syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
freak
...Pagi hari telah tiba ini hari pertama Nala masuk sekolah setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit...
Sebenarnya Nala masih bertanya tentang tulisan nenek di dalam buku hariannya itu, apakah dia harus mencari obat untuk luka hatinya? agar dia bisa mendapatkan rumah yang layak untuk dia tinggali?
Nala berfikir jika tujuan hidupnya mungkin untuk mencari cinta yang tulus itu, jika benar dia akan mencarinya, Nala akan segera menemukan kebahagiaanya, dia pasti bisa.
Nala berjalan di koridor sekolah menuju ke ruang kelas tanpa sadar seseorang menabraknya dengan sangat kencang hingga dia terjatuh,
Nala mencoba bangun dan membersihkan beberapa debu yang menempel di seragamnya.
"Duh.....makanya kalo jalan tuh pakai mata"ucap seseorang yang tak asing di telinganya dengan nada kesal
"Jalan itu pakai kaki bukan mata" jawab Nala dengan wajah datar dan nada menantang.
"Yah, tetap aja emang ada orang yang bisa jalan tanpa melihat" ucap Raka dengan nada kesal dan emosi
"Orang buta " jawab Nala dengan wajah datarnya
Raka sempat terdiam sebentar, karena mendengar Jawaban Nala, tapi apa yang dia katakan benar bukan. Hehehe sebelum melanjutkan bicaranya.
"Yah....i...itu...itu beda, dia kan pakai tongkat"ucap Raka bingung
"Tapi dia jalan, tanpa melihat bukan?" jawab nala dengan wajah datar.
Raka bingung harus menjawab apa? Benar kata Nala orang buta bisa berjalan tanpa melihat, sepertinya Raka salah berurusan dengannya.
"Ah.....udahlah ngomong sama Lo itu !!!! bikin gue naik darah tau nggak, dasar pendek" ucap Raka dengan kesal dan menekan kata pendek di kalimatnya
"Dari pada kakak FREAK" balasnya dengan wajah datar
"Apa Lo bilang"ucap Raka sembari mengangkat jari telunjuknya ke arahnya
"FREAK"balasnya
"Lo pendek anak TK lepas"ucap Raka dengan nada kesal
"Kakak F-R-E-A-K freak" ucapnya sembari mengeja
"Wah Lo yah"ucap Raka dengan wajah kesal sembari menunjuk ku
"Apa" jawabannya menantang
mereka pun saling adu argumen dengan nada kesal, sebelum Arya datang melerai mereka berdua
"Woy udah, kalian berdua ini yah sehari aja nggak berantem kayaknya bakalan demam deh, lagian yah kata orang-orang jaman dulu kalo cewek sama cowok berantem itu bakalan jodoh loh ntar kalo kalian dua berjodoh gue bakalan ketawa sih"ucap Arya sembari melerai mereka berdua
"najis gue berjodoh Ama dia ngomong aja masih kaku gitu"ucap Raka dengan nada kesal
"kakak pikir aku juga mau sama kakak yang freak itu"ucapnya dengan wajah datar,
"Udah yah lebih baik kalian masuk ke kelas aja oke jangan berantem bentar lagi masuk loh, udah Nala masuk ke kelas aja yah rak ayok ikut gue masuk kelas"ucap Arya sembari mengandeng Raka
"Nggak gue nggak mau pergi sebelum dia minta maaf"ucap Raka sembari melihat ke arahnya
"Untuk apa kan kakak juga yang salah"ucapnya dengan wajah datar sembari beranjak dari tempat itu
"Dasar anak TK lepas"teriak Raka
"Udah rak ayok masuk kelas"ucap Arya sembari menarik lengan kak Raka.
Nala berjalan menuju ke kelas dan tak sengaja bertemu dengan hidan.
"Halo Nala udah sembuh yah"ucap hidan sembari tersenyum manis
"belum kayaknya kak, yang ada di depan kakak ini orang yang lagi sekarat" ucapnya dengan wajah datar
"Hehe maaf yah basa basi nya terlalu basi, tapi aku beneran khawatir tentang kesehatan kamu kalo belum mendingan kamu bisa istirahat di ruang UKS kok" ucap hidan sembari tersenyum
Nala beranjak pergi meninggalkan hidan sendiri, Nala berfikir jika hidan mungkin bisa menjadi penyembuh luka hatinya, tetapi dia masih belum yakin
Apakah senyuman yang hidan berikan itu senyuman tulus atau hanya senyuman palsu saja?
Sesampainya dia di dalam kelas, Nala langsung duduk di bangkunya
"Hai Nala, akhirnya Lo turun juga gue kangen sama Lo tau nggak" ucap Tasya penuh semangat
Nala melihat sebentar ke arah Tasya lalu berpaling dan menggambil sebuah buku pelajaran yang akan kami pelajari sebentar.
Selagi Nala sibuk dengan buku pelajaran yang ada di mejanya, tiba-tiba seseorang datang dan memukul meja mereka.
"Bisa nggak sih Lo nggak usah caper,Lo sadar nggak sih Lo itu udah rebut hal berharga dari gue"ucap Alya marah
Nala tak menghiraukan Alya karena menurutnya adu argumen dengan Alya sekarang hanya membuang waktunya, belum lagi Nala mendapatkan kabar kalo guru bahasa Indonesia tidak masuk di jam pertama karena adanya rapat antar guru.
Nala hanya fokus terhadap buku yang ada di depannya sekarang tanpa memperdulikan Alya
Plakkkk
tak lama sebuah tangan melayang tepat di pipinya, itu sangat keras sehingga meninggalkan bekas merah di pipinya.
Nala memegang pipinya dan melihat ke arah orang yang menamparnya.
Plakkkk
Nala membalas tamparan Alya lebih keras, yang membuat semua orang yang ada di kelas terkejut, terlebih lagi Tasya yang menyaksikan itu hanya bisa berdiri kaku sembari melihat itu.
Nala memutuskan duduk kembali ke kursinya, sebelum Alya menarik kerah bajunya lalu melemparnya, yang membuat Nala jatuh terduduk.
Alya berjalan menujunya, Nala melihat dengan jelas tatapan kemarahan Alya terlihat jelas di wajahnya sekarang, Nala tak tahu mengapa Alya sangat marah padanya?
"Alya Lo itu apa-apaan sih udah cukup yah kemarin Lo buat Nala masuk rumah sakit" ucap Tasya mencoba menahan Alya yang ingin mendekati Nala
"Lo juga mau belain dia, Lo itu teman gue apa bukan sih tas" ucap Alya marah
"Gue nggak punya teman yang suka nge rundung"ucap Tasya
"Kenapa sih,harus Lo? kenapa semua orang itu peduli sama Lo? Kenapa Lo harus rebut semua orang dari gue? kakak, orang yang gue sayang, bahkan sekarang sahabat gue, mau Lo itu apa sih Nala?"ucap Alya dengan air mata yang membasahi pipinya
"Gue tanya sama Lo Nala gimana rasanya orang yang Lo sayang di rebut sama orang? Lo pasti nggak bakalan bisa jawabkan"ucap Alya
"Iya, aku nggak bakalan bisa jawab pertanyaan Lo Alya, karena aku nggak pernah punya orang yang aku cintai, bahkan aku juga nggak punya orang yang berarti dalam hidup aku, mana mungkin aku bisa rasain apa yang kamu rasain" jawab nala dengan wajah tenang tetapi di dalam pikirannya begitu berantakan.
"terus, itu yang jadi alasan Lo buat merebut semuanya dari gue, Lo nggak tahu rasanya gimana kan" tanya Alya tak kalah marah
"aku nggak ada niatan merebut siapa pun itu, dan sekali lagi aku kasih tahu ke kamu, berhenti buat banding-bandingkan aku dengan kamu, semua orang punya masalahnya sendiri. Dan juga setiap orang nggak bakalan bisa paham tentang rasa sakit yang kita alami kalo dia nggak ngerasain, jadi tolong jangan suruh aku buat ngertiin perasaan kamu karena kita beda" ucapnya penuh emosi dan beranjak pergi
Nala berlari menuju rooftop, rasanya sakit sekali mendengar perkataan Alya, dia menangis dia atas rooftop sendiri.
Apa yang terjadi padanya? hati nya benar-benar sakit sekarang, tetapi mengapa? Apa salahnya? Mengapa harus dia?
..."Kita tak akan pernah tahu penderitaan seseorang sebelum kita juga merasakannya"...
...^^^Happy reading ^^^...
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor