NovelToon NovelToon
Uang Jajan Istriku

Uang Jajan Istriku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Mengubah Takdir / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Uul Dheaven

Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Selalu Salah

" Kemana saja kau Kemala! Aku lelah menunggu mu dari tadi diluar."

"Maaf Bu, tadi Mala jalan-jalan sebentar bareng Aska. Ini sapu lidi nya kenapa ya Bu?" Tanya ku sopan.

"Kau itu, baru bisa nyari uang sendiri langsung berubah menjadi orang yang sombong Kemala. Buat apa yang beginian kau jual. Emang laku?"

"Maksud ibu apa ngomong begitu? Mala salah apa Bu. Walaupun sapu itu tidak mahal, setidaknya bisa untuk uang jajan Aska. Ucapku sambil membuka pintu.

"Lebih baik uang itu kau berikan pada suami mu atau Tika Mala, dia itu anak yatim. Anak mu kan masih lengkap orang tua nya. Kasian sedikit lah kau sama si Tika cucu ku."

"Namanya Aska Bu. Aska juga cucu Ibu dan Cucu Ibu bukan hanya Tika saja. Kalau semua nya diberikan untuk Tika, lalu Aska dapat apa Bu? Selama ini bahkan Aska nggak pernah mendapat kan apapun dari bang Burhan. Lalu sekarang ibu menyuruh ku untuk memberikan milik Aska?"

"Memang susah bicara sama kau Mala! Betul kata Burhan kau itu memang pelit."

"Mala atau anak Ibu yang pelit?"

Pertanyaan ku sontak membuat mata mertua ku mendelik. Amarah nya langsung bangkit jika aku yang menyinggung anak laki-laki nya itu.

Kursi plastik yang lemah itu langsung melayang ke arah tubuh ringkih ku.

Sakit? Aku sudah biasa merasakan sakit yang lebih parah dari ini.

"Apa kalau belum memukul ku ibu belum puas? Pukul saja aku lagi jika itu membuat ibu bahagia." Ucapku sambil tersenyum.

Hal itu sontak membuat wanita tua itu semakin marah dan menghancurkan apa saja yang didepannya. Rumah ku yang memang sudah tidak layak huni semakin buruk saja.

"Berikan uang mu padaku Mala! Bukan kah selama ini uang mu sudah banyak? Ada hak Burhan dan Tika di sana." Ucap nya setelah selesai mengamuk.

"Uang yang mana Bu?"

"Bukan kah kau buruh pencari berondolan? Pasti banyak uang mu."

"Kalau uang ku banyak pasti aku sudah kaya Bu. Lihatlah baju ku, apa masih layak pakai? Bahkan kain lap dirumah ibu saja lebih bagus." Ucap ku terkekeh-kekeh.

"Terserah apa kata mu aku tidak peduli. Cepat berikan uang itu mala!"

"Tidak ada hak ibu, bang Burhan atau Tika dalam uang yang ku cari selama ini. Harus nya ibu menyadarkan anak ibu agar tidak mengabaikan anak dan istrinya. Kalau saja bang Burhan tidak pelit pada kami, pasti aku tidak akan mencari nafkah ku sendiri."

"Memang kau menantu yang kurang aj*r! Menyesal aku menikah kan kau dulu dengan Burhan. Kau memang tidak tahu berterima kasih. Sudah bagus dulu Burhan mau menyelamatkan keluarga mu dari rasa malu."

"Untuk itu Mala ucapkan terima kasih Bu."

Aku sudah lelah dengan perangai mertua ku itu. Entah dia tidak peka atau tidak tahu bahwa anak nya itu memang sudah sangat zhalim terhadap kami keluarga nya.

Ah, mau dikatakan seperti apapun tetap saja seorang Ibu pasti akan membela anak nya bukan? Dan aku disini di anggap sebagai orang lain.

"Memang susah berbicara dengan perempuan tidak berpendidikan seperti kau ini Mala! Ah sudahlah, aku lelah. Akan aku adukan kepada Burhan perilaku mu hari ini. Lihat saja Mala, ku pastikan kau akan di depak dari rumah ini."

"Aku tunggu bu, aku tidak takut. Karena itu adalah hak ku. Apa Ibu tidak malu? Hanya karena uang yang ku cari dengan tetesan keringat ku sendiri Ibu memukul ku? Apa kata orang-orang Bu? Bukan kah Ibu orang kaya? Mengapa harus mengemis kepada orang miskin seperti saya!"

Tak ku hiraukan lagi wajah yang penuh amarah itu. Sudah lelah rasanya selama ini aku di siksa lahir dan batin. Aku akan berjuang mati-matian jika itu menyangkut hak milik ku sendiri. Tak kan ku biarkan satu orang pun mengambil nya dari ku.

"Bunda, ada Pak RT di luar kata nya mau ketemu bunda." Ucap Aska tiba-tiba.

Aku heran, selama ini Pak RT tidak pernah kerumah, ada apa gerangan beliau datang ke sini.

Ibu mertua yang takut ketahuan telah menghancurkan isi dalam rumah ku langsung pergi begitu saja.

"Dimana Pak RT nya Aska?"

Aska hanya menunduk tidak berani menatap wajah ku.

"Maafin Aska Bunda, Aska udah berbohong." Ucpnya sambil memilih ujung baju yang kebesaran itu.

"Maksud nya gimana sayang?"

"Tadi Aska takut nenek sihir marah-marah sama Bunda makanya Aska berbohong kalau ada Pak RT diluar. Sebenarnya Pak RT nya nggak ada Bunda."

Sontak Mala pun tertawa terbahak-bahak di depan anak nya ini. Ia tidak menyangka hanya karena satu kebohongan dari anak nya bisa membuat Ibu mertua nya itu langsung pergi meninggalkan rumah tua mereka.

"Kok Bunda tertawa?"

"Habis nya kamu lucu sih sayang. Darimana Aska dapat ide seperti itu? Tapi tetap saja kalau berbohong itu tidak boleh ya nak."

"Tapi kan kalau berbohong demi kebaikan nggak apa Bunda."

"Hmmm, mungkin."

Aku memang bukan lah orang yang banyak mengerti tentang agama. Akan tetapi sebisa mungkin ku ajarkan anak ku tentang kebaikan.

Setelah menasehati Aska, aku pun langsung memberesi sisa pertempuran ku dengan Ibu mertua. Barang yang ada di rumah ini memang sudah tidak layak pakai.

Semua barang-barang aku keluarkan dan akan aku bakar. Buat apa juga di simpan karena sudah tidak ada guna nya.

Namun, seketika pikiran ku mulai jalan. Kenapa tidak aku manfaat kan saja barang-barang setengah hancur ini.

Ada kursi dan meja plastik. Bingkai foto yang sudah lapuk, vas bunga yang pecah, bahkan masih banyak benda-benda lain nya di rumah ini. Jiwa seni ku seakan meronta-ronta.

"Ada apa ini Kemala!"

Bang Burhan pulang saat melihat aku sedang mengeluarkan beberapa perabotan usang. Aku tidak memperdulikan nya dan melanjutkan pekerjaan ku yang tidak ada habisnya.

Aska tadi minta izin bermain sebentar kerumah temannya yang tidak jauh dari rumah ini.

"Selain pelit, kau juga tuli ya."

Aku pun tidak menanggapi perkataan nya lagi. Ku anggap ia adalah jin penunggu rumah ini.

"Kemalaaaaa!"

Wah, raungan suara bang Burhan bahkan mengalahkan suara apapun.

"Iya bang, ada apa?" Ucapku sambil tetap bekerja.

"Kalau aku bicara itu dengar! Apa kau mau ku buat tuli betulan?"

Aku meletakkan barang-barang itu sembarangan. Lalu berdiri di depan nya. Seperti biasa aku akan menunduk dan tidak berani menatap wajah nya itu.

"Apa yang telah kau lakukan pada Ibu ku Kemala?"

"Memangnya apa bang?"

"Sudah berani kau ya?" Ucap nya sambil menarik dagu ku ke atas untuk menatap wajah nya.

Sudah lama aku tidak menatap wajah ini, wajah suami yang sudah 5 tahun ini menjadi pendamping hidupku. Banyak yang berubah dari wajah itu.

Baru kusadari ternyata suami ku sudah setampan ini. Wajah nya sudah terawat, tidak ada lagi bekas jerawat yang menghitam. Rambut nya di pangkas rapi seperti rambut anak muda zaman sekarang. Kumis dan janggut nya pun telah tiada.

Penampilan nya sekarang sudah tidak mencerminkan seorang supir truk dengan gaji pas-pasan. Apakah Tiwi membiayai suamiku?

"Jangan kau tatap aku dengan wajah buruk mu itu Mala!"

"Lalu apa yang harus ku lakukan bang? Ku tatap salah, jika tidak ku tatap pun semakin salah. Apa sebenarnya mau mu itu?"

Bang Burhan pun terkekeh dan beberapa detik kemudian ia langsung mendorong tubuhku.

"Kau itu cuma menumpang di rumah ini. Jadi jangan sok menjadi tuan rumah."

Aku tertawa menanggapi perkataan bang Burhan yang menurut ku sangat lucu itu.

"Rumah yang mana yang Abang maksud? Yang seperti kandang kambing ini?"

Aku pun tertawa lagi sambil memegang perut ku. Tawa ku semakin menjadi-jadi membuat bang Burhan keheranan.

"Kau sudah gila Kemala."

"Terserah kau saja bang. Yang penting kau senang. Karena apapun yang aku lakukan tetap salah di mata mu bukan?"

"Bisa gila aku lama-lama ada di sini."

"Iya. Pergi saja bang. Pergi saja ke tempat induk mu. Biarkan aku bahagia berdua saja bersama Aska tanpa mu." Ucapku lirih dengan air mata yang menggenang.

Ku lihat buah hatiku sedang berdiri di bibir pintu, ia menatap ku dengan penuh kasih. Aku tahu, pasti ia melihat lagi perlakuan ayah nya terhadap ku.

Entah sudah seperti apa luka hati yang di torehkan bang Burhan kepada nya. Seandainya aku bisa keluar dari sini. Aku ingin segera pergi dari semua neraka ini.

"Aku sudah tidak kuat."

1
Hidayatul Hasanah
bye bye Burhan /Tongue/
Ervina T
Luar biasa
Idahas 3105
apa kabar tuh preeman kok ga nikah sama tiwi
Idahas 3105
klo dekat pasti mala kuksh baju2
Idahas 3105
dia naksir Tiwi tuh
Kinar
Luar biasa
DN
Aku pengen bejeg² kau Burhan. Mati aja kau sekalian😡😡
Elena Sirregar: ya kita jadikan fia makanan kambing lelaki tak guna betul
total 1 replies
DN
Luar biasa
karyaku
hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y kk
Ani Yuliana
gimana klo kata "santriah" pake kata "santriwati" aja thor?? seperti kebiasaan bahasa yg dgunakan 🙏🙏🙏
Nurul Laily
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
test terts
Luar biasa
karyaku: hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
Miyagi Mitsui
ohh...patutlah tak pernah merasa yg pecah dara tu...memang wujud ya
Miyagi Mitsui
saya tidak pernah merasa yg selaput dara robek dan sakit itu.saya pun tidak tahu kenapa..
Miyagi Mitsui
,🤣🤣🤣
Dewa Rana
pov nya kok ganti2 Thor
Ari susila Wardani
Luar biasa
karyaku: hi kak kekasih misterius jangan lupa mampir y kk
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
🌹🌹🌹🌹
kurnia rahayu
Luar biasa
Sativa Kyu
👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!