NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan

Terjebak Pernikahan

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Cinta Paksa / Tamat
Popularitas:188.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Momoy Dandelion

Ralina Elizabeth duduk tertegun di atas ranjang mengenakan gaun pengantinnya. Ia masih tidak percaya statusnya kini telah menjadi istri Tristan Alfred, lelaki yang seharunya menjadi kakak iparnya.

Semua gara-gara Karina, sang kakak yang kabur di hari pernikahan. Ralina terpaksa menggantikan posisi kakaknya.

"Kenapa kamu menghindar?"

Tristan mengulaskan senyuman seringai melihat Ralina yang beringsut mundur menjauhinya. Wanita muda yang seharusnya menjadi adik iparnya itu justru membuatnya bersemangat untuk menggoda. Ia merangkak maju mendekat sementara Ralina terus berusaha mundur.

"Berhenti, Kak! Aku takut ...."

Ralina merasa terpojok. Ia memasang wajah memelas agar lelaki di hadapannya berhenti mendekat.

Senyuman Tristan tampak semakin lebar. "Takut? Kenapa Takut? Aku kan sekarang suamimu," ucapnya lembut.

Ralina menggeleng. "Kak Tristan seharusnya menjadi suami Kak Karina, bukan aku!"

"Tapi mau bagaimana ... Kamu yang sudah aku nikahi, bukan kakakmu," kilah Tristan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Hasrat Terlarang

"Kurang ajar mereka!" geram Tristan.

Ia mengirimkan pesan kepada Hansan dan Hamin untuk mengacaukan situasi. Ia tidak bisa ikut masuk begitu saja untuk membawa kabur Ralina dari sana. Apalagi ia melihat Ralina dibawa oleh lelaki yang tadi bersama Karina.

Entah apa yang sudah Hansan dan Hamin lakukan. Seluruh lampu tiba-tiba mati dan alarm kebakaran berbunyi. Orang-orang berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri.

Di tengah kekacauan itu, Tristan mengambil Ralina yang sudah terkulai lemas dan pingsan. Ia membawanya pergi dari sana lewat pintu belakang lantai dua kemudian berjalan menuruni tangga hingga sampai di bagian belakang gedung.

Sorot lampu taman yang remang-remang membuat Tristan mampu melihat jelas wajah gadis yang ada di gendongannya. Ia benar-benar masih tidak percaya Ralina sudah tumbuh dewasa. Cantik ... Sangat cantik sampai ia terpaku menatapnya.

Ini pertama kalinya ia mengagumi seorang wanita. Wajah yang cantik dengan kulit yang lembut dan seputih kapas.

"Oh, astaga! Apa yang aku lakukan!" gumamnya pada diri sendiri.

Ia menggelengkan kepala, mencoba mengusir pikiran kotor dalam benaknya. Bagaimana bisa ia mengagumi anak SMA yang seusia dengan adiknya.

Tristan melepaskan jaket yang ia kenakan. Ia gunakan untuk menyelimuti tubuh Ralina yang terekspose. Sekali lagi matanya terpaku menatap wajah cantik itu. Ia kembali menepis pikirannya.

Tristan kembali menggendong Ralina, membawa wanita itu menuju ke parkiran. Sepertinya semua orang sudah keluar. Halaman depan dan parkiran tiba-tiba ramai dengan orang.

Kedua anak buahnya sudah menunggunya di sana. Hansan membukakan mobil untuknya tanpa bertanya apa-apa.

"Carikan penginapan yang terdekat dan tidak terlalu terkenal di sekitar sini!" pinta Tristan setelah duduk di dalam mobil. Ia menidurkan Ralina di atas pangkuannya.

Hansan dan Hamin duduk di kursi depan. Mobil segera dikemudikan meninggalkan parkiran klab malam itu.

"Apa yang tadi kalian lakukan di dalam?" tanya Tristan.

"Kami hanya merusak instalasi listrik dan alarm kebakaran, Pak," jawab Hansan sembari fokus menyetir.

"Sudah kalian pastikan aman atau tidak? Jangan sampai ada rekaman CCTV."

"Saya juga sudah meretas CCTV di sana, Pak. Anda tidak perlu khawatir," sahut Hamin.

"Baguslah kalau begitu."

Tristan kembali memandangi wanita yang ada di pangkuannya. Ia masih memikirkan bagaimana cara untuk bisa melindunginya.

Ralina memang bukan siapa-siapa, dia hanya teman adiknya. Tapi, dia tidak bisa tidak peduli padanya.

"Cepatlah kamu besar dan menikah dengan lelaki yang baik," ucapnya lirih.

Sekarang Tristan seperti seorang kakak yang harus menjaga adiknya sampai bisa hidup mandiri.

Mobil berhenti di depan sebuah losmen. Setelah Hansan dan Hamin mengurus semuanya, Tristan baru membawa Ralina ke dalam kamar yang sudah dipesannya.

Ia membaringkan perlahan Ralina di atas ranjang. Gadis itu sama sekali tidak terbangun. Ia mencium bau alkohol dari mulutnya.

"Kamu seharusnya lebih berhati-hati," ucapnya.

Tangan Tristan meraih helaian rambut Ralina yang tergerai. Rambutnya panjang, halus dan selembut sutra. Kulitnya yang mulus seakan menggoda Tristan untuk menyentuhnya.

Tanpa sadar tangan Tristan mengusap lengan yang lembut itu. Ada dorongan hasrat yang mempengaruhinya untuk mendekat. Apalagi bibir kecil itu terlihat sangat manis dan membuat ingin mencicipinya.

Tatapannya turun memandangi dada yang naik turun dengan teratur. Tristan seolah penasaran dengan apa yang tersembunyi di balik pakaian itu. Rok pendek yang tersingkan dan memperlihatkan paha mulus itu membuatnya menelan ludah. Ia sepertinya bisa berubah menjadi seekor binatang buas.

Namun, sesaat ia tersadar. Tristan menepuk dahinya. Tidak seharusnya ia berpikiran kotor terhadap wanita yang ingin dijaganya. Kalau dia sampai menyentuhnya, apa bedanya dia dengan lelaki kurang ajar itu.

Tristan mengambil napas dalam-dalam. Ia menutupkan selimut di atas tubuh Ralina. Ia menjauh, duduk di atas sofa untuk menenangkan diri. Hampir saja ia lepas kendali.

Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Tristan kembali bangkit dan berjalan menghampiri pintu. Hansan dan Hamin yang datang membawakan kantong belanja untuknya.

Sebelumnya, Tristan memang meminta mereka untuk membelikan pakaian dan makanan untuk Ralina.

"Apa Anda akan langsung pulang sekarang?" tanya Hansan.

"Tidak. Sepertinya aku akan menginap di sini malam ini," jawab Tristan.

"Ah! Kami lupa membelikan itu di apotek! Bagaimana kalau dia hamil?" celetuk Hamin tiba-tiba.

Sontak Tristan dan Hansan langsung mengarahkan tatapan tajam padanya. Ia tersenyum canggung merasa telah salah bicara.

"Maaf, Pak. Tapi dia masih SMA, kasihan ...," katanya.

"Memang kamu kira aku mau melakukan apa? Kurang ajar sekali isi otakmu!" gerutu Tristan.

Ia kesal dengan ucapan Hamin barusan. Padahal, ia memang hampir melakukan hal yang tidak-tidak kepada Ralina.

"Jaga bicaramu!" lirih Hansan seraya mencubit lengan Hamin.

"Maafkan saya," ucap Hamin.

"Oh, iya. Apa kami juga perlu ikut berjaga di sini?" tanya Hansan mengalihkan topik pembicaraan.

"Kalian pulang saja. Besok aku bisa pulang naik taksi!" perintah Tristan.

Kedua orang itu menurut. Mereka lantas pergi setelah urusannya selesai.

Tristan kembali masuk ke dalam. Kali ini ia tidak berani mendekati Ralina lagi karena takut khilaf. Ia memilih merebahkan diri di atas sofa empuk yang ada di sana.

***

Ralina menggeliatkan badannya di atas ranjang. Perlahan ia membuka mata dan kesadarannya kembali. Ia memandangi langi-langit kamar yang tidak familiar. Ingatan kejadian semalam mulai terlintas di kepalanya.

"Ah!"

Ia menjerit panik dan langsung terduduk. Ia mengecek pakaiannya, masih sama dengan yang semalam dikenakan. Ia melihat-lihat ke sekeliling, mengecek jika ada orang selain dirinya di sana.

Sepi. Kamar itu sangat sepi. Tidak ada tanda-tanda orang selain dirinya.

Ia ingat semalam datang ke klab malam bersama kakaknya. Ia akan diantar pulang oleh teman kakaknya karena merasa kurang enak badan. Lalu, terjadi kebakaran dan suasana jadi kacau. Ralina terpisah dengan teman kakaknya. Tapi, ada seseorang yang menggendongnya pergi dari tempat itu.

"Siapa yang sudah membawaku ke tempat ini?" gumamnya.

Tatapan mata Ralina terarah pada meja. Di atas meja itu ada sebuah paperbag dan air minum yang ditempeli selembar kertas. Ia bergegas turun dan mengambil kertas itu.

Kalau sudah bangun, jangan lupa sarapan dan mengganti pakaian. Lain kali hati-hati dengan orang yang baru dikenal. Sepertinya kamu juga tidak punya uang. Jadi, aku tinggalkan uang untuk ongkos taksi dan membeli jajan.

Ralina melirik ke atas meja. Ada uang 500 ribu yang terselip si bawah piring nasi goreng. Ia tertawa kecil, merasa heran dengan orang yang begitu baik menolongnya. Bahkan menyiapkan sarapan, pakaian ganti, serta uang.

Ia juga merasa lega tidak terjadi apa-apa padanya. Untung saja ia tidak diantar pulang oleh teman kakaknya yang kurang ajar itu.

1
Momoy Dandelion
Hai, semua ... terima kasih yang sudah mampir dan membaca karyaku ini. Jangan lupa baca karyaku yang lainya. See you 😊
Aisyah Ranni: Huhuhu ku menangis karena terharu dengan kebahagiaan Ralina dan Tristan 🙂 ditunggu karya romansa berurai emosi dan air mata ya Thor🙂
total 1 replies
Aisyah Ranni
Congratulation semoga ibu dan bayi bahagia selalu
Risma Hye Chan
Mkch kk sudah mau up aku seneng banget
Mommy'ySnowy 💕
iya salah langka saja,, tp Anda trllu jauh mengambil langkah yg salah trsbut shingga trlena dn mnjadi trbuay dgn langkah2 yg kau pijakan.../Cleaver/
Mommy'ySnowy 💕
nah kn,,komunikasi itu pnting dlm mnjalin hubungan,, ttap jga dgn baik yg syaanggg...🤗
udh mulai cair niiihhh
Mommy'ySnowy 💕
udh jelas kn ralin, ? jngn krna kluarga pamanmu mu yg maruk itu sudh mmbesarknmu, rmh itu rmh mu, tp kenangan pahit lebih dominan dsna,, jngan lgi bkin tristan kcewa dgn tindakanmu,, itulh mngapa tristan tdk mau jauh dri mu.. krna kamu itu batu,, d bilang toxic msihhh aja d kasihani..bela2in bohong demi mmpir k rmh,, itu yg kamu dpt dr kluarga toxic mu itu ralin,,bukaaa mata mu itu,,,,
Mommy'ySnowy 💕
mulai trburay prasaan ralin, mmbuka hati itu susah2 gmpang ya.. kdang salah paham itu yg bsa jd pnghambat.. dn ktidakprcayaan msing2..
Mommy'ySnowy 💕
mulai trburay prasaan ralin, mmbuka hati itu susah2 gmpang ya.. kdang salah paham itu yg bsa jd pnghambat.. dn ktidakprcayaan msing2..
Shifa Burhan
kata2 ini tidak akan merendahkan wanita dan tidak kan menjatuhkan harga diri wanita

*wanita bersimpuh didpan suaminya, dan mengatakan kata2 penyesalan, kata2 maaf, "maafkan aku suamiku, karena begitu banyak kesalahanku, bahkan aku sempat menjatuhkan harga dirimu didepan pria lain, maafkan aku suami yang sudah menyakiti hati, izin aku menjadi istri yang akan menjaga harga dirimu dan kehormatanmu didepan orang lain bahkan aku tidak akan biar ada lelaki lain yang akan meremehkan mu" kata ini tidak akan merendahkan wanita bahkan sampai ralina berani mengucapkan kata2 ini malah akan membuat ralina menjadi wanita istimewa yang berani mengakui kesalahan nya

jangan hanya tristan yang harus membuktikan diri dan minta maaf kalau merasa salah, buat juga ralina membuktikan dirinya pantas untuk suaminya

2 kesalahan fatal ini yang harus membuat ralina sujud minta maaf pada suaminya
*ralina tidak bisa menjaga harga diri suami didepan pria lian sehingga pria lain dengan gampang meremehkan suaminya
*pengorbanan ralina untuk pria lian sampai memohon2 pada suami pada kenyataannya itu melukai dan menghancurkan perasaan suaminya

thor buktikan ralina pantas untuk tristan, dengan begitu banyaknya pengorbana tristan untuk ralina, tristan bukan hanya menyelamat kan kehidupan ralina tapi tristan juga mengangkat harga diri dan kehormatan ralina serta melindungi ralina dan memberi keadilan untuk ralina

adil lah thor buat ralina jadi wanita istimewa untuk tritan,
Jelita S
terimakasih up nya yg banyak Thor🫰🫰🫰
stiefany
mewek aq bacanya lega jg rasanya raline uda bicara jujur
stiefany
engga ngerti lagi ini sama raline
Sumi yati69
terimakasih Kaka author sudah bnyak up nya semangat up selanjutnya
Shifa Burhan
serius aku nanya thor jika kau diposisi tristan punya suami kayak ralina
*suamimu membela wanita lain didepan mu
*suami berkorban untuk wanita lain
*suami pergi dan terbuka menerima bantuan dan kehadiran pria lain
*suami mu tidak peduli perasaan dan harga dirimu
*suamimu tidak pernah merasa bersalah padamu
thor apakah kau Terima diperlakukan kayak gitu

buka mata hati thor,
Shifa Burhan
thor serius aku nanya, author bisa bedakan mana salah dan mana yang benar tidak
ini novel thor sendiri tapi kau tidak paham novel mu sendiri
ini fakta novelmu, jelas2 novel mu ralina yang banyak melakukan kesalahan pada tristan tapi kenapa kau putar balik fakta jadi tristan yang menyesal, mengaku salah dan minta maaf

ini daftar kesalahan ralina biar terbuka sedikit hatimu thor
*munafik dia tidak suka suaminya didekati wanita lain tapi dia sendri dekat dengan pria lain
*istri laknat dia tidak peduli perasaan suaminya tapi dia begitu peduli perasaan pria lain
*menjatuh kan harga diri suami dengan membela pria lain didepan suami
*playing victim dia merasa diperlakukan kayak pelacur taoi dia sendiri yang membuat demikian
*berhubungan badan dengan terpaksa dan wajar datar
*membangkang, melawan, durhaka
*dia menginjak2 harga diri suami dengan membela, perhatian, dan berkorban untuk lelaki lain
*dia membuat suami jadi pengemis yang terakhir karena merasa istrinya disentuh dan hamil anak lelaki lain
*kelakuan ralina dia atas susah melukai perasaan suami sangat2 dalam

ini poin masalah, ralina tidak pernah mengaku kesalahannya, ralina tidak pernah merasa salah, ralina tidak pernah merasa menjatuhkan harga diri suaminya, tidak ada permintaan maaf ralina, tidak ada perjuangan ralina mengobati hati dan harga diri suaminya, belum ada ralina membuktikan dirinya pantas dapat kesempatan

sampai episode ini belum ada satupun kelebihan rakina yang membuat tristan beruntang dapat ralina
Shifa Burhan: adil lah thor, kau hanya melihat dari sisi ralina saja jadi semua kelakuan kau bela dan kau benarkan

miris
total 1 replies
Risma Hye Chan
Mkch bnyak kak udah up lagi setiap Kk up aku ksih hadiah dan vote yaa
Jelita S
ah aku sampe nangis tau baca part ini😭😭😭
Tri Misyani
nah gitu dong saling terbuka
Dessy Norma
makasih up nya untuk hari ini. walaupun jarang komen, AQ selalu menanti ceritamu... semangat kak
Aisyah Ranni
Duhh akhirnya perjuangan berbuah manis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!