Menikah dengan orang kaya tidak membuat hati chika bahagia. setahun menikah yang chika dapat hanya hinaan dan juga cacian dari ibu mertuanya.
Suami yang seharusnya melindungi ini malah sebaliknya. Rendra tidak hanya menyakiti pisik namun ia juga melukai hati chika. setiap malam rendra akan tidur bersama kekasihnya, sedangkan chika hanya bisa meringkuk di kamar yang ukurannya 3x3.
.
.
.
Bagaimana nasib chika selanjutnya? apa chika akan bertahan atau chika akan menyerah dengan rumah tangga yang baru seumur jagung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 BERSAMA MARTIN
Martin kembali kedalam mobil entah apa yang ia bawa dari mobil " Apa kamu suka minum? " Tanya martin sambil membuka segel minuman.
Chika menggelengkan kepalanya " Aku tidak pernah minum " Jawab chika.
" Minumlah sedkit agar bisa menghangatkan tubuhmu, aku tau pasti saat ini kamu sedang banyak beban " Martin menyodorkan botol minuman kepada chika.
Chika sempat termenung lalu mengambil botol minuman dan mencoba meminum. Chika sempat meringis ketika meminum " Pahit sekali " Kata chika.
Martin tersenyum " Hanya awalnya saja setelah itu tidak lagi " balas martin mengambil botol minum dari tangan chika.
" Sepertinya kamu sudah terbiasa minum ya, makanya gak merasa pahit " Ucap chika.
" Tidak juga. Aku akan minum jika saat di pusingkan oleh kerjaan " Balas martin meminum minumannya.
Chika mengangguk paham lalu hendak mengambil botol minumanan dari tantan martin namun langsung di cegah oleh martin.
" Kenapa? "
" Sudah cukup. Kamu jangan minum banyak-banyak, aku menyuruh kamu minum hanya untuk menghangatkan badan bukan untuk mabuk " cegah martin.
" Dikittt lagi.. " Pinta chika
" Tidak! " Martin langsung menumpahkan isi dalam botol " Aku juga tidak akan minum lagi "
" Is sayang sekali, setauku minuman yang seperti itu sangat mahal " Kata chika
Martin menaikan sebelah alisnya " Tau dari mana kalo minuman ini mahal? " tanya martin.
" Aku suka lihat kekasihnya mas rendra yang selalu memuja-muja minuman itu di depan teman-temannya, makanya aku tau " balas chika.
Bukan sekali dua kali teman-teman vhey berpesta minuman di rumah rendra ketika rendra sedang pergi keluar kota, bahkan vhey juga selalu menjadikan chika sebagai upik abu yang tidak ada harganya di rumah itu.
Martin tersenyum miris mendengar cerita chika, sungguh pilu nasib chika " Kenapa kamu mau di perlakukan seperti itu? Apa kamu tidak memiliki harga diri? " tanya martin
Chika memalingkan pandangannya kearah lain " Memangnya aku punya apa? Aku hanya wanita biasa yang di pertemukan dengan kakek bastian dan di angkat menjadi cucu menantu " Balas chika menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya.
Jika waktu bisa di putar chika juga tidak ingin berada di posisi seperti ini, chika lebih bahagia hidup apa adanya dari pada terlihat bahagia padahal hatinya hancur.
Martin menepuk-nepuk pundak chika pelan " Apa kamu tidak ingin meninggalkan dia, dan memulai hidup baru? " Tanya martin.
" jika waktunya sudah tiba, maka aku akan meninggalkan dia " jawab chika.
" Sampai kapan, sampai mereka benar-benar merendahkan kamu? Jika kamu mau aku bisa membantu kamu "
Chika menggelengkan kepalanya pelan " Terimakasih atas tawarannya namun aku tidak ingin melibatkan orang lain dalam urusanku " Ucap chika " Aku tidak ingin menyeret nama baik kamu "
" Aku ikhlas jika kamu mau "
" Tidak. Kamu terlalu baik dan kamu tidak pantas mendapatkan cemoohan orang "
Martin membuang nafasnya pelan entah terbuat apa hatinya chika sampai-sampai tidak ingin menerima bantuan darinya.
" Aku tidak bisa memaksa kamu tapi jika kamu membutuhkan bantuan aku, segera hubungi aku. Dengan senang hati aku akan membantu kamu " Kata Martin tulus.
Chika tersenyum " Terimakasih " ucap chika yang merasa memiliki sandaraan.
Selama ini chika hanya hidup sendiri menjalani semuanya sendiri namun kali ini, chika memiliki teman curhat dan ia juga memiliki seorang pelindung.
Martin membawa kepala chika agar menyandarkan kepalanya di bahu lalu mengusap rambut chika dengan lembut.