Bagaimanapun takdirnya nanti, tiga raga akan tetap satu jiwa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wayan adi suastama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMENJAK KEPERGIAN IBU
Setelah ibu dikebumikan, Ayah benar-benar berubah. Dari raut wajah, perlakuan, sampai nada bicaranya pun berubah. Padahal belum genap sebulan kepergian ibu, tapi ketiga bersaudara itu sudah merasakan perubahan drastis Ayah yang berbeda dari biasanya. Ayah yang biasanya tersenyum setiap menatap mata putra-putrinya, ayah yang biasanya berbicara dengan nada lembut, dan kini semuanya tidak pernah ada lagi----- semuanya telah berubah. Ayah kini terasa seperti orang asing di mata putra-putrinya.
Satu minggu kepergian ibu pun, Ayah tetap diam tanpa berkata kepada Dandi, Ayu dan Ani. Terkadang ia juga tidak pulang ke rumah ber hari-hari, sampai Dandi, Ayu, dan Ani terlihat bingung atas sikap Ayahnya tersebut.
Tetapi Dandi sebagai kakak tetap memastikan ke Ayu dan Ani kalau Ayah baik-baik saja, ia hanya butuh waktu sendiri. Untuk berdamai dengan keadaan sebelumnya yang sama sekali Ayah tidak terpikirkan akan berakhir seperti ini.
Ayah benar-benar belum bisa menerima kepergian ibu yang secara mendadak seperti ini---Ayah benar-benar berantakan.
Sebab, hanya ibu yang sudah belasan tahun menjadi belahan jiwanya. Wanita satu-satunya yang ikhlas menerima semua kekurangan Ayah. Perempuan yang sangat menyanyanginya. Perempuan yang sifat sabarnya tidak pernah Ayah temukan di perempuan lain.
Lalu tanpa Ayah sadari, ia membuat luka di hari anak-anak. Luka keegoisan yang membuat luka hati tiga bersaudara itu semakin bernanah. Ayah benar-benar butuh waktu untuk sendiri tanpa diganggu oleh siapapun. lalu akhirnya , Ayah memutuskan untuk lari dari kenyataan dengan tidak pulang. Ia memilih untuk tinggal di rumah pelariannya hanya untuk menenangkan diri dari isi kepala yang semakin hari semakin berisik.
Hari-hari Ayah isi dengan kegiatan negatif hanya untuk menghilangkan rasa cemas dihatinya. Berkedok membuat hatinya sedikit lebih tenang, Ayah meneguk beberapa botol minuman keras tanpa ragu, Ayah juga mencoba untuk menyewa kupu-kupu malam untuk menemani malamnya yang begitu sepi tanpa sosok ibu di sampingnya.
Tetapi itu tidak cukup untuk menghilangkan sosok ibu yang begitu ia sayangi. Ayah berusaha mengusap air matanya yang tiba-tiba jatuh disaat ingatanya memutar kejadian ketika masa-masa indah bersama ibu.
Pikiran Ayah sangat kacau, ia tidak bisa mengontrol diri, ia terlihat seperti orang yang kehilangan arah. Beberapa kali ia mencoba melakukan bunuh diri, akal sehatnya sudah tidak sehat lagi. Kini Ayah bukanlah sosok panutan bagi anak-anak nya lagi.
Dandi , Ayu dan Ani yang merasakan kesepian semenjak kepergian ibu dan Ayah yang juga sekarang jarang dirumah. mental mereka menjadi down, Dandi sering mengunci diri di kamar, Ayu dan Ani juga sering melamun dan menangis tanpa sebab, kini tinggal mereka bertiga dan seorang pembantu yang menempati rumah itu. Ayah sudah jarang pulang ke rumah, mungkin Berbulan-bulan tidak pulang ke rumah.
Disekolah pun Dandi, Ayu dan Ani sering murung sendiri, yang biasanya mereka selalu ceria dan mau berbaur dengan teman, kini hanya duduk termenung sendiri. Perilaku mereka juga kini terkenal nakal. Dandi sering bolos sekolah, merokok di warung, minum-minuman keras dan sering berkelahi dengan sekolah lain. Ayu dan Ani juga mulai bergaul dengan kakak-kakak disekolah yang terkenal nakal.
Mereka bertiga berubah menjadi anak pembangkang, anak yang tidak taat bersekolah, meskipun Ayu dan Ani masih SMP, tetapi di pergaulan sekolah mereka bergaul dengan anak-anak SMA. Sekolah mereka bersebelahan dengan sekolah anak SMA. Ayu dan Ani terjerumus di pergaulan yang sangat-sangat salah.
Mereka sekarang suka pulang larut malam, bahkan Dandi yang tertua sudah mengenal yang namanya narkoba. Setiap hari disaat Dandi memiliki uang, ia akan membeli barang haram tersebut ke seseorang bandar, dan mengajak teman-temannya yang lain untuk bersama-sama memakai barang haram tersebut.
Tidak jauh beda dengan Ayu dan Ani, meskipun masih SMP mereka memiliki tubuh yang bongsor, sehingga mereka kelihatan seperti Anak SMA, setiap malam mereka ke diskotik hanya untuk merayu Om Om hidung belang, agar bisa diajak minum-minum bareng di satu meja.
Keluarga yang dulunya sangat bahagia ini, seketika berubah menjadi keluarga yang berantakan disebabkan oleh ibu yang sudah meninggalkan mereka untuk selamanya.
Oiya, ekhem... Jangan lupa mampir juga ya ke ceritaku "Racun Kesesatan" ceritanya sedih juga, siapa tau berkenan mampir dan suka ...