NovelToon NovelToon
Mencintai Wanita Yang Salah

Mencintai Wanita Yang Salah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: lita aprillia

Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.

Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.

Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.

Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?

Penasaran yuk ikuti kisah mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Beberapa hari kemudian

"Nona, biar saya saja yang ke sana, kesehatan anda sedang tidak baik baik saja"

"Liam, jangan lancang, lakukan tugas kamu aja, aku masih bisa menjaga diriku sendiri"

"Tapi Nona"

"Liam, jangan banyak membantah, hari ini aku harus segera ke Singapore"

Liam menghela nafas kasar dan dia pasrah dengan keadaan yang ada. Dia pun membawa koper yang sudah Qiana siapkan.

Saat masuk mobil, Qiana di kagetkan dengan sudah adanya Ibu dan adik tirinya.

Adik kecilnya yang bernama Arjuna itu tersenyum ceria pada Qiana, tapi berbeda dengan Qiana. Menatap mereka dengan tidak suka

"Kenapa kamu ada di sini ?" tanyanya pada Ibunya.

"Aku ikut dengan kamu" jawab Ibunya.

"Aku gak perlu kamu jaga, jadi lebih baik kamu keluar saja" Qiana duduk dengan malas, dia tak suka saat lagi lagi di ikuti ibunya.

"Aku dan Juna akan liburan di sana, jadi bukan untuk ikuti kamu, hanya saja jadwal keberangkatan kita sama"

Qiana mendesis, dia tidak lagi menjawab dan dia hanya fokus pada perjalanannya.

***

"Ini penerbangan pertamaku" bisik Kavian pada Andrian.

Hari ini jadwal keberangkatan Kavian bersama Andrian ke Singapore, Kavian sudah tidak sabar untuk bertemu adiknya.

"Kenapa ? kamu merasa takut ?"

"Tidak, hanya sedikit terkejut"

Andrian tersenyum kecil, ketika melihat Kavian begitu tegangnya, karena pertama kalinya naik pesawat.

"Kamu mau kemana ?" tanya Andrian, saat Kavian bangun berdiri.

"Ke toilet, udah kebelet" ujar Kavian, dan Andrian hanya menggeleng geleng kan kepalanya.

Saat sampai di toilet terdekatnya, ternyata ada orang di sana dan terpaksa Kavian menunggu.

Kavian sedang tidak fokus, dia sedang menatap arah sisi kanan, lalu tiba tiba pintu toilet terbuka dan muncul seorang wanita, wanita itu tiba tiba jatuh di pelukannya Kavian.

Kavian sedikit terkejut "Hei, kamu kenapa ?" Kavian menarik kedua bahu wanita itu, dan saat melihat wajahnya, Kavian sedikit terkejut lagi, karena wanita itu terlihat sangat lemas.

Dan wanita itu semakin lemas, lalu terjatuh dan dengan cepat Kavian menahannya agar tidak terjatuh.

Kavian membaringkan wanita itu di bawah, Keringat dingin membasahi seluruh permukaan wajah wanita itu, serta nafasnya nampak begitu cepat. Kavian mengecek nadi di tangannya, dan itu terasa cepat juga.

Wanita itu adalah Qiana, tak lama itu datanglah beberapa pramugari.

"Nona, anda tidak apa apa, Nona" ujar pramugari itu.

Kavian berdiri, karena merasa sudah staf pesawat diapun berniat untuk pergi, dan dia merasa sudah ada yang menangani wanita itu. Kavian kembali duduk di kursi nya, dia sampai lupa untuk mau ke toilet tadi.

Setelahnya pramugari pesawat mengumumkan, jika di antara mereka ada yang sakit, dan juga dia meminta jika ada dokter di dalam pesawat itu, tolong segera hubungi pramugari.

Kavian mendengar itu dan dia tau siapa yang dimaksud pramugari tadi, namun dia mencoba mengabaikan itu, karena dia pikir dia bukan dokter.

Qiana masih di kelilingi oleh staf pesawat dan juga ada Ibu tirinya juga di sana, sayangnya Liam tidak ikut pada penerbangan itu, jadi Liam tidak tau apa yang terjadi pada atasannya.

"Apakah tidak ada dokter ?" tanya salah satu pramugari.

"Tidak" jawab salah satunya.

"Oh tidak, bagaimana ini" mereka nampak gelisah, begitu juga dengan ibu tirinya Qiana.

"Detak jantungnya juga semakin melemah" ujar salah satunya lagi.

"Tidak ada akan terjadi sesuatu apapun padanya" ujar Ibunya kini "Dia akan baik baik saja" lanjutnya lagi.

Pramugari lain mencoba memberi pengumuman lagi, dan meminta jika ada dokter tolong segera menemui mereka.

Andrian yang tadi memejamkan matanya, merasa terusik dengan pengumuman itu.

"Kavian" dia menyenggol Kavian yang sedang memejamkan matanya juga

Tapi Kavian tidak menanggapi, Andrian mencoba membangunkan lagi Kavian, tapi tetap seperti itu. Pada akhirnya dia mencubit paha Kavian.

"Awww, apa sih Andrian ?" pekiknya pada Andrian.

"Kamu dokter kan ?" ujar Andrian

Kavian kembali diam "Kavian, kamu dokter kan ?" tanyanya lagi.

" Aku sudah di keluarkan sebelum aku jadi dokter, jadi aku bukan dokter dan aku belum punya gelar dokter" ujar Kavian panjang lebar.

"Mereka tidak berhenti mengumumkan itu, aku rasa itu sangat darurat, lebih baik kamu coba lihat ke sana dulu" punya Andrian pada Kavian.

"Setidaknya kamu pernah sekolah kedokteran" lanjut Andrian lagi.

"Tidak, lebih baik kita tidur saja" sahut Kavian kembali cuek.

"Kavian, seseorang sedang sakit dan memerlukan pertolongan"

Tapi Lagi lagi Kavian hanya cuek saja, dan di situasi lain pramugari nampak kebingungan, pada akhirnya mereka menempelkan selang oksigen pada Qiana agar bisa bernafas dengan lega.

Pramugari masih belum gentar untuk mencari dokter di dalam pesawat, Andrian merasa kasihan pada pramugari yang nampak sibuk.

Lantas dia kembali membangunkan Kavian dengan memukul bahunya.

"Apakah kamu punya harapan untuk mati cepat ?" ujar Kavian yang nampak kesal.

"Coba bayangkan, bagaimana kalau yang berada dalam situasi itu adalah Mutiara, jika seseorang mengabaikan dan melewatinya dan jika tidak ada satu orangnya yang membawa dia ke rumah sakit, apa yang akan terjadi ?"

"Jika kamu seorang manusia, kamu pasti punya hati nurani, kawan" Tapi Kavian masih hanya diam saja

Andrian kini yang kesal "Kamu egois, kamu tidak punya rasa peduli pada orang lain"

Kavian menatap Andrian yang kini mengacuhkannya, dia pun menghela nafasnya, lalu dia berdiri.

Andrian yang melihat itu nampak tersenyum "Apakah kamu akan pergi ke sana ?" tanyanya.

"Lebih baik dari pada kamu meludahi ku" ujar Kavian, dan dia pun pergi untuk menemui Qiana.

Andrian hanya tertawa "Mutiara adalah hal terlemah mu kan" gumamnya sendiri.

Kavian masuk ke kelas bisnis, dimana Qiana berada sekarang dan dia melihat Qiana di kerumuni oleh penumpang pesawat itu, namun tidak nampak Ibu tirinya Qiana di sana.

"Bolehkah saya lihat ?" tanya Kavian,

Pramugari yang sedang mengecek tekanan darah Qiana itu langsung berdiri dan Kavian berjongkok untuk memeriksa Qiana.

Dia lihat tekanan darahnya Qiana nampak rendah, dan dia mendengar nafas Qiana yang nampak tersengal sengal.

Di sebelah Kavian sudah tersedia beberapa alat medis yang sepertinya memang pihak pesawat simpan untuk jika terjadi hal darurat seperti ini.

Kavian segera mengambil stetoskop dan memeriksa dada Qiana,

"Apakah serius ?" tanya pramugari tadi.

Kavian melepaskan Stetoskop itu "Ya ini serius, apakah ada walinya ?" Tanya Kavian kemudian.

"Apakah ada walinya ?" pramugari itu kembali bertanya pada rekannya yang lebih lama ada di sana.

"Dia pergi ke sana sebentar" jawab rekannya itu

Tak lama Ibu tirinya Qiana kembali, salah satu pramugari menegurnya "Nyonya"

Kavian yang merasa kalau wali Qiana sudah datang segera melihat padanya dan dia sangat sangat terkejut siapa yang dia temui ketika ini.

Dia dan wanita yang menjadi ibu tirinya Qiana saling menatap terkejut.

"Walinya sudah disini"

"Nyonya dia dokter"

Dengan menatap marah Kavian berkata "Aku bukan dokter. Aku sekolah kedokteran, tapi dikeluarkan" Kavian berkata begitu dengan masih menatap ibu tirinya Qiana dengan marah.

Kavian pun bangkit dan dia hendak pergi "Tuan tunggu, kami memerlukan bantuan Anda" ujar pramugari itu.

Kavian terdiam, lalu melihat lagi ke arah Qiana "Apa hubungan kamu dengan dia ?" dia bertanya pada ibu tirinya Qiana, tapi matanya melihat Qiana.

Lalu kini menatap lagi wanita itu dengan marah lagi "Dia anak perempuanku" sahut wanita itu "Dia anak perempuanku" ulangnya lagi.

"Dia bukan anak kandungku, tapi dia anak suamiku"

Dada Kavian nampak bergemuruh hebat, matanya mulai berkaca kaca saat wanita yang dia kenali bahkan sangat dia kenali mengatakan itu.

Dia adalah Renata

Atensi Renata beralih saat anak laki lakinya memanggilnya "Mami" ujar Arjuna.

"Juna sayang, kakak sedang sakit, duduk dulu di sini dengan tenang, ok" ujar Renata pada Juna.

Kavian menatap sendu Renata, bahkan dia merasa sakit kala ada anak laki laki yang memanggil Renata Mami.

"Berengsek" umpatnya dalam hati.

1
Nanik Arifin
bersoraklah Renata. setelahnya menangislah, karena perjuangan bertahun & mengorbankan banyak pihak hanya sia". bahagiamu semu. pada akhirnya anakmu pun tak mendapatkan apa"
Nanik Arifin
ah... Arjuna. benar ia anak Galen ??
Nanik Arifin
semoga Luki jadi penghalang sepak terjang Renata. mampus kamu, Ren
Nanik Arifin
tnyata jerat Renata tll kuat. bahkan org kepercayaanmu tlah diambil Renata, tuan Galen
Nanik Arifin
semoga busuknya Renata segera tercium
Anita Jenius
5 like buatmu thor. semangat terus ya.
Anita Jenius
1 iklan buatmu kak.
Nanik Arifin
terbongkarlah kebususkanmu Renata
Nanik Arifin
pengkhianat & ular kau beri makan, anak sendiri kau binasakan, Galen. tunggu karmamu Galen. oh ya .. Qiana tidak kekanakan, justru dirimu yg childhis. seolah olah kau msh kuat & gesit. byk hal, yg tak mampu lagi kau gapai, ketua
Nanik Arifin
Renata, kamu sakit Krn masa lalumu, tapi kau jahat mengorbankan orang lain untuk obsesimu. kamu egois. obati jiwamu, agar kau pandai bersyukur
Nanik Arifin
Kavian salah paham dg Renata. Qiana juga salah paham Renata yg mengira Renata akan menguasai harta ayahnya. Ayahnya masih menggunakan kebijakan lama dlm memimpin perusahaan, sedangkan Renata mengambil kebijakan bbeda dg merangkul pekerja. semua masalah Krn kesalah pahaman. sayangnya Renata & Kavian sll jadi korban kesalah pahaman yg tjadi
Nanik Arifin
penuh nisteri
Nanik Arifin
apakah Renata terpaksa menikah dg seorang Duda Thor ?
Nanik Arifin
masih belum bisa nebak
Nanik Arifin
sempat lupa klo ada novel ini. Krn pemberitahuan up di paling bawah, bahkan dibawah novel yg dah selesai SMP tamat
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!