NovelToon NovelToon
Antagonis Nyeleneh

Antagonis Nyeleneh

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Teen School/College / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Hazel nyasar masuk ke dalam novel sebagai karakter antagonis yang semestinya berakhir tragis dengan bunuh diri. Namun, nasib memihak padanya (atau mungkin tidak), sehingga dia malah hidup adem ayem di dunia fantasi ini. Sialnya, di sekelilingnya berderet cowok-cowok yang dipenuhi dengan serbuk berlian—yang terlihat normal tapi sebenarnya gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Jangan Berharap

Di hari libur yang cerah itu, Tania tampak gelisah. Dia membawa sebuah album foto lama yang berisi kenangan-kenangan masa lalu. Saat Tania menunjukkan salah satu foto di album tersebut pada Hazel, pertanyaan penasaran langsung meluncur dari bibir Hazel.

"Gila nih cowok bening banget. Siapa namanya?" tanya Hazel, matanya meneliti foto tersebut dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari ekspresinya.

Tania menghela nafas dalam-dalam, menatap Hazel dengan tatapan yang penuh kekhawatiran. Dia tahu bahwa sesuatu tidak beres dengan kepala Hazel, bahwa ada memori yang mungkin telah terlupakan atau disengaja dilupakan oleh Hazel.

"Dia Agler," jawab Tania dengan suara serius, wajahnya menggambarkan ketidaknyamanan yang dalam.

Tatapan Hazel terdiam, mencerminkan perasaan campur aduk di dalam dirinya saat ia memperhatikan album foto yang tergeletak di meja.

"Ada banyak hal yang lo lupain, Zel. Lo kayak bukan Hazel yang dulu gue kenal," ucap Tania dengan suara sedikit pahit, kecewa dengan temannya yang mungkin telah kehilangan sebagian besar dari dirinya sendiri.

"Katanya mau balas dendam, tapi kamu kayak lupa atau bahkan kayak gak punya dendam," lanjut Tania, suaranya terdengar penuh dengan kekecewaan dan sedikit kebingungan.

"Tan, sebaiknya kita lupain dendam itu," ucap Hazel dengan suara yang lembut, meskipun dalam hatinya dia merasa tersesat dalam labirin memori yang hilang.

Hazel merasa kebingungan dan ketakutan yang tak terucapkan. Di dalam benaknya, dendam itu terasa seperti bayangan gelap yang mengintai di balik layar-layar dunia yang ia tempati.

Dia tidak mengerti akar masalahnya, tidak mengerti mengapa dia menjadi target penuh kebencian dan keinginan untuk membalaskan dendam.

Namun, ada satu hal yang Hazel tahu dengan pasti: jika konflik ini terus berlanjut, takdirnya akan berakhir tragis.

Hazel merasa bahwa akhir kisah hidupnya akan terbentang di hadapannya, dan itu tidak lain adalah kematian yang menunggu di ujung jalan.

***

Liliana dan kedua sahabatnya, Ivanka dan Enara, sedang asyik maskeran di rumah Enara. Mereka berbaring dan sibuk dengan ponsel masing-masing, menikmati waktu bersama setelah semalam yang memilukan bagi Liliana.

"Tadi malam, Kak Devano marahin gue gara-gara bahas soal Hazel," jujur Liliana dengan mata yang terlihat sembab akibat air mata yang mengalir semalaman.

Hatinya terasa rapuh, tidak tahan mendengar kata-kata kasar atau bahkan suara keras yang membuatnya hancur.

"Iya, gue heran sama dia. Kenapa sih selalu gangguin lo?" tanya Ivanka, ekspresinya mencerminkan kekesalan terhadap perilaku Hazel.

Enara ikut tersenyum sambil mengingat kejadian lucu di masa lalu, "Untung waktu itu gue jedotin kepala gue ke kepalanya," ucapnya sambil tertawa.

"Kalau diinget-inget, sejak kejadian itu dia enggak pernah nyari gara-gara lagi. Iya gak sih? Atau cuma perasaan gue aja?" tanya Ivanka, mengungkapkan keraguan dalam hatinya.

Ketiganya terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan Ivanka. Mereka menyadari bahwa Hazel dan Tania memang sering mengusik mereka bertiga, tetapi dengan cara yang terasa sedikit kuno dan tidak efektif.

Di antara mereka, Liliana terdiam dalam pikirannya yang penuh dengan rasa takut dan perasaan rapuh. Dia merasa perlu melindungi dirinya sendiri tanpa harus terlalu terpengaruh oleh masalah yang sebenarnya tidak begitu besar.

***

..."Enggak semudah itu, Zel," ucap Tania dengan suara tercekat, wajahnya memerah menahan tangis.

Hazel hanya bisa diam, matanya penuh dengan kebingungan dan kegelisahan karena semua yang terjadi di dunianya saat ini begitu membingungkan.

"Liliana jahat banget. Bukan cuma ke gue tapi ke lo juga," ucap Tania dengan nada pahit.

"Dengan wajah polosnya, dia memanipulasi semua orang seolah-olah gue maupun lo yang kelihatan jahat," lanjut Tania, rasa frustasinya terasa jelas.

"Dia bahkan memanfaatkan rasa suka Ananta untuk deketin lo dan hancurin hati lo sehancur-hancurnya. Dan lo enggak mau balas dendam gitu?" Tania bertanya, suaranya penuh dengan kekecewaan dan keputusasaan.

Hazel masih terdiam, mencoba memproses semua yang baru saja didengarnya. Nyatanya, dendam yang tumbuh di dalam dirinya jauh lebih besar daripada yang dia duga.

Liliana, dengan semua kedamaian dan ketenangan yang ditampakkannya, adalah akar dari segala penderitaannya.

"Dendam itu muncul sebelum adanya Ananta. Dan itu lebih besar dari yang lo kira," kata Tania dengan penuh rasa, matanya menyayat.

Entah dari mana, air mata mulai mengalir dari mata Hazel. Dia merasakan getaran emosi yang begitu dalam, seperti angin yang menyapu membangunkan rasa sakit yang terpendam.

***

Hari Senin pagi, suasana di sekolah terasa sibuk seperti biasa. Siswa-siswa sudah berbaris rapi di lapangan untuk upacara bendera, tetapi Hazel tersadar bahwa dia lupa membawa topi untuk upacara tersebut. Dia merasa canggung dan bingung harus berbuat apa, sementara teman-temannya sudah bersiap-siap dengan lengkap.

Tiba-tiba, suara panggilan dari arah pintu kelas memecah kebingungan Hazel.

"Zel?" panggil Febrian, yang masuk ke dalam kelas yang sudah sepi.

Hazel menoleh ke arah Febrian dengan ekspresi campur aduk, mencari solusi dari situasi yang sedang dihadapinya.

"Pake topi gue aja," ucap Febrian sambil menyodorkan topinya pada Hazel dengan ramah.

Hazel memandang topi itu dengan pandangan terharu. Baru kali ini dia merasakan kebaikan dan pertolongan dari Febrian. Namun, kebingungannya masih tersisa.

"Terus lo gimana?" tanya Hazel dengan rasa khawatir, mencoba memikirkan apa yang akan dilakukan Febrian tanpa topi.

Febrian melihat raut terharu di wajah Hazel dan langsung melepaskan tawa yang keras.

"Lo gak usah mikirin gue. Topi ini hasil nyolong di kelas sebelah," ceritanya sambil tertawa.

Hazel tersenyum lega mendengar penjelasan Febrian, merasa sedikit kelonggaran dari kekhawatirannya sebelumnya. Namun, Febrian tidak mau melewatkan kesempatan untuk menggoda Hazel.

"Jangan harap ada adegan romantis antara gue sama lo," godanya sambil tertawa.

"Burung dara, burung puyuh. Pakyuhhhh," ucap Hazel sambil menunjukkan jari tengahnya dengan nada pantun kocaknya.

Febrian tersentak dan terkejut oleh pantun Hazel yang mampu membuatnya tertawa.

"Sopankah begitu?" kata Febrian dengan sedikit canda, mencoba menangkap keanehan dan kocaknya aksi Hazel.

Hazel hanya terus meledek dengan nada nyanyian khasnya, "Nyenyeee... nyenyeee...," mengacungkan jari tengahnya dengan gaya yang lucu dan menggelitik.

"Lo ngapain?" tanya Febrian heran melihat Hazel mengeluarkan sesuatu dari sakunya dengan gerakan yang santai.

"Melembabkan bibir setelah berkata kasar," jawab Hazel dengan santainya sambil menunjukkan lip balm yang dipegangnya.

Dia lalu mengoleskannya dengan hati-hati, seolah itu adalah ritual kecil untuk meredakan momen-momen tegang atau lucu seperti ini.

Febrian tidak bisa menahan tawanya saat melihat tingkah kocak Hazel yang menggelitik hatinya. Hazel dengan santainya memasukkan lip balm kembali ke dalam sakunya setelah mengocehkan tentang melembabkan bibir.

"Ayo baris," ajak Hazel dengan semangat, tangannya dengan lincah menggandeng lengan Febrian, dan mereka berdua mulai berlari kecil di koridor sekolah yang sepi.

Langkah kaki mereka terdengar jelas di antara keheningan koridor yang sunyi, menciptakan irama kecil dari dentuman ringan sepatu mereka yang menyentuh lantai. Febrian merasakan detak jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

Hazel, dengan ekspresi ceria yang selalu melekat padanya, tersenyum lebar sambil mengajak Febrian berlari di sampingnya. Matanya berbinar-binar dengan kegembiraan dan kehangatan, seolah menunjukkan betapa dia menikmati momen ini.

Febrian, meskipun awalnya terkejut dengan kejutan kecil Hazel, merasa nyaman mengikuti irama langkah kecil mereka di koridor yang sunyi.

Febrian merasa seolah-olah mereka memiliki dunia mereka sendiri di antara koridor sekolah yang sepi itu. Suara langkah kaki mereka yang berirama menciptakan musik kecil yang mengisi ruang di antara mereka.

Saat akhirnya mereka mendekati ujung koridor, mereka melambatkan langkah mereka.

"Jantung gue deg-degan gini karena lari kan?" batin Febrian dalam hati, tetapi ia merasa bahwa detak jantungnya tidak hanya karena olahraga ringan, tetapi juga karena momen istimewa bersama Hazel.

1
Amazing Grace
semangat terus ya Thor,semoga sehat selalu dan makin sukses novel nya
Atika Norma Yanti: makasih doanya, lope-lope lah pokoknya
total 1 replies
Amazing Grace
makin seru up lagi Thor, please😭😭🙏🙏
Nova Lpg
novel nya keren ,,bikin penasaran
semangat terus author update nya ..😉
Atika Norma Yanti: makasih banyak udah mau mampir 😂
total 1 replies
Amazing Grace
semangat author 🤗
Atika Norma Yanti: makasih dukunganku, bakalan di usahakan untuk tetep up cerita 😂
total 1 replies
Ning28
akhirnya up juga soalnya lgi seru² banget sumpah😅😘
Atika Norma Yanti: iya, tapi gak bisa up banyak kayak sebelumnya. soalnya nih mata malah kegoda sama Drakor 😂
total 1 replies
Ning28
kenapa kok ga up ka pdhal lg seru tahu😭😅
Atika Norma Yanti: lagi maraton Drakor, judulnya Night Has Come, nyesel baru nonton sekarang 😭🤣
total 1 replies
Amazing Grace
semangat kak,alurnya makin seruu🤗🤗
Kanian June
mampir ya Thor ...
_no name_
up thor
Amazing Grace
semangat kak,pliss makin seru aja nih novel, penasaran banget hazel endingnya gimana🤗
Ning28
tuhkan nambah seru lagi apalagi up nya banyak makin seneng deh🥰😭
Amazing Grace
next author,seru bangett
Bening Hijau
jahat banget teman nya liliana
Atika Norma Yanti: terkadang teman bisa mengubah cara pandang kita terhadap orang lain
total 1 replies
Bening Hijau
penasaran dengan sosok rania yang sebenarnya
Ning28
sumpah klo udh diakhir tuh bikin kepo sendiri aja soalnya seru banget😍🤣
Ning28: iya wajib nonton sampe ending itumah😭😅
Atika Norma Yanti: wah🤣🤣... kalau udah nonton Drakor psikopat, suka lupa waktu
total 4 replies
Amazing Grace
semangat author,dari sekian banyak novel,novel Lo yang paling bagus menurut gw dan realita, karakternya juga ga terlalu berlebihan,ga sempurna ga menye menye juga🥰🥰 biasanya di novel lain tuh drama banget,kalo novel Lo langsung ngena dan alurnya juga bagus banget
Atika Norma Yanti: makasih banyak ya, komentar Lo bikin gue semangat buat lanjutin cerita ini. Yang awalnya gue kira gak akan ada yang baca. pokoknya makasih atas komentar positifnya
total 1 replies
Alfatih Cell
lanjut thor...
Atika Norma Yanti: ceritanya bakalan berlanjut karena otak masih jalan untuk buat alurnya 😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!