Tangisan Emak

Setelah menangis beberapa saat akhirnya ana dan ilham langsung mengambil kantong plastik bekas lagi untuk berbagi singkong dengan keluarga ilham

"mas kita kasih singkong ini separuh buat abah dan emak ya kita tidak akan habis memakannya ini terlalu banyak, terus kita langsung pergi ke rumah mereka sambil memberikan uang 200ribu dari bang yanto" ajak ana pada ilham

"iya dek, mas ucapin terima kasih yang sebesar besarnya kepada keluargamu karena telah membantu keluarga mas" sahut ilham

"sama sama mas kita semua harus saling membantu, habis dari rumah orang tuamu kita mampir warung ya mas buat beli bahan makanan"

"iya dek"

Mereka berdua bergegas menuju rumah kedua orang tua ilham disana terlihat sedang pada ngobrol di teras rumah

"assalamualaikum emak abah" ucap ana dan ilham bersamaan

"waalaikumsalam" sahut kedua orang tua ilham dan kedua adiknya

"ada apa nak"

"kami kesini mau memberikan singkong ini dan uang 200ribu dari bang yanto" ucap ana menyampaikan maksud kedatangan mereka kemari

"uang apak nak" abah sampai kaget mendengarnya

Lalu ana bercerita tentang kejadian barusan terlihat abah dan emak matanya berkaca kaca mengucapkan rasa syukur

"kalau ketemu bilang pada abangmu ya nak kalau abah dan emak mengucapkan banyak banyak terima kasih" jelas si abah

"baik bah, kita pergi dulu ya bah soalnya mau ke warung keburu malam" pamit ana dan ilham

"iya nak"

Ana dan ilham bergegas menuju warung untuk belanja kebutuhan sehari hari

"bu saya mau beli beras 5kg, minyak 1 liter, telur 4 biji, sama kangkung ikat" tutur ana kepada pemilik warung

"iya ana tunggu sebentar ya" sahut pemilik warung

"weh gaya banget orang miskin belanja banyak habis nyuri dari mana" celetuk seorang ibu yang terkenal julid di kampung ana

"tidak apa bu yang penting saya tidak pernah berhutang biarpun saya makan dengan ikan asin" sahut ana dengan berani

"hei miskin kamu menyindirku ya " ibu itu melotot ke arah ana lalu pergi karena merasa tersinggung dengan ucapan ana

"bagus ana sesekali lawan aja itu bibir dower sukanya ngatain orang miskin tapi dia sendiri kalau belanja suka ngutang" sahut si pemilik warung

"iya bu" jawab ana sekenanya

"ini na, belanjaanmu totalnya semua 92 ribu"

"ini bu uangnya" ucap ana sambil menyodorkan uang 100ribuan

"kembaliannya 8 ribu ya, ini uangnya" kata ibu warung itu lagi

"iya bu terima kasih banyak"

Setelah mendapat apa yang di belinya ana dan suaminya segera kembali ke rumah untuk memasak makan malamnya

Waktu terus berlanjut tak terasa malam pun sudah melambai lambai keluarga emak ranti yang lelaki segera bersiap untuk menuju masjid dan yang perempuan sholat di rumah

Setelah makan malam bersama yanto mulai angkat bicara

"emak ini uang pegangan untuk belanja" ucap yanto sambil menyodorkan uang 300ribu

"loh nak uang yang kemarin aja masih sisa banyak" tolak emak ranti

"tidak apa apa mak kalau masih sisa ya di simpan" ucap yanto kembali

"ya Allah nak terima kasih banyak semoga rejekimu ke depan makin lancar" doa dari emak yanti kepada putra nya

"aminn mak terima kasih doanya"

"dan ini untuk kalian berdua" ucap yanto kepada yuda dan lia sambil menyodorkan uang 20ribuan kepada masing masing adiknya

"hore dapat uang jajan lagi" celoteh lia dengan riangnya

"ingat pesan yang abang bilang jangan lupa menabung kalian kan sudah punya celengan yang di buatkan oleh abah dulu" nasehat yanto kepada adik adiknya

"baik bang" sahut ke empat adik nya dengan kompak

"bah yanto ingin bicara"

"bicara apa nak"

"begini bah yanto ingin mengajak ilham sama abahnya untuk membantu menyadap karet di kebun apakah boleh bah itung itung memberi mereka pekerjaan karena kalau di beri bantuan terus pasti lama lama mereka sungkan sedangkan ilham dan abahnya hanya 1 kali dalam seminggu di ijinkan menyadap karet di tempat saudaranya itu" ucap yanto pada abahnya

"kalau abah sih setuju saja to tapi kamu harus bicara dulu sama wak jamal" titah abah sodiq

"iya bah nanti kalau yanto pergi ke rumah wak jamal yanto akan berbicara padannya lagi pula nanti yang membayar ilham dan abahnya memakai jatah uang yanto" imbuh yanto lagi

"baiklah nanti kalau ketemu uwak mu sampaikan maksudmu"

"baik bah"

"ya sudah semuanya ayo tidur besok pagi pagi kita akan ke kebun buat nyadap karet" ajak yanto kepada semua anggota keluarga

"baik bang"

Setelah selesai berbicara mereka semua menuju kamar masing untuk mengistirahatkan tubuh mereka sebelum esok hari menyambut segala macam aktifitas yang melelahkan

Sambil membaringkan tubuhnya yanto mengucapkan banyak bersyukur karena baru 3 hari bekerja di kebun sudah bisa punya tabungan 1 juta dan semua anggota keluarganya bisa tenang tanpa memikirkan esok mau makan apa karena yanto sudah memberi uang untuk memenuhinya

Yanto sengaja membuat 2 celengan yang 1 dia taruh di lemari kamarnya bersama adik adik dan yang 1 lagi sengaja ia taruh di pondok kebun tengah hutan karena menurut yanto di sana pun aman karena orang tidak akan berpikir kalau di gubuk itu ada celengan

Yanto sengaja membagi 2 tabungan nya karena yanto merasa sudah dewasa bisa saja jodoh sewaktu waktu menghampirinya sedangkan satu tabungan lagi dia akan gunakan untuk keluarganya

rasanya seperti baru terlelap tetapi adzan subuh sudah berkumandang, bergegas semua anak anak emak ranti melaksanakan tugas dan kewajibannya masing masing

Setelah sarapan yanto dan adik adiknya segera berangkat menuju kebun tengah hutan

Setelah berjalan selama 1 jam lebih akhirnya sampai juga mereka di kebun, suasana masih nampak gelap karena pagi ini cuaca mendung

"bang kok masih gelap ya " tanya adi

"iya karena selain masih pagi cuaca juga sedang mendung" jelas yanto

"daus ambil senter abah yang di atas meja kecil itu kita bawa ke kebun" perintah yanto

"baik bang"

"abang yakin mau menyadap sekarang kan masih gelap bang nanti kalau anu gimana bang" ungkap adi sambil bergidik ngeri

yanto terkikik geli melihat adi yang ketakutan

"sekarang kamu pilih saja mau di sini sendiri atau ikut abang" cetus yanto

"ya ikut abang lah masak aku di sini sendirian" sahut adi sambil cemberut

"tidak usah takut bismillah aja kamu pilih dapet uang banyak atau kelaparan kalau milih uang ayo kita segera pergi kalau mau kelaparan ya kita tidur lagi di pondok" kata yanto memberi pilihan pada adiknya

"ya pilih uang lah bang apalagi kalau abang ngasihnya 100 ribu hehehehe" sahut adi sambil nyengir kuda

Yanto dan daus hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan adiknya giliran di tanyain soal uang aja langsung ilang rasa takutnya