikan pendapat mu,"

"Terimakasih Bu, kalau menurut saya masa lalu itu seperti mantan pacar yang pernah kita punya. Kadang indah, kadang menyakitkan. Tapi tetap saja, kenangan ya akan selalu menjadi kenangan.," Tegas nya.

Semua siswa langsung terdiam sejenak, mereka saling menoleh satu sama lain. Apakah tidak salah dengar dengan jawaban itu. Dalam hitungan detik seisi kelas langsung meledak dengan tawa, mereka tertawa kecil sampai yang besar dan mengarah pada Adit.

Suasana menjadi ricuh dan tak terkendali, Bu Rose menatap tajam, ia geram melihat kelas nya menjadi ribut dan berantakan dengan jawaban Adit. " Diammmmm!!!!! Semuanya diammmmm, jangan ada yang tertawa," Bentak nya memenuhi seisi kelas. Mereka semua langsung terdiam, seperti suaranya sudah tersedot masuk oleh Bu Rose.

Bu Rose membenarkan kacamata nya, menegaskan rahang nya kemudian melangkah penuh ketegasan mendekati Adit di pojok sana. Kedua matanya mulai menajam, Adit hanya bisa pasrah dan diam. Perasaan nya mulai gemetar melihat Bu Rose datang ke arah nya.

"Aditya, saya bertanya tentang masa lalu bangsa. Bukan tentang sejarah mantan yang gak penting. Apa kamu paham!!!!," Gertak nya cukup keras.

Adit bergidik terkejut, " Iy,,,a Bu. Maaf saya paham," Sahut nya menunduk dengan nada suara gemetar.

"Baik. Kalo begitu ulangi jawaban kamu, dengan benar. Dan ingat!!!, dengan benar ," Ucap nya perlahan mengintimidasi.

"Menurut saya, masa lalu bangsa kita yang penuh perjuangan melawan penjajahan membuat kita belajar arti pentingnya persatuan dan semangat gotong royong dalam kehidupan sehari-hari Bu,"

" Dan dari masa lalu juga akan membentuk siapa diri kita sekarang, ada dua jenis manusia dalam masa lalu nya. Yang berdiri tegak melewati nya, atau yang berjalan bersama nya," Ucap Adit penuh nada penekanan, tatapan wajahnya berubah serius.

Devan yang awal nya tak tertarik melihat ke arah Adit, tiba tiba perlahan menoleh ke sudut kanannya. Tatapannya seolah ada sesuatu yang dia rasa berbeda. " Kenapa cara dia menjawab, seperti ada makna tertentu dari kata kata nya,"

"Dia tidak biasanya SE serius ini. Dan ekspresi wajahnya sangat aneh, berubah drastis seperti ada luka lama yang belum terobati," Jelas hati Devan memperhatikan gestur dan mengingat setiap kata kata yang dikeluarkan oleh teman nya.

Bu Rose menatap Adit serius, ia mengangguk perlahan dengan sedikit senyuman puas di balik wajahnya. " Oke. Jawaban yang cukup menarik,"

Adit tersenyum kecil, mengangkat dagu dan wajahnya dengan bangga. Akhirnya Bu Rose mengapresiasi dirinya kali ini.

********

" Proses replikasi DNA , yaitu proses penggandaan materi genetik yang terjadi sebelum sel membelah,"

" Proses ini dimulai ketika enzim helikase membuka rantai ganda, DNA dengan memutus ikatan hidrogen antar basa nitrogen. Setelah itu, DNA polimerase akan menambahkan nukleotida baru yang sesuai pada setiap untai tinggal sebagai cetakan,"

"Replikasi DNA bersifat semi-konservatif, artinya setiap molekul DNA baru terdiri dari satu untai lama dan satu untai baru. Proses ini sangat penting untuk memastikan informasi genetik dapat diwariskan dengan tepat ke sel anak."

" Demikian presentasi saya mengenai proses replikasi DNA. Apakah teman teman ada yang ingin bertanya, atau kurang jelas. Saya persilahkan," Jelas Serra, hari ini dia sedang melakukan presentasi sebagai tugas pengganti Minggu lalu.

Dia berdiri sendiri, mempresentasikan hasil kerja nya tanpa bantuan buku atau sering dikatakan hafalan biologi. Serra menghela nafas dalam, kerongkongan nya kali ini terasa agak kering.

"Baik, bagus sekali presentasi kamu Serra. Buat para siswa atau siswi jika ada yang ingin bertanya dipersilahkan, saya beri kesempatan bertanya," Ucap Bu Ani pada mereka semua.

Suasana kelas menjadi hening sejenak, setelah Bu Ani selesai berbicara. Ia berdiri dengan sedikit gugup , menatap sekeliling sambil berharap tidak ada yang mengangkat tangan. Napas nya terasa sedikit berat, dan ia mengusap keringat di dahinya dengan tangan.

"Please, semoga gak ada yang bertanya ataupun angkat tangan. ," Gumam nya berharap.

Perasaan Serra mulai campur aduk, ia begitu was was menatap seisi ruangan. Namun melihat keadaan yang masih kondusif seperti akan aman. Tapi jangan senang dulu, gadis yang duduk di depan dengan wajah serius dan kepintaran setara dengan alien cukup diwaspadai.

Serra mengarah pada Vicky yang duduk tak jauh dari dirinya berdiri, ia menggeleng perlahan agar Vicky tidak mengangkat tangan nya. " Jangan, Vic. Please," Bisik nya perlahan

Vicky mengerti gerak gerik yang dilakukan oleh Serra. Terukir senyum kecil di sudut bibir nya, dengan tatapan penuh arti. Serra menghela nafas lega, sepertinya kode yang dia berikan kali ini berhasil. Tapi tunggu dulu, wajah Serra mendadak berubah drastis. Wajah kecemasan mulai terlihat perlahan.

Ia menyipitkan pandangannya ke arah Vicky, " Perasaan gue gak enak, senyum itu seperti senyuman penuh arti. Gue tau, dia ngeluarin senyuman itu karena....," pikirnya.

Tak lama dari Serra yang menduga duga, rupanya ada tangan yang tiba tiba terlihat diatas. Wajah Serra mulai memucat, ia sampai tak berkedip.

"Iya, Vicky. Silahkan," Ucap Bu Ani mempersilahkan nya.

Wah ternyata ada udang di balik batu. Vicky mengangkat tangan dan itu tidak sesuai dengan kode dari Serra. " Tuh kan, apa yang gue bilang. Punya temen satu susah banget diajak kerja sama,"

"Gue yakin, jawaban dari pertanyaannya. Cuma bisa dijawab oleh pakar ilmuwan,"

"Sedangkan gue, belajar modal keyakinan, pengetahuan paling mentok , segitu segitu aja. Suruh jawab pertanyaan spek Professor, ampun deh bang," Gerutu pikiran Serra hanya pasrah dan meratapi nasibnya saat ini.

"Terimakasih Bu, saya...."

Dingggg,,,,,Donggg

Alarm bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswi diruangan saling sorak sorai kecil. Begitupun dengan Serra, wajah lesu nya kian memudar telinga nya seperti mendengar panggilan lotre. Saking senang nya ia sampai tak bisa mengendalikan dirinya. " Yesss, akhirnya," Jelas nya cukup keras, dengan gerakan tangan di depan tubuh lalu mengangkat nya sedikit sebagai tanda kebahagiaan.

"Serra, ada apa dengan kamu?," Tegur Bu Ani cukup terkejut dengan suara Serra dan tingkah nya.

Serra langsung terdiam, ia melihat tangan nya yang masih mengepal. Menoleh ke arah Bu Ani dengan senyuman kecil, sembari menarik kembali tangan nya . " Engga Bu, sedikit peregangan otot. Agak pegel tangan," Ceplos nya cengengesan.

Vicky menggeleng perlahan, ia tersenyum kecil. Ia paham jika Serra sedang mengalihkan fakta yang sebenarnya. " Serra, Serra gak pernah berubah,"

"Baik. Untuk Vicky pertanyaan disimpan. Minggu depan kita bahas bersama,"

"Baik Bu,"

"Buat kamu Serra, bisa kembali ke tempat duduk. Dan presentasi kamu kali ini cukup ada peningkatan,"

"Untuk semuanya pertemuan kita sampai disini, kalian bisa menggunakan waktu untuk mengisi energi, dan mengistirahatkan pikiran sejenak, Semuanya terimakasih dan selamat beristirahat,"

"Baik Bu, "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!