Menentang langit, musuh para dewa, pembunuh para iblis.
Huang Xuan, seorang pria muda yang tidak di terima untuk menjadi murid Sekte Pedang Surgawi, karna bakatnya terlalu buruk. Membuatnya tidak dapat berlatih seni bela diri.
Namun, sebuah telur keluar dari tubuhnya, telur itu menetas menjadi seekor bayi naga.
Sejak saat itu, Huang Xuan memulai perjalannya di dunia bela diri, ditemani oleh seekor naga putih.
Menaklukan musuh-musuh kuat, menguasai dunia, bahkan langit pun iri kepadanya.
Ini adalah kisah seorang manusia biasa yang melawan segala rintangan, melawan iblis, melawan makhluk surgawi kuno untuk menemukan jalannya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24
Hari ke tujuh di hutan Pertarungan Bintang.
Huang Xuan telah berhasil mengumpulkan tujuh belas inti binatang monster tingkat rendah, dan kesempatannya untuk lolos menuju tahap kedua kompetisi pun sangatlah besar, ia hanya perlu mengumpulkan tiga inti binatang monster lagi, untuk menyatakan bahwa dirinya telah benar-benar lulus kompetisi tahap pertama.
Namun, ketika Huang Xuan tengah menjelajahi hutan Pertarungan Bintang, di suatu tempat di kedalaman hutan Pertarungan Bintang, jenius pertama Sekte Pedang Surgawi 'Chao Ying', yang pada saat itu tengah menghadapi binatang monster tingkat tinggi. Itu adalah ular berkepala dua. Mempunyai dua kepala dengan wujudnya yang besar, bahkan panjangnya mencapai sepuluh meter.
Sisik hitam mengkilat, masing-masing kepala memiliki mata yang merah, air liur mengalir berwarna ungu dan sangat beracun.
Binatang monster ular berkepala dua itu setara dengan seorang praktisi Kaisar Tempur. Membuat Chao Ying yang berada pada tingkatan ranah Raja Tempur pun begitu dibuat kewalahan.
Di sudut kiri bibirnya, darah itu mengalir. Jelas Chao Ying mengalami luka ketika menghadapi ganasnya setiap serangan yang dilancarkan oleh ular hitam berkepala dua itu.
Di sebuah tebing bebatuan, pohon-pohon besar disekitarnya.
Huang Xuan berdiri di atas tebing batu, melihat Chao Ying dibawah sana yang tengah bertarung.
"Hmmm ... jadi ini jenius paling berbakat di Sekte Pedang Surgawi." ucap Huang Xuan sembari terus mengamati pertarungan yang tengah terjadi.
Chao Ying terus berlarian dengan pedang tajam di tangannya, ia berlari sembari menghindari semburan racun ular hitam berkepala dua yang di keluarkan dari mulutnya.
Ketika Chao Ying terus berlari untuk mencari celah serangan, gaun putih polosnya berkibar dan berkibar. Namun, beberapa bagian gaunnya telah robek, bahkan terbakar dari panasnya racun ular yang membuat gaun Chao Ying seketika meleleh.
Nafas Chao Ying begitu cepat, dadanya naik turun. Namun ia tetap tidak menurunkan tempo pergerakannya dan terus menerjang kesulitan. Kemudian, menggunakan kakinya, Chao Ying melompat tinggi dan melayang di udara.
Dengan dirinya yang telah mencapai tingkatan ranah Raja Tempur, ia tidak perlu lagi menggunakan pedang terbang ataupun artefak lainnya untuk membantunya terbang di udara. Kini, ia mampu menggunakan energi spiritualnya untuk membuat sayap spiritual sebagai teknik terbang, dan semua praktisi yang telah mencapai tingkatan ranah Raja Tempur tentu bisa membuat sayap spiritual.
Di udara, Chao Ying mengeluarkan jurusnya. Pedang itu membentuk sebuah lingkaran yang terbuat dari pedang yang berjumlah lebih dari sepuluh pedang.
Satu pedang di genggamannya, Chao Ying berkata: "Matilah!" ucapnya sembari menusukan pedang itu kedepan. Lalu, sepuluh pedang di belakang Chao Ying pun melesat menyerang ular hitam berkepala dua.
Sepuluh pedang menjadi seratus pedang. Seratus pedang menjadi ribuan pedang yang terus menerus menghujani ular hitam berkepala dua dengan sangat ganas.
"Kuat sekali!" ucap Huang Xuan ketika menyaksikan jurus pedang Chao Ying.
Namun, ular hitam berkepala dua itu mempunyai sisik sekeras baja. Ribuan bilah pedang menghujani tubuhnya, bahkan tidak ada satupun pedang yang mampu melukai binatang monster itu.
Di sisi lain, Chao Ying nampak sudah sangat begitu kelelahan setelah melakukan pertarungan panjang. Bahkan, sayap spiritual di punggungnya berkelap-kelip, seolah-olah sayap yang terbuang dari lapisan energi spiritual itu akan menghilang.
Binatang monster itu berdesis, ia kembali memuntahkan seteguk racun dari mulutnya.
Racun itu mengarah tepat kepada Chao Ying. Namun, ketika Chao Ying hendak menghindar! Chao Ying kehabisan energi spiritual didalam tubuhnya, membuat sayap spiritualnya pun menghilang dan ia pun terjatuh dari udara, dan racun pengikis itu mengenai Chao Ying.
Chao Ying pun terjatuh di tanah, gaunnya hampir meleleh semua. Bahkan, dua puncak kembarnya yang besar menjulang tinggi, hampir tidak terbungkus lagi.
Tubuhnya yang terkena racun, membuat racun itu mulai menyebar di tubuh Chao Ying.
Bercak racun terlihat di bahu kanan, dada, dan mulai menjalar ke lehernya.
Chao Ying tetap tidak putus asa, ia kembali bangkit dengan sisa-sisa tenaganya. Namun, ia terlihat sudah tidak bisa untuk berdiri tegak, tubuh membungkuk, ia memegang pedang. Namun, seluruh tubuhnya bergetar, pandangannya mulai kabur hampir redup, racun itu sangat begitu mematikan. Membuat pernafasannya pun terganggu, begitu sesak, begitu berat.
Dengan penglihatannya yang tidak jelas, ia melihat binatang monster ular hitam itu bergerak dengan cepat hendak menerjang Chao Ying.
Namun, Huang Xuan menggunakan kekuatan petirnya. Dia melesat secepat kilat dengan kilatan guntur yang keluar dari setiap pergerakan tubuhnya.
Tepat disaat dua kepala ular itu yang tengah membuka lebar-lebar mulutnya untuk segera menelan Chao Ying.
Huang Xuan segera menyambar, membawa Chao Ying di pangkuannya untuk menghindari binatang monster itu. Hingga, Chao Ying pun berhasil diselamatkan.
Saat itu, Huang Xuan terus menggunakan kekuatan petirnya, dan bergerak dengan cepat untuk melarikan diri menjauhi binatang monster ular hitam berkepala dua.
Di pangkuan Huang Xuan, Chao Ying samar-samar melihat wajah Huang Xuan. Kemudian, Chao Ying berkata: "Saudara, Xuan!" ucapnya dengan sangat lemah, kemudian Chao Ying pun kehilangan kesadarannya.
tapi, siapa sebenarnya putri salju itu, dan sepertinya dia sangat kuat dimasa lalunya.
apalagi pas muncul sosok Malaikat Kekaisaran Qin Yi, aku ngebayangin gimana tingkahnya saat itu.
kalo aku jadi Huang Xuan, pasti ngakak ketawa.
tapi, masih penasaran sama putri salju, kemana dia sebenarnya?
dimasa depan, pasti kamu menjadi orang yang hebat /Determined//Determined//Determined/
jadi makin penasaran Thor gimana kelanjutannya.
lanjut up Thor, yang banyak /Grin//Grin//Grin/
suka memandang rakyat kecil dengan sebelah mata /Facepalm/
alurnya mudah untuk dipahami, bahasanya ringan.
Semangat terus untuk author nya /Drool//Drool//Drool/