NovelToon NovelToon
The Killer?

The Killer?

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Sebuah kasus pembunuhan berantai terus saja terjadi di tempat yang selalu sama. Menelan banyak nyawa juga membuat banyak hati terluka kehilangan sosok terkasih. Kasus tersebut menarik perhatian untuk diselidiki. Namun si pelaku lenyap tanpa sebab yang jelas dan justru menambah kekhawatiran penyelidik. Kasus ini menjadi semakin rumit dan harus segera dipecahkan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. Mencari Jawaban

Hembusan angin kian menusuk. Suasana gunung pada malam ini begitu dingin dan sunyi. Hanya terdengar nyanyian jangkrik yang memecah keheningan diantara aku dan Taira. Alunan jangkrik ini mampu membawaku pada beribu lamunan. Haruskah aku jujur? Apakah gadis itu akan percaya jika aku jujur? Sebenarnya aku bisa saja mengatakan tentang tuduhan kasus racun pada kedaiku, namun itu hanya akan membuatnya semakin curiga padaku.

Aku terdiam sejenak, mencoba untuk merangkai kata agar tak terdengar seperti bualan. Sesekali menatap ragu padanya, menghela nafas pasrah, lalu mulai bersuara. “Bagaimana jika ku bilang, aku kemari untuk mencari misteri dari bisikan yang menghantuiku sejak bulan lalu, dan kemungkinan ada hubungannya dengan kasus pembunuhan berantai ini? Lagi pula, karena ulah pembunuh tersebut, aku hampir kehilangan pekerjaanku.”

“Bisikan?” Tanya gadis kecil mungil berambut pendek itu singkat, tak menghiraukan pernyataan terakhirku tentang pekerjaan. Aku hanya menjawabnya dengan anggukan pelan. “Apa yang mereka katakan?” Ia bertanya lagi, kali ini aku menjawabnya dengan suara.

“Mereka kesakitan, mereka tersiksa, menangis setiap malam karena tubuhnya dicabik-cabik dengan pisau oleh seseorang. Mereka memohon pertolongan, ada juga beberapa diantara mereka yang merindukan kelurganya dan menangis ingin pulang. Entah mengapa aku merasa bahwa itu adalah suara para koban yang dibunuh di gunung ini, makanya aku ingin menemukan pelakunya untuk membuat mereka bisa beristirahat dengan tenang di alam sana,” jawabku panjang lebar. Taira sempat terdiam mendengarkan jawabanku dengan seksama.

“Kau benar, mereka memang korban yang dibunuh di gunung ini. Tapi bukan oleh pembunuh berantai yang mulai beraksi bulan lalu,” Taira mulai menganalisis tentang bisikan misterius yang selalu ku dengar setiap malam.

“Maksudmu sebelum bulan lalu ada korban yang dibunuh di sini juga?” Tanyaku yang masih tak mengerti perkataannya. Taira hanya mengangguk pelan. “Tapi kapan? Dan kenapa mereka baru menghantuiku bulan lalu?” Lanjutku yang tak pernah puas dengan jawaban dari setiap misteri yang membuatku hampir gila, mungkin memang aku sudah gila.

“Soal sejak kapan mereka menjadi korban, itu hanya kau sendiri yang bisa cari tahu. Karena kau lah yang memiliki kemampuan untuk hal tersebut. Dan kenapa mereka baru menghantuimu bulan lalu, itu karena mereka baru menyadari kemampuanmu bulan lalu. Hanya itulah yang bisa ku pahami sekarang.”

Aku hanya mendengarkan penjelasan wanita yang sepertinya cukup cerdas dan berpengalaman dalam hal semacam ini, namun sayangnya hanya menambah pertanyaan didalam kepalaku. ‘Kempampuan’ dia bilang? Maksudnya sejenis indigo atau hal semacamnya? Apa memang harus ada alasan yang tidak masuk akal dibalik misteri yang tak masuk akal pula? Bagaimana pula cara ‘kemampuan’ ini berfungsi?

“Membingungkan, bukan? Hidup memang dipenuhi degan hal rumit yang tak masuk di akal? Menyedihkan! Kau adalah orang baik, tapi kau kurang cerdas untuk memahami tentang hal ini. Kau hanya bisa memahami rasa sakit kami, tapi tak bisa menghentikannya. Nyawa dibayar nyawa, dasar manusia bodoh!”

Sial! Bisikan itu muncul lagi dan membuat kepalaku sakit lagi! Namun kali ini kalimatnya jauh berbeda dengan yang sering ku dengar, mereka seperti sedang… Mengajakku bicara? Berisik! Tak usah banyak protes, jika kalian tak mau memberi jawaban! Dasar arwah-arwah tidak tahu diri! Aku ini sedang mencoba membantu kalian, bodoh! Bagaimana aku bisa membantu kalian, bila kalian juga tak bisa diajak kerjasama!? Tunggu, apa?

“Nyawa dibayar nyawa,” lagi-lagi aku tak bisa mengendalikan lisanku, pandanganku mulai gelap.

“Apa?” Tanya Taira tidak mengerti dengan perkataan yang aku sendiri tak mengerti.

“Nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa, nyawa dibayar nyawa,” siapapun, tolong hentikan lisanku yang meracau mengerikan ini! Aku takut.

“Picho? Kau kenapa?”

“Nyawa dibayar nyawa!”

“Sadar, Picho!” Sentak Taira sambil menamparku dengan keras, membuatku tersadar dari igauan tak jelasku.

“Mereka mengatakan hal itu! Tolong, Taira. Aku tak bisa mengendalikan lisanku akhir-akhir ini, aku selalu mengatakan hal yang mengerikan tanpa aku inginkan, aku takut. Aku tak mengerti ada apa dengan diriku ini,” sentak ku di kalimat pertama dengan suara lantang, lalu melanjutkan kalimatku dengan suara lemas dan bergetar. Baru kali ini aku merasakan ketakutan yang teramat mengerikan.

Mendengar permohonanku, Taira sempat terkejut sesaat, ia tak bisa berkata-kata dan terbelalak menatapku. Aku yang bisa merasakan emosi orang lain ini, merasakan dengan jelas rasa takut di dalam dirinya, terlihat juga dari tubuhnya yang bergetar hebat dan raut wajahnya yang tak berubah.

“Picho? Kau…?”

“Apa?”

Taira menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis, ia mendekatiku dan berusaha berjinjit agar tangannya mampu menggapai keningku yang jauh lebih tinggi darinya. Taira mengusap suraiku yang entah sejak kapan ikatannya terlepas. Mungkin ikat rambutku lepas saat bersepeda, atau saat aku tak bisa menggendalikan diriku. Yang jelas, rambutku jadi berantakan karenanya. Tapi bukan itu yang harus difikirkan sekarang. Aku menatap wanita manis berambut pendek dihadapanku ini dengan cemas, menunggu jawaban darinya.

“Tak apa. Aku paham tentangmu sekarang, jangan khawatir. Aku percaya, bahwa bukan kau pembunuh berantai itu,” ucapnya dengan lembut, sambil terus mengusap rambutku yang semakin berantakan. Aku sedikit lega mendengarnya, tapi bukan itu jawaban yang aku inginkan.

“Memang bukan aku! Tapi, apa kau punya tersangka untuk dicurigai?”

“Belum, ku harap kau bisa membantuku menemukannya,” Taira tersenyum manis dihadapanku untuk pertama kalinya, setelah selama ini wajahnya tegas dan penuh kecurigaan. Sepertinya aku mendapatkan tim untuk mencari pelakunya, tapi…

“Bagaimana caranya?” tanyaku singkat. Taira menambahkan kadar gula pada senyumannya.

“Pertama, kendalikan dulu dirimu. Jika suara itu muncul lagi, coba untuk tidak terlalu tenggelam didalamnya. Berilah sedikit sentakkan kecil pada tubuhmu, agar kau bisa tersadar dari pengaruh mereka. Dan jangan terlalu memikirkan mereka lagi. Jika kau sudah bisa mengendalikan dirimu dengan baik, mari kita cari pelakunya bersama.”

Begitu rupanya? Aku tak bisa mencari pelakunya, karena aku masih memilki masalah dalam diriku sendiri? Ia ingin bilang bahwa aku harus menyelesaikan masalahku satu persatu secara perlahan? Baiklah, aku mulai mengerti sekarang.

Ku akui, Taira memang wanita yang cerdas, aku yakin bisa menemukan banyak jawaban dari setiap misteri di hidupku yang memuakkan ini. Hanya saja, aku harus bisa menyelesaikan beberapa masalah yang hanya bisa diselesaikan oleh diriku sendiri. Mungkin ini ada hubungannya dengan ‘kemampuan’ yang ia bicarakan sedari tadi. Walau aku tak begitu mengerti, selama aku menuruti yang Taira katakan, aku akan baik-baik saja, kan? Ku harap begitu.

Malam semakin larut, aku dan Taira sepakat untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun saat aku ingin pulang, sepedaku tak mampu ku temukan di sekitar tempat ku memarkirkannya tadi. Bingung? Jelas aku sangat bingung dan panik! Ditambah lagi saat aku ingin menanyakannya pada Taira, gadis itu sudah hilang dari pandanganku. Padahal belum sampai beberapa detik yang lalu ia masih berada di belakangku.

Ada apa dengan sepedaku dan Taira? Mengapa mereka bisa hilang secara bersamaan? Apa wanita cantik itu pulang menggunakan sepedaku? Tapi sejak kapan? Sudahlah! Ku pulang jalan kaki saja. Gadis itu, dia bisa membantuku keluar dari misteri, namun ia juga merupakan misteri baru bagiku. Aku tersenyum manis ke arah langit malam yang indah sambil menikmati perjalanan pulang, ketika memikirkan tentang wanita bermata hitam jernih itu.

1
Amelia
waduh bahaya enggak tuh 😰😰
Amelia
salam kenal ❤️🙏 semangat terus
Cherry: Salam kenal juga, Terimakasih, kamu juga semangat 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
akhirnya author update, udh ditunggu tunggu.. btw happy birthday ya thor 🥳🥳🥳
Cherry: Makasih 🥰
total 1 replies
Husna Alifah
senang nya dpt kabar dah mau update, di tunggu ya thoor🥳
Cherry: Makasih masih mau nungguin Author yang ga konsisten ini huwuuh… 😭🙏🏻
total 1 replies
Mpit
bilang aja pemiliknya itu gk mau bayar karyawan nya ahahah
Cherry: Bisa jadi 😁😂
total 1 replies
Mpit
Iyah ayolah,, MC jngn naif/Sweat/
Mpit: rada" wkwk
Cherry: Naif kah dia?
total 2 replies
Mpit
ga tau knp, gw ngerasa Phico punya kepribadian ganda,, nebak doang 🗿
Cherry: Hayo, Picho jenis orang seperti apa? 😄
total 1 replies
Mpit
selagi enak ya gaskennn🗿
Cherry: Tim penyuka pedas, gaskeun 🤩
total 1 replies
Mpit
loh,, gak telpon polisi/manggil warga sekitar gitu?? :(
Cherry: Namanya orang panik, mana kepikiran ke situ? 😁
total 1 replies
Mpit
kan emang jatoh dari sepeda :v ga salah sih
Cherry: Ga salah kan? Hehe 😁
total 1 replies
Mpit
bisa disebut "gadis kecil" aj sih haha
Cherry: Hehe, memang kecil dan mungil sih dia
total 1 replies
Mpit
daripada koma, lanjut dialog,, lebih enak dibacanya klo ditulis dialog, lanjutannya di bawah aja
Cherry: Terimakasih atas sarannya kakak, akan ku jadikan pelajaran di karya-karya berikutnya. 😊🙏🏻
total 1 replies
Mpit
dijadiin bakso enak tuh daging
Cherry: Kalau jual bakso daging manusia, ada yang mau beli ga ya? 😂
total 1 replies
Mpit
Hooo ku kira cewek wkwk

tipe cowok gondrong, kah? /Hey/
Cherry: Hehe, aku emang suka cowok gondrong 😁
total 1 replies
Husna Alifah
huhuu, di tunggu kelanjutannya thorr
Husna Alifah: ehehe, iya maaf ya thor, lama udah ga baca, karena terlalu sibuk 🙏🏻
Cherry: Eh? Kamu masih baca karyaku? Yaampun! Aku rindu banget, udah beberapa hari tak tinggalkan jejak di sini, huhu… 😭 Makasih masih setia menunggu 😊🙏🏻
total 2 replies
Husna Alifah
gapapa thor, tetap semangat yahh
Cherry: Siap, makasih 🥰🙏🏻
total 1 replies
Husna Alifah
aku Thaira thoor...
Cherry: Ok Ok, kita coba tunggu komen dari yang lain ya… kalau belum ada yang komen lagi sampe besok, aku bakal coba bikin Picho sama Taira, hehe. Makasih dah komen
total 1 replies
Husna Alifah
terus up thor.. sedih bngt sama episode ini TwT
Cherry: Besok up lagi. Sedihnya ini episode malah kejadian beneran sama dunia nyataku. Mirip tapi ga persis. #malah curhat /plak/ 😂
total 1 replies
Husna Alifah
update terus thor.. ga sabar kelanjutannya
Cherry: Terimakasih… Jangan bosen baca ceritaku ya 🥰🙏🏻
total 1 replies
Anita Jenius
Lanjut baca dulu
Cherry: Ok, selamat membaca 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!