Asistenku Bukan Laki-laki

Ciara menatap sebuah rumah sederhana di depannya sambil membandingkan dengan alamat yang tertera di handphonenya. Ciara pun memutuskan untuk membuka gerbang dan masuk.

Di luar nampak ada seorang wanita paruh baya yang sedang menyirami tanaman. Ciara pun menghampiri wanita paruh baya itu yang Ia yakin dia adalah ibu dari Matheo.

"Permisi Bu." Wanita paruh baya itupun menoleh.

"Iya ada apa?"

"Mmm... Kenalin saya Tara, temennya Matheo. Matheo nyuruh saya kesini buat belajar masak nasi subut sama ibu."

"Oh, iya Matheo udah bilang sebelumnya. Ayo masuk." Ciara mengangguk dan berjalan memasuki rumah mengikuti langkah wanita paruh baya itu.

Ciara memperhatikan isi rumah Matheo yang menurutnya seperti tampilan rumah tahun 90an.

"Matheo nya ada Bu?"

"Ada. Lagi mandi kayanya. Ayo kita ke dapur aja dulu Ibu bakalan ajarin kamu cara membuat nasi subut." Ciara mengangguk antusias.

Memang masak memasak adalah hobi Ciara. Ia dan Pian sering kali melakukan eksperimen memasak yang mereka tonton dari YouTube ataupun Mamah Pian yang mengajar mereka untuk membuat kuliner. Tapi untuk nasi subut Ciara belum mencobanya.

1 jam lebih Ciara belajar memasak bersama Ratna-Ibu Matheo, keduanya pun akhirnya dapat menghasilkan masakan yang cukup perfect.

"Ternyata gampang ya Bu." Ciara mengagumi hasil masakannya yang tentunya dibantu oleh Ratna.

"Kamu laki-laki tapi tangannya lihai megang alat dapur." Ciara menggaruk tengkuknya malu.

"Saya memang punya cita-cita jadi chef Bu tapi, gak kesampean. Jadi saya udah biasa masak-masak kaya gini." Alibinya.

"Ayo nasinya di bawa ke meja makan." Ciara mengangguk dan membantu Ratna membawakan nasi hasil masakan mereka.

Keduanya pun duduk di kursi depan meja makan seraya mengambil piring dan mencicipi hasil masakan mereka.

"Enak Bu." Ciara tersenyum cerah.

Ia yakin jika Ia bisa membuat masakan seenak ini Hassel tidak akan ada alasan untuk memecatnya.

"Widih masakan siapa nih." Tiba-tiba Matheo datang dan langsung duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Cobain deh tuh. Lo saksi ya." Ciara terkekeh.

"Enak Tar." Matheo mengacungi jempol masakan Ciara.

"Ibu lo emang the best banget Yo. Makasih ya Yo udah ngizinin gue kesini buat belajar masak."

"Iya santai aja bro. Lo boleh kok jadi temen akrab gue, sering-sering main kesini gitu. Boleh, kan Bu?" Matheo menatap Ibunya.

"Boleh. Semenjak kita bangkrutkan kamu udah gak punya temen jadi Ibu seneng kamu bawa nak Tara kesini."

"Maaf Bu, bangkrut?" Ciara menatap Ratna bingung. Ratna menghela nafas berat dan mengangguk.

"Setelah Matheo lulus kuliah kita bangkrut. Tapi ibu bersyukur Matheo udah nyelesain kuliahnya jadi sedikit-sedikit dia bisa bantu ekonomi ibu."

"Lo udah berapa bulan kerja di Kantornya Pak Hassel?" Ciara menatap Matheo.

"Belum lama baru satu bulan. Gue kerja disitu sebelum gue wisuda si, yah... Gue ngelamar pake SKL doang sebenarnya untung diterima." Ciara mengangguk-angguk faham.

"Ayah Matheo dimana Bu?"

"Sudah meninggal. Almarhum terkena serangan jantung saat mengetahui perusahaannya telah bangkrut."

"Innalilahiwainnailaihiraji'un. Maaf ya Bu saya gak tau."

"Iya gak papa." Ratna tersenyum tipis tak mempermasalahkan.

'Gue gak nyangka cowok ngeselin ini ternyata berat juga masalah hidupnya.'

****

Ciara meletakkan tasnya di atas meja. Ia pun berjalan menghampiri brankar Abangnya seraya duduk di kursi tunggu yang disediakan.

"Abang kapan sadar si. Cici kangen banget sama Abang. Jangan lama-lama dong Bang tidurnya Cici takut." Ciara mencebikan bibirnya kesal seraya menghapus air mata yang tanpa sadar turun membasahi pipinya.

"Cici lagi kesel banget tau Bang. Cici kan kerja ya, Bos Cici itu suka semena-mena sama Cici." Ciara membaringkan kepalanya di samping Rivan sambil berceloteh.

"Andai ya Bang kalo Cici kerja di kantor Ayah aja. Tapikan gak bisa, gajinya kurang buat biayain rumah sakit Abang. Mana karyawan Ayah juga banyak yang di PHK. Kasian ya Bang Ayah Bunda."

Ciara semakin sedih mengingat kantor Ayahnya yang hampir bangkrut itu. Tak lain dan tak bukan ini semua perbuatan Toni dan anak buahnya.