Mengandung Benih Si Culun

Mengandung Benih Si Culun

Malam panas

Di aula hotel berbintang lima terdengar suara musik disko yang sangat keras. Suara bass yang hampir memecahkan gendang telinga menambah suasana menjadi meriah. Lampu warna-warni bersinar terang menyorot ke arah para tamu yang sedang berjoget riang.

Tidak lupa juga seorang DJ profesional telah diundang untuk memandu musik, di mana seorang anak pengusaha kaya raya yang terkenal telah mengadakan acara perpisahan para mahasiswa/i Universitas Bramanta.

Raden merupakan putra satu-satunya dari keluarga kaya raya yang tujuh keturunan hartanya tidak akan pernah habis. Pria itu berusia 23 tahun. Dia nekat mengadakan acara di hotel milik keluarga tanpa ada satu orang guru yang menjadi pengawas di acara tersebut atau orang dewasa lainnya.

Acara itu murni dibuat oleh Raden yang isinya hanya ada mahasiswa/i. Minuman beralkohol dengan kadar dosis tidak terlalu tinggi menjadi minuman favorit untuk sebagian orang, tetapi ada juga minuman biasa yang disediakan untuk mereka yang tidak suka minum.

“Gimana, gimana? Udah beres semuanya?” tanya Raden kepada salah satu temannya.

“Beres, Bos. Tinggal giring tikus itu supaya masuk ke dalam umpannya aja haha ….”

“Bagus. Gue suka ini. Oke, kalian ikut gue dan awasi semua situasi di saat gue lagi beroperasi. Gue mau malam ini menjadi malam yang paling berkesan untuk tikus itu hahah ….”

Raden tertawa sambil bertos riang bersama ketiga teman yang sangat mendukung rencananya. Entah rencana jahat apa, intinya malam ini mereka akan bersenang-senang.

Dengan santainya Raden dan ketiga teman yang lebih cenderung sebagai kacung mulai berjalan mendekati pelayan, lalu mengambil beberapa gelas yang berisikan minuman alkohol.

Ketiga teman Raden langsung memasang mata melihat situasi dan gerak-gerik semua orang supaya tidak melihat apa yang sedang dilakukan oleh bosnya.

Mata Raden melirik ke arah salah satu pria culun berkacamata dengan penampilan yang sangat kampungan.

“Malam ini akan gue buat lu merasakan apa itu party yang sebenarnya. Selamat bersenang-senang, pecun*dang!”

Satu pil obat masuk ke dalam minuman beralkohol hingga membuat obat itu langsung larut di dalamnya.

“Let’s go!”

Raden mengajak ketiga teman untuk ikut bersamanya mendekati pria culun berkacamata tersebut.

“Hai, Bro. Selamat, lu udah jadi mahasiswa paling berprestasi di Universitas kita. Ambilah!”

Pria tampan dengan kulit putih bersih dan bermodis itu langsung memberikan gelas yang sudah dimasukan obat.

“So-sorry, Raden. A-aku tidak minum itu. Ma-maaf,” ucap pria culun itu dengan perasaan tak enak hati menolak pemberiannya.

Tidak berhenti di situ saja. Raden yang memiliki seribu akal segera melakukan rencana berikutnya dengan mengajak semua orang untuk bersulam.

“Hai, Guys. Lihatlah Gibran. Pria cupu ini tidak setia kawan, Guys. Dia tidak mau merayakan kebebasan kita, padahal pesta ini dibuat juga untuk memberikan selamat karena dia terpilih sebagai mahasiswa terbaik di kampus. Jadi gimana, dong?”

Suara teriakan dari Raden membuat semua orang langsung menatap ke arahnya. Tak lupa ketiga sahabatnya pun ikut memprovokator, sehingga semua mahasiswa/i menyudutkan Gibran.

“Hahh … Dasar cupu, lu! Cuma segelas aja nggak berani, lihat gue nih, gue udah habis satu botol dan lihat hasil nggak ngefek apa-apa. Lagian sekali seumur hidup gapapa kali, emangnya lu hidup mau lempeng terus. Dasar kampungan!”

Raden tersenyum kecil merangkul Gibran yang terus menundukkan wajahnya karena malu. Hampir semua teman-temannya menyudutkan dia hingga menghina fisik yang terkesan kampungan.

“Lihat, semua orang kecewa sama lu. Jadi minumlah, buat mereka bahagia di malam perpisahan ini. Jangan sampai karena lu mereka semua jadi badmood. Ingat, ini malam kita. Malam kebebasan karena besok pasti satu persatu dari kita akan melanjutkan karirnya. Jadi ambilah, gue mohon, please ….”

Baru kali ini Gibran mendengar permohonan dari Raden. Wajah pria itu terlihat sedih menatap si cupu karena menolak meminumnya.

Mata Gibran langsung menatap semua orang yang ikut menatapnya dalam keadaan kecewa karena dia tidak mengambil gelas di tangan Raden.

Akan tetapi, Gibran yang tidak bisa melihat semua temannya bersedih perlahan mengambil gelas tersebut dengan sedikit senyum.

“Yeeyy … Mari bersulam atas kesuksesan kita semua dan ucapan selamat atas prestasi Gibran yang telah menjadi mahasiswa terbaik di kampus kita. Bersulam!”

Semua orang mengangkat gelas mereka masing-masing dan menyatukannya dengan gelas teman yang ada di dekatnya.

Suara dentingan gelas terdengar jelas. Mereka berteriak senang dan meminumnya dengan sekali tenggak.

Sama seperti Gibran yang awalnya sedikit ragu untuk meminumnya, tetapi demi persahabatan dia langsung minum dengan tahan napas tanpa merasakan rasanya.

“Yeeeyy … Mari kita bersenang-senang malam ini. Ayo, DJ putar musiknya!”

Teriak Raden membuat sang DJ memutar lagu asyik dan membuat semua berjoget lepas tanpa beban. Begitu juga Gibran yang mulai terbawa suasana.

Lirikan mata Raden terhadap Gibran, sesekali melirik ketiga temannya membuat mereka tersenyum devil.

Hanya dalam hitungan 1 menit obat tersebut mulai menunjukan reaksi. Gibran yang tidak bisa berjoget kini sudah mulai menjadi pusat perhatian sebagian teman-temannya.

Tanpa sadar Gibran membuka kemeja culunnya hingga tersisa kaos putih lengan pendek yang sangat ketat.

Banyak wanita kagum terhadapnya. Biarpun Gibran terkesan culun, tetapi dia sangat menjaga bentuk tubuhnya sampai-sampai roti sobek belah enam terlihat menggoda.

Raden sendiri pun terkejut. Hanya saja dia tersenyum jahat melihat tikus itu sudah mulai masuk ke dalam perangkap.

Tanpa berlama-lama, Raden meminta ketiga temannya untuk memapah Gibran yang sudah setengah sadar.

Mereka berlima mulai meninggalkan gedung hotel menuju lift, lalu turun beberapa lantai dan berjalan ke sebuah kamar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Maklum saja. Hotel ini milik orang tua Raden jadi apa pun bisa dilakukan hanya dengan memberikan perintah.

Salah satu teman Raden membuka kamar tersebut, lalu masukkan Gibran ke dalam kamar dengan kembali menutupnya dan mereka langsung pergi begitu saja.

Gibran berjalan sempoyongan merembet pintu tanpa menyadari bahwa tangannya telah menekan saklar lampu hingga membuat kamar hotel menjadi gelap gulita.

Seorang gadis cantik sedang membersihkan kamar mandi terkejut bukan main. Dia segera berlari ke luar kamar mandi hingga tubuhnya menabrak sesuatu dan terjatuh di atas ranjang.

“Si-siapa, kamu? Si-siapa! Lepaskan aku, lepaskan, lepas!” teriak wanita itu dengan wajah panik karena tidak bisa melihat siapa yang berada di atas tubuhnya.

Berulang kali dia mencoba membebaskan diri. Namun naas. Gibran mengunci semua akses gerak wanita tersebut dan langsung menciumnya tanpa sadar.

Ciuman ganas itu membuat seorang wanita bernama Ayu Lestari dengan usia 20 tahun tidak berkutik. Gadis itu merupakan office girl yang ada di hotel. Dia ditugaskan untuk membersihkan kamar tersebut karena habis ditempati oleh pengunjung yang sudah keluar.

Kehangatan tubuh Ayu membuat Gibran semakin liar. Efek obat yang diberikan oleh Raden sudah mulai bereaksi hingga berhasil menjadikan pria culun itu menjadi pria yang sangat gagah perkasa.

Ayu meneteskan air mata ketika Gibran langsung mengunci kedua tangannya, kemudian membuka baju wanita itu.

“Dasar baji*ngan! Lepaskan saya, lepas. Saya mohon Tuan, lepaskan saya. Saya tidak mau melakukannya. Saya tidak mau hiks ….”

Ayu benar-benar telah pasrah karena tidak sedikit pun Gibran memberikan celah untuknya kabur. Obat yang bereaksi cepat membawa hasrat sang pria mulai naik, hingga secepat kilat langsung membuka seluruh pakaian sang wanita sampai tak menyisakan satu benang pun melekat di tubuhnya.

Ayu hanya menangis sesegukan karena perbuatan Gibran yang membuat hatinya sangat hancur. Tak sedikit pun Ayu mengetahui bagaimana wajah pria itu, tetapi dia telah berhasil menyentuh tubuhnya bagaikan sebuah mainan.

Tanpa berkata apa pun Gibran membuka setengah celananya, lalu mengarahkan senjata ampuh itu menuju goa yang sangat indah dan sempit.

“Arrghh … Lepaskan saya, Tuan. Saya mohon, ja-jangan merenggut semua itu dari saya. Saya mo—”

Bleess ….

“Arrrghhhhh ….”

Belum selesai mengatakan keinginannya. Ayu langsung berteriak sekuat tenaga ketika benda pusaka itu masuk ke dalam tubuh dengan sekali hentak.

Tak terbayang bukan bagaimana sakitnya Ayu ketika senjata seorang pria berukuran kurang lebih 17 sentimeter memaksa masuk.

Ayu menangis sejadi-jadinya ketika tulangnya terasa remuk menjadi satu. Dia tidak menyangka malam ini adalah malam yang sangat menyedihkan sepanjang hidup.

Sementara Gibran yang tidak tahu apa-apa hanya mengikuti gerakan tubuhnya dalam pengaruh obat yang cukup kuat.

Merasakan sensasi yang berbeda membuat Gibran terus menggoyangkan pinggul begitu dahsyat tanpa memberikan napas sedikit pun terhadap Ayu.

Setiap bagian tubuh Ayu menjadi pusat perhatian Gibran yang tidak ingin disia-siakan, sedangkan sang wanita cuma bisa menangis meratapi masa depan yang sudah berhasil direnggut oleh orang tidak dikenal.

Permainan berlangsung beberapa jam membuat Ayu yang tidak bisa menyeimbangi Gibran langsung pingsan akibat kelelahan. Rasa sakit di sekujur tubuh membuat sang wanita tak berdaya untuk melawan sang pria.

Bukan berarti Ayu menikmati permainan, tidak sama sekali. Dia lebih cenderung pasrah karena apa yang terjadi saat ini sudah menjadi takdirnya. Ibaratkan nasi sudah menjadi bubur maka tidak akan bisa lagi seperti sedia kala.

Gibran yang sudah puas melakukan pelepasan beberapa kali langsung tumbang dan tertidur di samping Ayu yang pingsan. Efek obat tersebut memang tidak kaleng-kaleng.

Permainan liar itu terhenti ketika efek dari obat yang Raden berikan pun sudah tidak bereaksi, sehingga kedua pingsan dalam keadaan Gibran memeluk Ayu dengan tubuh yang hanya terbalut oleh selimut.

****

Bersambung.

Terpopuler

Comments

K.A

K.A

mampir Thor

2024-10-01

0

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2024-06-17

0

Astrid Bakrie S

Astrid Bakrie S

Assalamualaikum aq hadir ya Thor ☝️🌹

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 Malam panas
2 Di Usir
3 Kemana Ayah?
4 Nihil
5 Kemana Ayah?
6 Ayah?
7 Anniversary Wiratma
8 Bagaimana jika Ayah datang?
9 Foto album
10 Masih mencari
11 Gibran babak belur
12 Kecelakaan.
13 Donor Darah
14 Gegar Otak
15 Kedatangan Keluarga Ayu
16 Siuman
17 Pulang
18 Sebuah Hinaan.
19 Berdebat
20 Hinaan dan Celaan
21 Menikah
22 Karyawan sinting
23 Kembali datang
24 Berubah
25 Mendatangi perusahaan
26 Menghempas para Hama
27 Berakting
28 Makan siang
29 Kedatangan Raden
30 Kemarahan Raja
31 Perkelahian
32 Cerocosan Raja
33 Mengobati
34 Berteman
35 Resepsi
36 Berubah
37 Menuntut Hak
38 Beradu mulut
39 Pergi
40 Menyusul
41 Maaf
42 Mencari Gibran dan Raja
43 Sikap bijak Raja
44 Siapa Dia
45 Bersimpuh
46 Baikan
47 Operasi
48 Pelaku
49 Bertemu dia
50 Cidera
51 Siuman
52 Amarah Ghani
53 Tidak tahu malu
54 bukan budak
55 Kemarahan Ghina
56 Pulang ke Rumah
57 Makin ngeyel
58 Menyerang
59 Bela diri
60 Basah-basahan
61 Balas Dendam
62 Masih di ayah.
63 Mubazir
64 Di gusur.
65 Kebakaran
66 Janji
67 Tetap menikah
68 Mendatangi orangtua Nimas
69 Mulut keriting
70 Mengobati
71 Gagal
72 Tidak ada cara lain
73 Calyton Raharja
74 Resiko
75 Ulang tahun perusahaan
76 Menyrbar Undangan
77 Pesta
78 Bertarung
79 Plester
80 Terluka
81 Siuman
82 Berdamai
83 Novel baru "Langit Maheswara"
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Malam panas
2
Di Usir
3
Kemana Ayah?
4
Nihil
5
Kemana Ayah?
6
Ayah?
7
Anniversary Wiratma
8
Bagaimana jika Ayah datang?
9
Foto album
10
Masih mencari
11
Gibran babak belur
12
Kecelakaan.
13
Donor Darah
14
Gegar Otak
15
Kedatangan Keluarga Ayu
16
Siuman
17
Pulang
18
Sebuah Hinaan.
19
Berdebat
20
Hinaan dan Celaan
21
Menikah
22
Karyawan sinting
23
Kembali datang
24
Berubah
25
Mendatangi perusahaan
26
Menghempas para Hama
27
Berakting
28
Makan siang
29
Kedatangan Raden
30
Kemarahan Raja
31
Perkelahian
32
Cerocosan Raja
33
Mengobati
34
Berteman
35
Resepsi
36
Berubah
37
Menuntut Hak
38
Beradu mulut
39
Pergi
40
Menyusul
41
Maaf
42
Mencari Gibran dan Raja
43
Sikap bijak Raja
44
Siapa Dia
45
Bersimpuh
46
Baikan
47
Operasi
48
Pelaku
49
Bertemu dia
50
Cidera
51
Siuman
52
Amarah Ghani
53
Tidak tahu malu
54
bukan budak
55
Kemarahan Ghina
56
Pulang ke Rumah
57
Makin ngeyel
58
Menyerang
59
Bela diri
60
Basah-basahan
61
Balas Dendam
62
Masih di ayah.
63
Mubazir
64
Di gusur.
65
Kebakaran
66
Janji
67
Tetap menikah
68
Mendatangi orangtua Nimas
69
Mulut keriting
70
Mengobati
71
Gagal
72
Tidak ada cara lain
73
Calyton Raharja
74
Resiko
75
Ulang tahun perusahaan
76
Menyrbar Undangan
77
Pesta
78
Bertarung
79
Plester
80
Terluka
81
Siuman
82
Berdamai
83
Novel baru "Langit Maheswara"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!