'Kepergian' istri tercinta membuatnya begitu patah hati. Sang Mama yang termakan hasutan membuatnya menjadi seorang duda untuk kedua kalinya. Bertahun-tahun lamanya seorang Prabayudha terpuruk dalam ribuan rasa bersalah dan duka lara yang membekas dalam dada. Hingga kemudian garis tangan Tuhan mempertemukan dirinya dengan gadis nan ayu.
Kisah masa lalunya membuatnya tidak seperti dulu lagi pada sosok wanita. Sikapnya begitu dingin dan tidak peduli dengan wanita manapun. Namun gadis yang di temuinya kali ini begitu berbeda.
Apakah sang Kapten mampu melupakan masa lalunya demi sosok yang baru?
Konflik tajam dan berliku. Tidak tahan konflik harap dengan hormat untuk SKIP.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Hubungan menegang.
Bang Probo melihat foto seorang wanita paruh baya yang cantik di ruang tamu Pak Taufan. Dalam kegiatan pengajuan nikah siang tadi, Bang Probo menghubungi Papa Taufan untuk mengutarakan niat baiknya hingga malam ini dirinya langsung bertandang pada kediaman Papa Taufan.
"Itu Mama kandungnya Gita." Sapa seorang wanita paruh baya lainnya. "Saya Mama tirinya Gita."
"Oohh.. iya Bu. Saya Probo." Bang Probo menyalami wanita yang akan segera menjadi ibu mertuanya tersebut.
Terdengar suara gaduh dari dalam kamar Gita. Disana Gita meributkan masalah pakaian yang akan di kenakannya malam ini.
"Apakah Gita tidak tau tentang acara malam ini?" Tanya Papa Taufan.
"Tau, tapi Gita tidak percaya. Gita menganggap malam ini hanya lamaran." Jawab Bang Probo.
"Bocah gemblung, piye sih. Yawes.. ayo di lanjut saja..!!" Kata Papa Taufan.
:
Mulut Bang Probo ternganga lebar melihat Gita menuruni anak tangga. Ayah Dallas pun segera memasukan biji kacang karena malu melihat ekspresi wajahnya yang bagai tidak pernah melihat makhluk bernama wanita.
Bang Probo terus memperhatikan paras wajah Gita sampai tidak sadar wanita itu telah berada tepat di hadapannya dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman tapi Bang Probo tetap tidak menyadarinya.
"Probo.. tutup mulutmu..!! Bisa-bisanya kamu bawa muka musang di acara begini."
Bang Probo tidak mendengarnya sampai akhirnya Gita menginjak kaki Bang Probo.
"Aawwhh.."
"Salim, Om..!!" Tegur Gita.
"Aahh.. oohh.. iya." Bang Probo langsung menyalami Bang Arok. Seketika itu para hadirin tertawa, Bang Arok pun menjitak ubun-ubun Bang Probo.
"Kapten Probo, salaman sama Gitaaa..!!" Kata Bang Arok.
Bang Probo segera menyambut tangan Gita. Sungguh dirinya tidak menyangka bisa memiliki seorang wanita lagi dalam hidupnya.
Gita menunduk mencium punggung tangan Bang Probo dan saat itu mata Bang Probo terpejam. Ia menitikan air mata yang begitu pedih.
"Kamu mungkin tidak lah sempurna tapi kamu adalah wanita yang sesempurna itu bagiku. Aku juga bukanlah pria yang sempurna namun sesempurna itu inginku menjadikanmu satu-satunya yang tersayang dari yang paling ku sayang. Selamat datang bidadari hatiku.. terima kasih telah memilihku." Ucap Bang Probo dan tanpa sadar hati Gita bergetar.
Saat Gita menegakan tubuhnya, Bang Probo mengecup kening Gita dengan sayang. Gita pun menitikan air mata.
"Jangan lama-lama Mas Probo, masih banyak tamu nih." Kata seorang perangkat desa yang hadir menjadi bagian dari para tamu.
Bang Probo segera menghindar dan Gita pun menjauh namun saat itu Gita melihat ada sosok anak perempuan yang keluar menjauh dari Gita segera mengejarnya.
~
"Hai.. namamu siapa anak cantik?" Tanya Gita.
"Aku.. Dhea, Tante Gita."
"Dhea kenal Tante ya?" Tanya Gita lagi.
"Iya, kata Papa dan Mama saat nanti Daddy sudah bersama dengan seorang wanita, berarti Dhea akan segera punya Mommy." Jawab Dhea.
"Siapa Daddy-nya Dhea?"
"Kapten Prabayudha."
Gita memperhatikan paras wajah Dhea dengan lekat. Ada wajah Bu Annya di sana namun ada juga wajah Bang Probo serta Pak Arok disana. Gita yang kembali menangis segera mengusap wajahnya.
"Tante mau berteman dengan Dhea??"
"Tentu saja, kenapa tidak?? Dhea gadis yang cantik sekali. Siapapun pasti ingin bersama Dhea." Gita mengangkat Dhea ke atas pangkuannya.
Bang Probo menyandarkan tubuhnya pada dinding samping rumah Pak Taufan, nyeri di hatinya semakin menjadi namun kali ini terbersit rasa yang tak sanggup teruraikan.
"Apakah besok Tante Gita bisa pergi ke acara sekolah Dhea bersama Daddy?"
"Besok ya.. hmmm.. baiklah, Tante akan datang dengan atau tanpa Daddy-nya Dhea."
Gita dan Dhea asyik bercanda hingga tidak sadar waktu bergulir sudah sangat malam.
-_-_-_-_-
"Gita.. saya mau bicara. Tentang Dhea. Maaf.. saya belum jujur sama kamu. Bukan maksud saya, tidak menceritakan tentang Dhea." Kata Bang Probo.
"Tidak apa-apa. Gita tau diri. Tidak perlu lagi bertanya tentang masa lalu, bukan?"
Gita berjalan menjauh dan Bang Probo tau saat ini Gita sangat marah padanya. "Dek, kita pulang yuk..!!"
"Gita pengen disini..!!" Tolak Gita.
"Besok pagi kita ke sekolah Dhea. Kamu mau?" Tanya Bang Probo.
"Oke, tapi tidur di sini..!!" Pinta Gita.
"Waduuhh.. nggak bisa. Kamarmu sudah terlanjur Abang pakai sama Ghana." Kata Bang Yusril, Abang tiri Gita.
Gita menghentakkan kakinya tapi kedua Abang tersenyum karena ternyata mereka berdua memang membantu Bang Probo.
.
.
.
.
