"Ganteng banget, pasti burungnya gede."
Penulis gila yang masuk ke dalam novel orang lain, karena malas berurusan dengan plot alay. Dia mengadopsi man villain dan menikahi second male lead.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sekolah = masalah
Setelah lamaran yang mengharukan dan penuh cinta, Sky izin keluar untuk merokok. Sky perokok berat, bisa menahan tidak merokok seharian saja sudah sangat hebat. Yola tau masih butuh waktu lama bagi Sky untuk berhenti merokok.
Yola memilih tidur di sofa empuk karena merasa lelah, di luar Sky merokok sambil menatap pemandangan malam yang semakin sepi. Rumah sakit memang menakutkan saat malam hari, Sky bahkan merokok di kawasan bebas merokok ada di lantai satu dekat parkiran.
"Gila sampe luka lidah gue gara-gara seharian ngemut permen." Gumam Sky, berusaha keras untuk tidak merokok.
Saat sedang asyik bermain asap, Sky melihat ada ambulans datang yang di ikuti anak motor. Seketika Sky jadi ingatan ucapan Yola, dia melihat jam saat ini dan benar saja sudah lewat jam 12 malam.
"Gila, ngga mungkin kan itu beneran Mahesa?." Gumam Sky, dia mengamati dari jauh.
Selesai merokok dua batang, Sky langsung kumur-kumur, cuci muka, ganti kaos dan minum susu kaleng. Sky jadi terbiasa melakukan ini setelah merokok, berawal dari paksaan jadi terbiasa.
Sky masuk ke dalam, dia bertanya pada resepsionis dan pura-pura jadi teman Mahesa. Dia ingin memastikan saja jadi mau tidak mau harus pura-pura.
"Apa benar teman saya yang bernama Mahesa Birawa kecelakaan? aku mendapatkan informasi jika dia di larikan ke sini." Ujar Sky.
"Benar, baru tiba beberapa saat lalu. Saat ini sedang di larikan ke UGD." Jawab resepsionis.
"Terimakasih." Sky bergegas pergi.
Sky berjalan dengan syok, bagaimana bisa apa yang di katakan Yola itu benar. Padahal dia pikir itu tidak akan terjadi, saat Sky melewati lorong sebelah bangunan UGD, seseorang memanggil namanya.
"Kak Sky!." Teriaknya.
Sky malas berhenti dan terus saja melangkah pergi, itu karena yang memanggilnya tadi Senja. Tidak ada waktu untuk basa basi dengan manusia itu, dia harus cepat-cepat kembali dan tidur saja karena besok sekolah.
Sampai di ruang rawat Langit, Sky langsung rebahan di sofa panjang lainnya berhadapan dengan Yola. Mereka terlelap karena lelah, Sky sudah membawa seragam sekolah, tadi anak buahnya sempat datang membawakannya.
Ini seragam baru karena tidak mungkin Sky meminta anak buahnya membobol rumah Yola, dia harus menjaga rahasia dan privasi Yola.
Pagi hari tiba dengan cepat, Yola dan Sky bergantian mandi di kamar mandi bersiap untuk berangkat ke sekolah. Langit sudah bangun, akan ada perawat yang akan membantu mengompres, mengganti perban, memberikan cairan nutrisi, membantu buang air, dll karena Yola sudah membayar pelayanan tersebut selama dirinya sekolah.
"Ibu berangkat dulu ya, cepat membaik dan pulih." Ucap Yola hangat.
"Iya." Langit malu ingin memanggil Ibu.
"Gue bawain bakso rudal biar lo cepet sembuh." Celetuk Sky.
"Terserah." Langit muak.
Sky dan Yola keluar dari rumah sakit dan bergegas berangkat ke sekolah. Sky lupa jika di rumah sakit masih ada antek-antek Mahesa, kemunculan Sky dan Yola disana menarik perhatian mereka.
"Loh Kak Yola juga disini?." Pekik Senja menghadang.
"Iya, magang jadi hantu lumayan semalam dapet seratus." Jawab Yola ngarang.
"Kebetulan banget aku juga mau berangkat ke sekolah, aku nebeng ya soalnya Kak Mahesa lagi sakit." Ucap Senja dengan manja.
"Nggabisa, coba bonceng anak buah lakik lo itu." Tolak Yola.
"Nggabisa, Kak Mahesa bisa cemburu nanti." Murung Senja.
"Ya mau gimana lagi? lo pesen taxi aja sana." Sinis Yola.
"Kok Kakak tega banget sih? lagian itu kan mobil kak Sky." Ujar Senja kesal.
"Idih kata siapa? itu mobil gue." Yola menyikut lengan Sky.
"Udah lah berangkat aja, ngapain ngurusin orang gajelas." Sky menggandeng Yola pergi dari sana.
Senja mengejar tapi Yola dan Sky sudah berlari dengan cepat dan pergi begitu saja. Senja merasa marah, dia baru pertama kali di acuhkan seperti ini. Selama ini dia di dambakan dan di sayangi banyak pria dan wanita, tapi kenapa Sky dan Yola terang-terangan menjaga jarak.
"Pasti karena lo takut kalah saing kan, Yola? liat aja nanti, gue bakal bikin Sky bertekuk lutut sama gue." Batin Senja.
Yola dan Sky sampai di sekolah dengan selamat, aman, damai. Mereka bergandengan tangan menuju kelas mereka, karena cuti nyaris satu minggu membuat banyak murid penasaran kemana perginya Yola dan Sky selama ini.
"Lo kalo pake Hoodie gini keliatan kurus ya, padahal otot lo keker banget." Ujar Yola.
"Lo suka sama otot gue?." Bisik Sky.
"Suka lah, gimana rasanya dibanting sama lo ya." Yola mengerling nakal.
"Wah ngga baik sih, kita belum nikah." Bisik Sky.
"Kan bentar lagi lo bakal nikahin gue kan?." Yola tersenyum penuh arti.
"Haha iya, semoga lo bahagia sama gue." Bisik Sky menatap dengan perasaan.
"Stop deh, kepala gue berasap." Yola salting.
Mereka berjalan menuju kelas mereka, tapi bisik-bisik para siswa terdengar sangat panas. Yola dan Sky diam-diam menguping gosip, supaya tidak tertinggal update terbaru.
Lo denger ngga sih semalem
Mahesa kecelakaan kan
Iya, katanya nabrak mobil
Kok bisa sih?
Katanya lagi balapan liar di jalan
Terus si Senja gimana? pasti sedih banget
Dia nginep di RS katanya
Mahesa gapapa kan
Katanya sih patah tulang tangan kiri
Syukur deh masih hidup
Yola hanya tersenyum mendengar gosip itu, merasa sangat kekanak-kanakan sekali. Sky justru penasaran, apa alasan Mahesa mau balap liar tanpa pembatas lintasan.
Sampai di kelas masih saja banyak yang bergosip soal kecelakaan Mahesa. Yola jadi bosan, sudah lama dia tidak sekolah sepertinya akan tertinggal pelajaran.
"Apa alasan si Mahesa itu kecelakaan?." Bisik Sky.
"Senja di deketin cowo, nah cowo itu anggota Genk motor juga cuma ngga se terkenal Mahesa. Karena cemburu Mahesa nerima tantangan si cowo itu, yaudah karena ga punya pengalaman balapan liar di jalanan ya dia kecelakaan. Si Senja bakal nangis-nangis pas di rumah sakit, tapi dia bakal menggatal saat ngga ada Mahesa." Bisik Yola.
"Menggatal?." Sky mengerutkan kening.
"Iya contohnya cari cara buat bisa ngobrol sama lo atau cowo lainnya, lo liat aja nanti." Bisik Yola penuh arti.
"Najis banget." Sky mengernyit jijik.
Yola belajar dengan giat karena dia memang pintar jadi mudah mengejar keterlambatan. Sky dan Yola akan fokus saat jam pelajaran, lalu saat jam istirahat mereka pergi ke kantin untuk mengistirahatkan otak.
"Aslinga gue pusing, cuma sok tenang aja." Gumam Yola, sambil makan bakso.
"Hahaha gue bahkan ga ngerti guru tadi ngomong apa." Sky tertawa.
"Tapi wajah lo datar dan serius, gue pikir lo beneran paham sama pelajarannya." Yola terkekeh.
"Biar ngga keliatan oon aja, soalnya yang mukanya oon gampang di panggil ke depan." Jujur Sky.
"Hahahaha iya banget lagi." Yola setuju.
Baru saja makan dengan tenang, suara memuakan terdengar. Ini aneh karena suara itu hanya menyapa Sky tanpa menatap Yola sama sekali, Sky sekarang tau apa maksud dari ucapan Yola saat di kelas.
"Kak Sky, aku duduk disini ya aku takut kalau rame. Aku punya trauma Kak, untuk sementara aku duduk sama Kakak ya." Ucap Senja.
"Najis." Jawaban Sky sangat soft spoken.
"Hahahah Kakak bisa aja bercandanya." Senja tertawa malu.