Memori Cinta Kita ( Abi & Salma )

Beberapa hari telah berlalu, Dan malam ini adalah malam dimana Abi menghabiskan waktunya sendiri. Karena kemungkinan hari berikutnya ia akan membawa gadis pujaan hatinya pulang ke rumah besarnya ini. Bukan sebagai gadis biasa lagi melainkan sebagai istri.

Kini Abi tengah berada di ruangan pribadinya. Pria berjambang tipis itu duduk di sebuah kursi kebesarannya sembari menatap tajam kedepan. Sebelah tangan pria itu memegang sebuah kertas dimana lukisan wajah seorang pria tergambar disana. Sebuah lukisan yang di buat Uncle Charles beberapa tahun lalu.

Pria yang tergambar di kertas tersebut adalah pria yang dengan kejam nan sadis telah menghabisi orang tuanya dua puluh tahun lalu. Mendadak tatapan yang semula sendu dan menyejukan itu berubah menjadi tajam dan menakutkan.

Abi benci pria itu, Abi benci pembunuh itu. Karena pria itulah Abi hidup sendiri dan menderita, Abi yang awalnya terkenal dengan anak periang berubah menjadi pendiam. Jarang bicara bahkan tak pernah tersenyum sedikit pun. Bayang-bayang orang tuanya yang tewas di tangan pria itu masih membekas di otak Abi hingga kini.

Sebuah rasa dendam tercipta dalam hatinya. Beruntung ia mempunyai Uncle Charles, Pria yang sangat berjasa dalam hidupnya. Pria itulah yang terus berusaha membuatnya agar bangkit dan tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. Pria itu juga yang sangat berperan penting dalam kehidupannya selama ini.

Terlebih berkat Charles Abi dapat membalaskan dendamnya kepada satu persatu orang yang telah menyerang kediamannya saat itu.

Ya, Ingatan Charles yang tajam membuat pria paruh baya tersebut dengan mudah mengenali siapa saja pria yang dulu telah membuat hidup Abimana berubah dalam sekejap. Charles membuat sketsa wajah para pelaku pembunuh majikannya itu. Tidak hanya itu saja, Pria itu juga bekerja keras demi menemukan siapa dan dimana mereka berada.

Masih melekat di ingatan Charles dimana orang-orang itu membuka topengnya usai melenyapkan kedua majikannya yang baik hati. Semenjak kejadian itu, Charles harus berjuang sendiri membesarkan Abimana. Beruntung Charles masih ada beberapa berkas yang sempat ia bawa, Dimana berkas tersebut adalah harta peninggalan Tuan Cristiano dan istrinya.

Charles mencoba mengelola harta dan perusahaan yang masih tertinggal tersebut sampai benar-benar berkembang pesat. Tidak itu saja, Pria itu juga membuang Nama Nadella yang melekat di nama Abimana. Yang Awalnya bernama Abimana Cristiano Nadella menjadi Abimana Cristiano saja.

Bukan berniat membuang, lebih tepatnya nama tersebut sengaja di sembunyikan. Mencari aman saja takut orang-orang itu dapat mencium keberadaan Abimana yang kala itu masih anak-anak.

Namun ketika dewasa, Abimana yang semula pendiam itu nyatanya menyimpan dendam yang mendalam. Dimana dalam otaknya tertanam, Bahwa nyawa maka harus di balas dengan nyawa. Dari situlah Charles mulai mencari satu persatu pria iblis itu.

Hidup di jaman sekarang jelas saja membuat semuanya menjadi sangat mudah. Keberadaan mereka di temukan, Dalam waktu kurang lebih selama dua Tahun Abimana dapat membalaskan dendamnya dengan cara melakukan apa yang orang-orang itu lalukan dimasa lalu.

Berawal dari satu orang Abimana dapat mencari informasi dari orang tersebut untuk mencari sisanya. Semua tuntas dan Mereka tewas, Namun masih ada satu lagi yang masih berkeliaran bebas. Yaitu pria yang yang telah menembak kedua orang tuanya tepat di depan mata kepalanya.

Abimana terus mencari pria itu hingga dua tahun yang lalu, Abimana dapat menemukan dimana pria itu tinggal. Tidak seperti temannya yang lain, Abimana justru meneror pria itu terlebih dahulu sebelum akhirnya Mengepung rumah tersebut.

.

.

.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan anak Badjingan itu.."Tanya Uncle Charles kepada Abimana yang kembali meletakkan lukisan wajah tersebut di dalam laci.

"Belum Uncle..Anak buahku masih belum menemukannya, Entah lari kemana dia.." Abimana menuangkan sebuah minuman Alkohol ke gelas sloki lalu menegak minuman tersebut.

" Lalu apa rencanamu setelah Anak Badjingan itu di temukan? Apa kau juga akan membunuhnya..?"Abimana menggeleng. "Lalu?..

"Aku tidak akan membunuhnya Aku hanya akan membuatnya mati secara perlahan. Tapi sebelum itu, aku akan menyiksanya terlebih dahulu..hingga ia tersiksa dan menyerah juga pada akhirnya.." Abimana meletakkan gelas sloki nya di atas meja. Tatapan mata pria itu sangat tajam menakutkan.

"Apa kau akan melakukannya di rumah ini nak andai gadis itu di temukan..?

"Tentu saja tidak Uncle.. Apa kata Salma nanti.. Aku tidak mau jika Salma tau tentang ini. Apalagi sampai Salma tau tentang masalalu ku, Aku tidak ingin itu terjadi.. Aku sangat mencintai Salma, Dan aku ingin hidup bahagia bersamanya.. Bahkan..

Tok...tok..

"Masuk..

Seorang pria berbadan besar masuk ke dalam ruangan tersebut. Abi menatap datar pria yang ia tugaskan untuk mencari gadis putri pembunuh itu.

"Ada apa? Apa kau sudah menemukannya..

"Maaf Tuan..Kami belum menemukan dimana gadis itu berada.. Kami sudah mencarinya ke seluruh kota, Tapi gadis itu sulit ditemukan.."Dengan menunduk pria tersebut menjawab pertanyaan sang Tuan.

Abimana diam, Ia tidak menyalahkan anak suruhannya dalam hal ini. Karena Abimana juga sadar bahwa Ini juga salahnya. Ia telat mengetahui bahwa pria itu mempunyai seorang gadis yang ia sendiri pun tak mengenali nama serta wajahnya.

"Tidak apa-apa.. Kau pergilah, Tapi ingat! Tetap cari dia sampai ketemu.. Aku tidak ingin dia lepas begitu saja..

",Baik Tuan.. Kalau begitu saya permisi.."Pria itupun akhirnya pergi dari ruangan tersebut. Abimana kembali duduk, Otaknya berpikir kemana perginya gadis itu? Padahal segala cara sudah pria itu lalukan agar gadis itu di temukan. Tapi tetap saja hasilnya nihil, Dia yang bodoh atau gadis itu yang pintar..

"Uncle..

"Ya, Kenapa?

"Menurut Uncle.. apa gadis itu tau kalau dia aku incar?" Abimana menoleh ke arah Charles seakan menunggu jawaban dari pria paruh baya ini.

"Jika dia tidak tau, Untuk apa dia pergi dari kota tempat tinggalnya dan lari jika bukan untuk menyelamatkan diri.."Jawaban Charles tentu saja masuk akal. Sudah pasti gadis itu tau niatnya.

"Tapi jika boleh aku jujur, Kenapa tidak kau lepaskan saja gadis itu.. Dia tidak tau apa-apa.. " Seketika Abi menatap Charles datar dan merasa tak suka dengan perkataan pria itu tadi.

"Apa maksud Uncle tadi.."Tanya Abi begitu dingin.

"Bukan apa-apa, Hanya saja gadis itu tidak bersalah..Dan tidak seharusnya anak itu menanggung dosa yang di lakukan ayahnya.."Abimana memalingkan wajahnya, Jika sudah seperti ini Abi tidak tau harus berbuat apa..

"Tapi itu terserah kau saja, Untuk yang ini.. Uncle kurang mendukung.. "Tepukan pelan mendarat di pundak pria itu sebelum akhirnya Charles pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Seperginya Charles, Abimana diam. Pria itu mencoba merenungi semua perkataan Charles. Tapi tetap saja, Abimana adalah Abimana.. Dia harus bisa mendapatkan apa yang ia mau termasuk gadis itu, Harus.

"Setidaknya kau juga harus merasakan bagaimana sakitnya..."Ucapnya dengan gigi yang mengetat

Abi terjingkat ketika ponselnya bergetar. Pria itu melihat siapa yang telah menghubunginya malam-malam begini. Wajah sangar yang semua pria itu tampilkan berubah menjadi sendu ketika Abi sadar siapa yang menelfonnya.

"Hay Sayang..." Tidak ada suara datar dan dingin Abimana saat ini. Semua hilang nan musnah tergantikan dengan suara lemah dan lembut dan sangat nyaman di dengar.

.

.

.

TBC