kerajaan majayan dalam situasi kritis,sang prabu telah di ambang kematian,saat terakhir dalam hidup nya,sang prabu hanya bisa membuat rencana penyelamatan putra mahkota,berharap di masa depan ,sang putra mahkota dapat mengambil hak nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
orang pamotan
Kota Jatinangor suram, penduduk nya banyak pergi mengungsi, namun masih banyak yang tidak bisa pergi, sudah dua Minggu kota Jatinangor di kuasai orang Pamotan, tidak ada yang baik disini, pasukan Pamotan bertindak se enaknya, memperlakukan orang orang Jatinangor seperti budak.
Pamotan ini bukan nama negeri tapi nama suku,mereka hidup berpindah pindah tempat, dari lembah ke lembah ,bosan di lembah mereka ke lereng,dari lereng mereka pindah ke hutan begitu terus cara hidup orang Pamotan ,tidak ada kepastian Dimana mereka akan menetap semua tergantung kepala suku
suku ini terpecah pecah ,diantara mereka sendiri saling serang, berebut daerah, jadi tidak aneh jika orang Pamotan di kenal sebagai suku liar dan kasar
hidup di rumah orang lain akan tetapi tidak mau tunduk pada aturan yang punya rumah,
di kenal sulit di atur dan senang memberontak,senang membuat onar dan mencari musuh di banyak tempat
orang Pamotan juga di kenal karena mudah nya mereka ber keturunan, mudah beranak pinak, mungkin karena postur tubuh mereka yang lebih besar dan tinggi di bandingkan suku lain nya yang ada di daratan ini,
perempuan suku Pamotan berpinggul besar, mungkin itu sebabnya mereka mudah melahirkan.
namun dalam beberapa tahun terakhir suku suku yang ada , berhasil di satukan oleh seorang yang bernama gajah bergola.
bersatu , dibawah seorang pemimpin namun tidak punya wilayah tetap , tidak mau bersusah payah membangun dari bawah ,malah dengan se enaknya mereka merebut wilayah kerajaan lain .
seperti sekarang , tiga kota kekuasaan kerajaan Wanayasa telah direbut orang Pamotan, dari kota Caringin, saradana dan sekarang Jatinangor.
raden kepeng dan sepuh desa tiba di bekas bangunan istana yang telah menjadi lapangan luas tertutup semak belukar setinggi orang dewasa.
"Aih..jadi begini, bagaimana cara memulai nya?" aki Nala menghela nafas, tiga orang lain juga sama menghela nafas , kebingungan.
tiba tiba saja ,mereka di datangi banyak orang
" sedang apa kalian disini? siapa diantara kalian yang memimpin? Darimana asal kalian
" aku harus menjawab yang mana dulu paman? Banyak sekali pertanyaan mu?
sambil tersenyum Raden kepeng menjawab pertanyaan dengan pertanyaan
yang nampaknya ketua dari orang orang ini kebingungan sejenak,lalu berkata
" siapa kalian?
" kami orang asli penduduk kota ini"
"dari mana kalian
dari sini,
sedang apa kalian
pulang kerumah
mendengar jawaban Raden kepeng mereka kebingungan, sedangkan para sepuh senyum senyum menahan tawa.
sekarang aku yang bertanya
siapa kalian ini?
kami,..kami.. pengungsi
pengungsi? Pengungsi darimana?
Jatinangor
mana pemimpin kalian?
seorang lelaki paruh baya maju,
kami tidak punya pemimpin,hanya saja mereka menganggap ku sebagai yang tertua
Ama ..tolong perjelas masalah ini,
baik Raden..
kemudian aki Nala maju, merangkul pundak orang tua itu,membawanya duduk di bawah pohon, pertama Tama dia mengenalkan siapa mereka, seperti biasa, begitu tau anak muda di hadapan mereka adalah putra mahkota kerajaan , orang itu menggigil, mohon ampun
aki Nala kemudian meminta dia menceritakan apa yang tengah terjadi
kota ini sebenarnya sudah mati di tinggalkan penduduk nya, namun belakangan ini , menjadi ramai, para pengungsi dari kota Jatinangor menempati rumah rumah kosong disini,walau tidak ada sumber makanan yang penting untuk sementara nyawa mereka dan keluarga selamat',terhindar dari kekejaman orang Pamotan.
untuk mencari makan, para pengungsi mengambil resiko,secara berkelompok mereka pergi jauh sampai ke hutan yang sebenarnya berbatasan dengan Jatinangor
" oh jadi begitu rupanya, Raden tampak nya kita harus menyelesaikan masalah Jatinangor terlebih dahulu,
iya Ama, akupun berpikir demikian .
Banyak rumah kosong disini,maklum saja bekas ibukota kerajaan, Raden kepeng menempati salah satunya, dari rumah ini, dia dan para sepuh merundingkan rencana
aki Nala,resi dipayana dan wanareksa, tetap tinggal disini, mereka akan mulai membangun kembali kota, hal pertama membersihkan tanah bekas bangunan istana dari semak belukar , menggunakan jasa orang orang yang ada disini, tentu saja tidak gratis', mereka diberikan upah dan di beri makan, tugas logistik di serahkan kepada Ki Welang , sementara Raden kepeng bersama Umbara akan ke Jatinangor,menyusup untuk mengetahui kekuatan musuh terlebih dahulu
hingga pada ke esokan harinya, sebuah perahu terbang datang, dari dalam perahu di angkut keluar berkarung karung bahan makanan, seperti beras,jagung,kentang , berbagai macam daging kering dan ikan asin
saat menemui Raden kepeng,aki Welang mengatakan keheranan nya
"kenapa musti repot repot sih Raden, rakyat siluman dapat membangun istana dalam waktu singkat, mau seperti apa bangun nya?
" biar mereka ada kesibukan Ki, kasian mereka tidak ada kegiatan, tiap hari ketakutan
soal membangun istana,nanti saja kita rundingkan kembali.
sekarang aku akan pergi ke Jatinangor,melihat kekuatan orang Pamotan
" Pamotan di pimpin sama orang bernama gajah bergola, dia anak siluman biawak Raden,aku kenal ayah'nya"
" apa tidak menjadi masalah aki jika nanti saya membunuh nya?
" tidak masalah Raden, apa aku paksa ayah nya si bergola itu kemari, ?
" boleh paman,"
" biar saya yang menjemput nya Ki, Umbara kemudian menghilang, setelah menunggu kurang lebih setengah batang dupa terbakar, Umbara datang sambil menyeret seorang lelaki paruh baya yang babak belur,
" ini orang nya Raden.."
dengan se enaknya, dia menendang pantat orang itu, sana sujud di hadapan junjungan ku
Apesnya siluman ini hanya kenal aki Welang,idak mengenal orang lain yang ada disini, dia malah berkata
sejak kapan kau di panggil Raden Ki?
" plak.."siluman bebal sia, aki Welang menaparnya nya, itu Raden kepeng yang disana itu, bukan aku bleguk .
" apaaa..Raden kepeng..aduh aduh Aden toubat Aden, hampura, ampuni saya yang tidak kenal Raden"
berjalan sambil berjongkok,siluman biawak itu memohon ampun,
di alam siluman dan alam jin, nama Raden kepeng tersohor ,dia menjadi tersohor sebab bertiwikrama, Raden kepeng tidak menyadarinya, saat dia bertiwikrama,alam jin,alam siluman bahkan alam dewa ter guncang,bukan hanya manusia yang gemetar ketakutan, jin ,siluman dan dewa pun gemetar ketakutan,
"ada hal apakah sehingga Raden bersedia memanggil hamba?
" ini soal anak mu, si bergola, berani beraninya dia mengambil daerah junjungan ku, Umbara tak sabar
" loh bukankah itu wilayah Wanayasa?
siluman dablek, prabu damar saka itu uwa nya Raden kepeng,
" aduh celaka, katiwasan..mohon ampuni ketidak Tahuan kami Raden, saya akan menemui anak itu, meminta nya pergi
" itu lebih baik, jadi nanti tidak kesalahan tangan, sampaikan permintaan ku padanya, tiga kota itu milik kerajaan wanayasa, jangan di usik lagi, sudahi perang.
Sekarang pergilah,aku memberi mu waktu dua hari,kembali kesini dan laporkan apapun hasil nya.
" baik Raden, saya undur diri"
