Suddenly Got Married

Jihan tak menyangka, nekatnya lari dari panti karena tidak ingin menikah, malah diculik dan sekarang menikah. Jihan kadang bingung, dengan dunia nya.

Ia menatap banyak orang, yang bahkan tidak ia kenal. Bahkan Nathan yang sudah sah menjadi suaminya, belum ia kenal dengan baik.

Jihan tersenyum samar, membayangkan bagaimana hidup nya setelah ini. Ia masih tidak menerima, jika ia sudah menjadi seorang istri sekarang. Umurnya masih dua puluh tahun, tapi tidak disangka jika ia sudah menikah sekarang.

Ingin rasanya ia merengek kepada Tuhan, agar ia kembali ke waktu dia masih janin saja.

Mulai dari acara selesai, Jihan hanya diam saja memproses hal yang sudah terjadi kepadanya.

Ia akui jika Nathan tampan, namun ia tidak mengenal siapa dan bagaimana watak cowok itu. Oh God... bagaimana selanjutnya kehidupan Jihan? Tolong beri cela sedikit bagi Jihan, agar tau jaga-jaga mulai sekarang.

Jihan menatap Nathan yang tengah duduk bersama laki-laki yang berjumlah tiga orang, Jihan tidak kenal siapa mereka. Sedangkan Jihan, cewek itu hanya duduk bersama Geri dan beberapa wanita yang juga Jihan tidak kenal. Ia ingin menangis sekarang juga!!!

 Ia seakan hidup di negeri dongeng, yang tidak mengenali dan tidak ia kenal siapa pun juga.

Ingin rasanya ia meminta Geri agar ia pulang dulu, namun rasa segan memenuhi tubuhnya.

"lo pungut dari mana bini lo?" tanya Alan sepupu Nathan

"jaga bicara lo! dia bukan sampah" ucap Nathan tidak suka dengan gaya bicara sepupunya itu.

"bercanda doang kali" ucap Alan saat menatap mata tajam Nathan.

"ngak nyangka gue, lo udah nikah aja" ucap Samuel salah satu sahabat Nathan.

"jaga mata lo" ucap Nathan saat melihat Samuel, menatap penuh damba istrinya itu.

"aelah... posesif banget sih lo? gue pepetin baru tau rasa lo" ucap Samuel

"tapi dia cantik sih" timpa Robin sahabat Nathan juga.

"ck...sialan lo pada" kesal Nathan lalu berjalan, menuju Jihan yang duduk seperti orang yang kehilangan otaknya.

"diam mulu dari tadi" ucap Nathan setelah sampai di samping Jihan.

Jihan memaksa senyum nya, ia mengingat mahar yang Nathan beri tadi sungguh diluar nalar jumlah nya.

Sangat besar dan banyak jumlah nya!!!!

"kita pulang yok" bisik Jihan pada Nathan

"ngak sabar malam pertama?hm?" tanya Nathan menggoda.

"hati-hati sama aset lo, yang bakal gue tendang sampai pecah jika berani macam-macam " jelas Jihan

Nathan menatap tidak suka pada Jihan

"hm...jika gue bisa menahan nya" jelas Nathan membuat Jihan menatap Nathan sengit.

"pa" panggil Nathan pada Geri. Nathan sebenernya tidak terlalu memikirkan aset berharga nya, makanya menikah. Iya....Nathan akui aset itu juga salah satu alasan nya. Tapi dibalik itu Nathan juga memiliki alasan lain.

Flashback On

Nathan berjalan kesana-kemari tanpa henti, guna mencari papa nya.

Namun tidak kelihatan!

Nathan akhirnya pergi, ketempat yang jarang ia kunjungi yaitu belakang rumah.

Saat kakinya telah sampai disana, ia menemukan papa nya sedang duduk di salat satu bangku, yang sudah sangat usang namun tak diijinkan di buang oleh Geri.

Saat mulut Nathan ingin terbuka, memanggil Geri. Tiba-tiba ucapan Geri mampu menghentikan langkahnya, yang ingin menyusul papa nya itu.

Suara itu memang tidak terlalu keras, namun suasana hening mampu membuat suara itu terdengar di telinga Nathan.

"Sayang...tolong bisikkan sama anak kita untuk segera menikah" ucap Geri sambil mengelus sebuah foto, di pangkuan nya.

"aku sudah memaksa nya beberapa kali, tapi ia tidak pernah mendengarkan ku"

"aku kesepian sayang....semenjak ngak ada kamu"

"aku bahkan sampai memberi ancaman yang konyol, agar Nathan anak tunggal kita itu menikah. Hah...tapi aku ngak yakin Nathan melakukan nya sayang"

"hanya itu yang ingin aku minta dari Nathan....tapi ia belum bisa memberi nya." Terlihat Geri menghapus air matanya. Nathan kini sangat membeku, ia ingin menangis saat menyadari ternyata papa nya selama ini, benar-benar ingin ia menikah.

"aku ngak berharap cepat pergi dari dunia ini....tapi aku takut sayang....aku meninggalkan Nathan tanpa ada siapa-siapa di samping nya"

"aku ingin sekali melihat anak kita itu menikah sayang"

Terdengar isakan kecil keluar dari bibir Geri. Bahkan Nathan sekarang mengeluarkan, setetes air mata dari pelukan matanya.

Nathan sadar, ia telah menghambat kebahagiaan satu-satunya orang yang telah memperjuangkan, Nathan selama ini dengan beribu kasih sayang.

Nathan tidak melanjutkan langkah nya, ia memilih untuk kembali ke mansion mereka.

Kini jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, Nathan yang sedari tadi sibuk melamun di balkon kamar nya. Tiba-tiba mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ia benar-benar tidak tau harus kemana.

Ah sudahlah ia memutuskan untuk ke rumah Samuel bersama Robin.

Setelah beberapa jam di rumah Samuel, Nathan pamit pulang . Ia memang tidak menceritakan apa-apa pada kedua sahabat nya itu.

Namun seperti diluar rencana Nathan, tengah malah tepat jam duabelas Nathan malah melihat seorang gadis berjalan sendiri seperti hantu.

Ia tidak berfikir panjang, ia akan menjadikan gadis itu bagian dari hidup nya, sebagai hadiah untuk papa nya besok.

Flashback Of

"kita pulang duluan boleh ngak?" tanya Nathan

"boleh nak...menantu aku pasti sudah sangat capek" ucap Geri

"baik-baik kalian ya sayang, kamu harus jadi istri yang bijaksana dan berhati lembut. Oke nak?" tanya Geri pada Jihan

"baik pa....Jihan pasti lakuin" ucap Jihan

Jihan tidak menyangka, jika ia anak sebatang kara kini memiliki keluarga besar seperti ini...orang kaya lagi.

Nathan akhirnya sampai di mansion Bagaskara. Nathan akan tinggal disana selamanya, bersama istrinya Jihan. Ia sudah pasrah jika ia mencintai Jihan kelak, ia tidak ingin mematahkan hati papa dan... istrinya itu.

"berat ya bajunya?" tanya Nathan setelah berada di kamar mereka.

"banget" ucap Jihan

"duduk aja kayak sesak gitu" jelas Jihan

"gue sih ngak peduli" ucap Nathan bercanda.

"apasih Than" kesal Jihan

Jihan menghela nafasnya, sungguh ia sesak di bagian perutnya. Gaun itu lumayan sempit untuk nya, padahal semalam baik-baik saja itu pikirnya.

"bukain dong Than" ucap Jihan

"apanya?" bingung Nathan sambil mendudukkan bokongnya, disamping Jihan.

"gaun gue" ucap Jihan

"yakin lo?" tanya Nathan, takut jika Jihan khilaf doang.

"cepetin dong" ucap Jihan memaksa.

Nathan mulai menuntun Jihan agar membelakangi nya, lalu tangan nya ia pakai untuk membuka kancing belakang gaun itu.

Nathan menelan ludahnya saat melihat punggung halus dan putih, milik istrinya itu.

"u-udah" ucapnya

"hah....lega banget" ucap Jihan merasa nafasnya, yang tertahan sejak tadi sudah keluar dengan lancar.

"ini kebesaran ngak sih? kalau aku bukanya di kamar mandi?" tanya Jihan sambil melihat gaun besar dan panjang serta kembang itu.

"ngak tau" ucap Nathan

Jihan memikirkan beberapa cara dalam otak nya.

"lo tutup mata gih, gue mau pake handuk ....ngak usah deh gue ganti di kamar mandi saja ngak papa" ucap Jihan tiba-tiba berubah pikiran.

"emang kenapa kalau buka disini?" tanya Nathan

"lo mesum, nanti berabe kalau lo lihat badan gue yang kayak gitar spanyol ini" ucap Jihan terdengar narsis.

Nathan memandang Jihan lama

"terserah lo sih" ucap Nathan lalu menggeser duduk nya, hingga bersandar di sandaran kasur.

Seolah Jihan tidak peduli, ia melangkah ke kamar mandi dan segera melakukan ritual mandinya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

happy reading 🫶🤍