Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
"Elenio?" panggil Gianina membuyarkan lamunan Elenio.
"What's on your mind?"
"I was just... day dreaming?"
"oh, jangan terlalu banyak melamun, takutnya kemasukan entar," ucap Gianina mencairkan suasana. Elenio terkekeh dibuatnya.
"Yang ada setannya udah takut sama saya duluan, Tan!" balas Elenio
"Ya iya lah! Lo kan rajanya setan!" Tentunya bukan Gianina yang mengucapkannya. Entah bagaimana Zanna sudah ikut bergabung di meja makan dan menyahuti ucapan Elenio.
Seketika Elenio dan Gianina melirik ke arah Zanna yang sudah rapi dan cantik dengan seragam yang pas di tubuhnya.
"Eh Zanna udah rapi aja. Mau makan apa biar Ibu ambilin," Gianina seketika menotice Zanna.
Zanna tampak melihat-lihat lauk di depannya. "Eummm, terserah ibu aja deh!" balasnya.
Gianina tampak menggeleng, lalu mulai mengambilkan sarapan untuk Zanna dan Elenio.
"Tan, jangan kebanyakan sayurnya," celetuk Elenio, menyadari Gianina hendak meletakan banyak sayur di piringnya.
Gianina tentunya tak menanggapi celetukan Elenio. "Eitsss jagoan harus banyak-banyak makan sayur oke! Bagus loh buat masa-masa pertumbuhan kaya kamu gini," ucapnya menggoda.
Elenio tampak sebal, tidak Mamanya, tidak Tante Gia, sama-sama suka memaksanya makan sayur. Ah, ia jadi rindu Mama cerewetnya itu. Apa Mama baik-baik saja mengetahui anak tersayangnya ini menghilang? Semoga baik-baik saja.
Zanna mengerutkan kening, menyadari betapa akrabnya kedua orang ini. Rasanya masih sangat membingungkan. Ngomong-ngomong dia sedikit dejavu duduk bersampingan dengan Elenio seperti semalam, bedanya kini ana personil tambahan, Ibunya sendiri. Masih tidak menyangka akan ada suasana seperti ini. Rasanya ke khawatirannya tadi malam tak ada gunanya.
Menyelesaikan sarapannya, Zanna kini menatap Ibunya. "Ibu, kaya biasa ini hari Senin Zanna pulang telat yah," ucap Zanna melapor
Gianina mengangguk. Sudah hafal sebenarnya dengan jadwal anaknya ini. "Iya, nanti kalau gak ada angkutan telfon yah!" pesannya.
"Siap! Ya udah, Zanna berangkat dulu!" pamitnya, kemudian beranjak menyalami Ibunya tak lupa memberi kecupan pada pipi ibunya.
Saat akan melangkah pergi, suara Elenio mengurungkan niatnya.
"Gue gak disalimin nih?" celetuk Elenio
Dengan songong Zanna menatap cowo itu. "Ogah!" balasnya. Namun, cewe itu menyodorkan kepalan tangannya pada Elenio, mengajak bertosria.
Elenio terkekeh, lalu bertosria dengan Zanna.
......................
Seperti biasa Zanna berangkat ke sekolah dengan Nora, temannya. Mereka menaiki bus mini untuk berangkat ke sekolah.
"Hari ini ada pr gak, Na?" tanya Nora
Zanna yang sedang memandang jendela pun menoleh. "Gak ada kayanya," jawabnya setelah mengingat-ingat.
Nora menghela nafas lega. "Huhhhh! Syukur deh!" ucapnya
"Gue tebak semalem lo pasti abis begadang drakoran!" ucap Zanna dengan mata memicing. Hafal sekali dia dengan kebiasaan temannya ini.
Nora seketika cengengesan. "Tau aja lo!"
Zanna memutar bola matanya malas. Kebiasaan buruk Nora ini sedikit menjengkelkan baginya. Disaat dia begadang untuk ngerjain tugas, Nora malah begadang drakoran. Mana nyontek lagi. Mau pelit, tapi temen sendiri.
"Eh, lo tau gak semalam gue non-"
"Diem! Gue mau tidur!" Zanna segera memotong ucapan Nora.
Nora memandang aneh pada Zanna yang mencoba tertidur.
"Tumben-tumbenan lo, biasanya mau-mau aja
dengerin cerita gue! Lo juga kelihatan ngantuk! Hayo lo semalem habis ngapain?"
selidiknya.
"Gak, kepo lo!"
"Nyebelin lo!" kesal Nora lalu memilih memainkan hpnya, membiarkan Zanna tertidur.