Terlambat

Dalam kesedihannya yang mendalam, Naina tak sanggup lagi dan ingin melarikan diri.

Dengan dalih memulihkan dirinya yang lemah pasca keguguran, sebulan kemudian, Naina sudah berada di kampung halamannya. Raja Moft yang khawatir dengan adik iparnya yang tidak mampu menahan kesedihannya yang mendalam, menulis surat kepada orang tua Naina.

'Saya ingin Naina memiliki kehidupan yang damai sampai perasaannya tenang. Masanya diserahkan pada hati Naina.'

Raja sendiri yang mengatur semua transportasi dan mengantarkan Naina dengan selamat ke tempat orang tuanya.

Di desa kaki pegunungan, udaranya masih segar mungkin akan cocok untuk menenangkan diri.

Naina kini berada di luar kota bersama pembantunya, Sean, yang menyamar sebagai rakyat jelata. Sean tiga tahun lebih tua dari Naina, dan sudah seperti kakak perempuan Naina sejak mereka masih kecil. Setiap kali mereka bermain rumah, dia selalu berperan sebagai kakak perempuan.

Keduanya melewati jalan utama, menaiki tangga kecil, dan melewati jalan yang rumit. Meskipun jalurnya sempit, itu adalah tempat yang ramai dengan lalu lintas yang tinggi. …Tentu saja, karena kawasan itu dipenuhi dengan beberapa rumah bordil dan bar kelas atas, dan merupakan tempat di mana orang terus-menerus datang dan pergi siang dan malam.

“Nyonya, itu toko di sana.”

“Ya, ayo pergi.”

"Dipahami."

Meski mengetahui risikonya, ada alasan mengapa istri saudara laki-laki raja itu pergi ke kota dengan menyamar. Sean memimpin jalan dan diam-diam membuka pintu gedung, yang sangat mengesankan untuk sebuah toko obat. Saat dia masuk ke dalam untuk mengawal Naina, seorang pria paruh baya berpakaian bagus memanggilnya dari konter.

"Selamat datang."

Naina melangkah maju.

"Halo, saya ingin membeli obat." Naina berkaca dengan suara halus dan pelan.

“Obat apa yang kamu cari?”

“Saya ingin kontrasepsi efektif yang juga tidak membebani tubuh.”

Toko itu adalah toko obat yang terkenal karena memasok obat-obatan khusus ke rumah bordil kelas atas. Setiap orang yang sering mengunjungi toko tersebut tahu bahwa itu adalah obat yang diberikan kepada pelacyur populer. Biasanya, tergantung seberapa terkenal pellacur itu, dia bahkan menerima perlakuan khusus untuk mempromosikannya lebih jauh.

“Hmm… Ada beberapa, tapi harganya sangat mahal, jadi kami jarang menjualnya di toko. Maaf, tapi saya tidak bisa menjualnya kepada pelanggan kami…”

“Saya bisa membayarnya.”

Uang bukanlah masalah bagi Naina, uang bulanan yang diberikan kepadanya hampir tak pernah dia pakai.

Naina melirik Sean. Tatapannya seolah memberi tahunya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Sean maju dan mengeluarkan koin emas dari sakunya, meletakkannya di meja. Koin emas dengan kualitas yang sangat bagus, kemilaunya terlihat dari jauh. Melihat hal tersebut, sikap pemilik toko langsung berubah saat melihatnya.

"Ini…" Naina menyerahkan koin emas tersebut.

Sang pemilik toko dengan mata berbinar-binar akhirnya membuka mulutnya.

“Saya menelitinya."

" Dengan ini, saya bisa membeli minimal 10 paket, kan?”

"Ya, tentu saja. Aku akan segera mengambilkannya untukmu.”

Penjaga toko bergegas ke bagian belakang toko. Sesaat kemudian, dia sudah kembali dengan membawa sebuah kotak, yang kemudian dia serahkan kepada Naina.

Ketika dia membuka tutupnya, kotak itu berisi barang-barang yang dibungkus dengan kertas indah dengan hati-hati.

“Ada 100 paket di sini.”

“Aku ambil sepuluh.”

" Sangat banyak…! Oh, mohon tunggu sebentar! Ada satu lagi yang bagus!”

Penjaga toko menghilang ke belakang toko sekali lagi. Ketika dia kembali, dia tampak kehabisan napas. Sebuah botol kecil ada di tangannya.

Naina bertanya kepadanya, “Apa itu?”

“Ini adalah sesuatu yang saya beli dari seorang pedagang keliling di luar negeri beberapa hari yang lalu. Ada minyak wangi di dalamnya, dan jika kamu menaruh beberapa tetes minyak ini di piring khusus dan memanaskannya di atas api dari bawah, itu akan mengeluarkan aroma yang sangat harum.”

“Bagaimana pengaruhnya terhadap tubuhmu?”

“Tidak akan. Namun, mohon jangan gunakan ini saat ada lawan jenis. Harap pastikan untuk menggunakannya saat Anda sendirian.”

“Hmm… Kedengarannya menarik, tapi tidak apa-apa. Aku tidak membutuhkannya.”

Mungkin itu semacam balsem penenang yang mengandung afrodisiak.

Istana kerajaan dipenuhi dengan benda-benda sehingga dia mungkin bisa menyapu semuanya menjadi satu dan membuangnya.

Setelah mendengar perkataan Naina, Sean meletakkan 10 koin emas di konter.

“Ngomong-ngomong, bagaimana cara meminum obatnya?”

“Berapapun berapa kali Anda berhubungan badan, harap segera minum satu bungkus setelah selesai. Anda bisa meminumnya dengan air atau alkohol. Hingga dua kali sehari. Pastikan untuk menunggu enam jam.” Penjelasannya runut dan teliti.

"Saya mengerti."

“Dalam kasus yang jarang terjadi, Anda mungkin mengalami kelelahan fisik atau demam. Jika gejala ini terus berlanjut, mohon jangan menggunakannya.”

"Terima kasih."

Naina tidak menanggapi perkataan penjaga toko, hanya mengucapkan terima kasih, dan meninggalkan toko.

Bahkan setelah melahirkan seorang anak, tubuh ini tidak pernah dirawat, jadi siapa yang peduli jika ada dampak jangka panjangnya?

…Bagaimanapun, ini membuatku merasa sedikit lebih baik.

Dengan meminum ini, meskipun dia digendong oleh Xero, dia tidak akan pernah hamil. Sekarang raja dan ratu tidak dapat memiliki anak, Xero akan mendapat ekspektasi yang kuat dari orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, begitu dia mengetahui bahwa dia tidak dapat mengandung anak, dia segera mulai mencari istri baru. Sampai saat itu tiba, dia harus tetap diam dan tidak menonjolkan diri, dan jika saatnya tiba, bercerai. Itulah yang dipikirkan Naina saat ini.

Sean meskipun terdiam sejujurnya dia merasa kasihan dengan majikannya. Sebagai seorang pelayan , dia tahu benar rumor yang beredar di istana. Sebagai seorang yang terdekat dan dianggapnya saudara sendiri, sejujurnya Sean sangat membenci Xero. Tapi bagaimana pun Sean juga tidak bisa berbuat banyak, hanya bisa berada di sisi Naina dan menghiburnya .

Setelah membeli obat tersebut, mereka berdua pergi menuju kampung halaman rumah Naina.

Melewati Ibukota, mereka akan melintasi hutan lebat. Meski begitu, Kerajaan Yamen aman dari para bandittt nakal. Jadi perjalanan Naina dan para pengikutnya bisa aman.

Meski kunjungan tersebut untuk memulihkan diri, tapi Raja Moft memberinya banyak hadiah untuk orang tua Naina. Sudah menolak karena merasa terbebani, tapi Sang Raja tetap saja bersikeras dan akhirnya Naina tidak bisa menolak pemberian raja.

Perjalanan panjang itu terasa menenangkan, mungkin Naina teringat kisah hidupnya semasa sebelum menikah. Tinggal di desa yang jauh dari peradaban Ibukota rasanya lebih menyenangkan. Jika saja dia tidak menikah, dia akan tinggal dengan kedua orang tuanya sambil berternak dan berkebun. Makan bersama kedua orang tuanya, tertawa dan bercanda. Camping bersamadan banyak kegiatan lainnya. Bayangan itu akhirnya membuat Naina tertidur pulas. Larut dalam mimpinya yang panjang .

Baru kali ini Sean melihat majikannya tertidur pulas, bahkan di dalam kereta yang bergerak. Karena sebelumnya Naina tak pernah benar benar bisa tidur di istana. Ranjangnya mungkin empuk, tapi dinginnya sikap orang orang juga bisa mempengaruhi suasana. Sungguh neraka dunia yang nyata.