Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Malam ini keluarga William sedang makan bersama kebetulan ada Oma dan Opa.
"Wahh princesnya Oma udah datang nihh."
"Apaan sih Oma."
"Hehe..."
"Tau gak Shan, Oma kamu ini jauh-jauh hari selalu merengek minta ke Indonesia cuma buat ketemu sama kamu." Opa Regan ikut menimpali.
"Hehe...habisnya Oma kangen sama Shani ini."
"Shani juga kangen sama Oma."
"Gimana sekolah kamu sayang?" tanya Toni.
"Baik ko Pi, kenapa emang?"
"Disitu ada banyak anak sultan contohnya keluarga Arsenio, Arizaya, Aditya, dan galaksi jauhi mereka Papi tidak suka dengan keluarga itu mereka sangat angkuh dan sombong." Toni berujar.
"Iya Pi Shani mengerti ko."
"Anak pintar," puji Shina sambil membelai punggung Shani.
Shani hanya diam dia tidak pernah membantah perkataan kedua orang tuanya, dia punya cara sendiri untuk menghindar.
'Papi tenang aja Shani gak bakalan bergaul dengan mereka,' ucap batin Shani.
***
Paginya Shani langsung memakai seragam seperti biasa dan sarapan pagi bersama keluarganya. "Shani berangkat dulu yah, Oma, Opa, Papi, Mami."
"Iya sayang," ucap mereka bersamaan.
"Papi juga mau berangkat ini, Ayah Ibu."
"Ya sudah hati-hati Toni."
Toni pun berangkat ke kantor juga sedangkan Shina ingin menyiram bunga kesayangannya.
Brom...
Brom...
Shani memarkirkan motornya dan langsung berjalan di koridor sekolah lalu berpapasan dengan The Boys, Bima langsung notice dan mengedipkan mata satunya.
Cling...
Shani sama sekali tidak berubah ekspresi tetap datar dan hanya satu arah yaitu depan.
'Anjir tuh cewek mengabaikan ketampananku ini,' batin Bima.
Boys yang melihat hanya mengulum senyum dan menepuk pundak Bima.
"Eh bro gak semua cewek jatuh hati sama kamu yang wajahnya mirip Hulk hahaha..."
"Rese banget tau gak?"
Aevan hanya melirik Shani sekilas dan langsung menatap arah depan.
Cewek-cewek langsung berkumpul menatap The Boys dengan kekagumannya.
"Anjirr ganteng ***!"
"Pegangin aku dong mau pingsan nih lihat ketampanan mereka."
"Haduhh aku bisa masuk rumah sakit serangan jantung nih melihat ketampanan mereka apalagi di tatap."
"Aduh ayang Boy sini dong peluk."
"Bima ganteng banget gila deh."
"Ahhhhh Aevan ganteng banget sama gagah-gagahnya huwaaa aku mau pingsan Ma."
Itulah ocehan para gadis disekolah kalau melihat The Boys.
Dan ocehan itu tiba-tiba sunyi ketika The Angel lewat lalu ocehan para cowoklah yang mempenuhi setiap pesona mereka.
"Ish si Gea cantik sekali."
"Julia cantik juga walaupun lebih lemot dari mereka."
"Fini sama Gea hampir sama yah cantiknya, mana mereka anak sultan banget lagi."
Sedangkan yang dipuji hanya menatap ke arah depan tanpa peduli dengan fans-fans mereka.
Sampai depan kelas, Sifa masuk dan dihadang oleh The Angel.
"Hay jelek," sapa Fini.
Gea langsung mendorong Sifa dan menyuruhnya mencium kakinya. "Cium kaki cepetan!"
"Ta-tapi."
"Gak ada tapi-tapian, cepetan!"
Dengan sangat terpaksa Sifa mencium kaki Gea dan itu dilihat oleh The Boys. "Dasar si Gea suka banget sih bully tuh anak," ucap Boys.
Bima langsung menimpali. "Tapi aku gak suka lihat The Angel membully orang lain."
"Tumben gak suka bukannya dulu kamu suka Gea yah." Sambung Boys.
"Itu dulu!" Tegas Bima.
Aevan hanya menatap datar Sifa yang dibully dan itu mengundang perhatian Shani. 'Ck dasar banci bisanya cuma diam, lagian ini saatnya aku mempermalukan si sialan itu.' Batin Shani menyeringai.
Byur...
Mereka semua melihat sangat terkejut dengan aksi anak baru seperti Shani yang berani menyiram Queennya The Angel.
"Ah maaf tanganku sedikit bermasalah ketika melihat segerombolan sampah yang tak berguna, rasanya ingin membuangnya ke tempat sampah." Ucap Shani dengan santainya sambil menyunggingkan senyumnya dengan tipis.
"Kau!"
"Apa," sahut Shani.
"Bangsat!" maki Gea lalu ingin menampar Shani tapi Shani langsung menangkap tangan Gea yang ingin menamparnya lalu mencengkramnya dengan kuat.
"Kamu...lepasin sialan!"
"Ayolah aku hanya memegang tanganmu dengan pelan masa tidak bisa lepas."
"Ukh...ikhh...lepas brengsek!"
Brak...
"Akhh..." ringis Gea.
"Cium!" Shani menyuruh Gea mencium sepatunya dengan santainya menyodorkan sepatunya ke muka Gea.
Fini sangat geram dan ingin menjambak rambut Shani. "Dasar anak baru gak tau diri! Hiyaaak!"
Hap...
Shani berhasil memegang tangan Fini dan kakinya masih setia didepan Gea. "Hay jelek," sapa Shani dengan datar tanpa ekspresi.
"Kau..."
"Kenapa? Marah ya dipanggil jelek aku kira kamu gak marah soalnya panggil orang jelek jadi aku praktekin ke kamu?"
"Cih...lepas!"
Shani langsung menunjuk Julia untuk mengambilkan tisu. "Kau!"
Julia tergagap ketika dirinya ditunjuk. "I-iya ada apa jangan macam-macam yah."
"Ambilkan aku tisu."
"Bu-buat apa?"
"Ambilkan saja berandal." Shani menatap tajam ke arah Julia dan itu mampu membuat Julia meneguk salivanya.
Glek...
Dengan cepat Julia mengambilkan tisu untuk Shani dan memberikannya. "Ini," kata Julia dengan tangan yang gemetar.
Shani mengambil tisu itu dan membersihkan tangannya yang tadi bekas memegang Fini. "Aku tanganku tertular virus kamu," menatap ke arah Fini.
"Apah!" Fini rasa tak percaya.
"Dan kamu ratu jahat kenapa tidak mencium sepatuku? Hemm...apa aku harus menggunakan tendangan taekwondoku, supaya kamu mencium sepatuku." Ucap Shani dengan ekspresi semakin dingin.
"Ck aku tidak mau sialan, memangnya kamu siapa ha! Berani sekali kamu menyuruhku mencium sepatu bututmu itu!"
"Lalu kamu siapa berani menyuruh anak yang tadi mencium sepatu virusmu itu?"
"Ck..." Bima berusaha manahan tawanya tapi langsung di sikut oleh Boy.
"Diem!"
"Ish..." kesal Bima.
'Cewek ini.' Batin Aevan.
Gea langsung berdiri dan tertawa karena ucapan Shani. "Ck...haha...itulah kamu tidak tahu apapun siapa anak tadi, dia itu hanya orang miskin yang mengandalkan beasiswa untuk masuk sekolah ini dan itu tidak pantas! Lagian dia sudah jadi bahan olokan alami disekolahan ini dan itu tidak bisa di ubah titik!"
"Heh! Lalu apa bedanya denganmu yang memiliki otak keledai, hanya mengandalkan uang untuk masuk kesini! Menurutku itu lebih buruk dari seekor keledai!" Jawab Shani semakin memancarkan aura dinginnya.
"Brengsek kamu!" Gea mau menyerang Shani tapi Shani langsung menendang dengkulnya hingga Gea jatuh.
Brak...
"Akh...." Gea meringis.
Shani mendekati Gea dan mencengkram dagu Gea dengan kuat. "Kamu bukan lawanku, sialan!" Ucap Shani dengan tatapan tajam lalu ingin memukul wajah Gea.
Plak...
Caphh...
Aevan menangkap tangan Shani dengan kuat agar tidak menampar Gea.
"Kenapa?" tanya Shani dengan tatapan datarnya.
"Sudah cukup jangan berbuat masalah lagi," sahut Aevan.
"Dan masalah besarnya adalah cecunguk didepanku ini yang sedang menahan tanganku!"
"Maksudmu?"
Krak...
Shani memelintir tangan Aevan ke belakang dan menendang punggungnya sampai Aevan jatuh. "Ahh aku sangat capek bicara dengan otak dengkul seperti kalian semua!" Ucap Shani sambil memijit lehernya lalu menarik Sifa dari tontonan murid lainnya.
Bima dan Boy langsung membantu Aevan dan membawanya ke ruangan pribadi mereka.
Sedangkan Gea dan dua temannya juga kembali ke ruangan pribadi mereka.
Lalu untuk Shani membawa Sifa ke ruang rootof dan menyuruhnya untuk duduk lalu memberikan bekal pada Sifa.
"Makanlah, aku tidur dulu kalau sudah selesai bangunkan aku dan kamu tidak usah masuk kelas sampai temani aku disini." Ucap Shani lalu merebahkan dirinya dan menutup wajahnya dengan buku.
Sifa hanya melongo tapi dia tetap memakan bekal yang dikasih Shani tadi.
"Wahh makanan enak," ucap Sifa dengan girang lalu memakan makanan tersebut.
***
DUKUNG KARYA INI YAHH🙏🙏🙏
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..