NovelToon NovelToon
Kisah Klasik Pernihakan

Kisah Klasik Pernihakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah
Popularitas:606
Nilai: 5
Nama Author: 123123tesmenulis

Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..

kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.

mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.

Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesakitan semua orang

***

Simon menghampiri Maria yang berjalan santai membawa laptop birunya, dia belum menyadari kalau Simon sedang berjalan kearahnya.

Wajah yang selama 13 hari ini dia rindukan akhirnya berada dihadapannya.

Simon menatap Maria, begitu juga Maria yang menghentikan langkahnya. Dia balik menatap Simon, tapi tatapannya berbeda.

Tak ada lagi tatapan teduh penuh cinta yang selama ini selalu Maria berikan untuk Simon, yang ada hanya tatapan penuh kekecewaan yang tak bisa Maria pendam lagi.

“Sayang…” SImon hendak memeluk Maria, namun Maria menghindar, bayangan rekaman alat penyadap itu kembali terngiang ditelinganya.

“Maaf aku..” ucap Maria pelan. Dia menundukan kepalanya menahan air mata yang hendak jatuh

Simon kecewa, dia kira Maria juga akan menyambutnya dan mengatakan betaapa wanita itu merindukanya. Nyatanya, Maria memilih menghindarinya dan berjalan kearah kedua orang tuanya.

Memeluk ibunya dan mengatakan bahwa dia sangat merindukan sang ibu.

“Sayang..” ucap Briyan,

“Janga seperti ini, biar bagaimanapun kak Mon masih suami kamu..” bisik Briyan yang membuat maria menunduk.

“Maaf, tapi..”

“Setidaknya cium tangannya sebagai tanda kamu masih menghormatinya” ucap Briyan lagi

Maria meraih tangan Simon dan menciumnya sekilas lalu kembali menunduk.

“Kita bicara di rumah” ucap Ron menengahi suasana yang mulai menegang itu.

“Aku ikut papa” cicit Maria, Briyan melirik Simon,

Simon hanya bisa mengangguk pasrah

Dipejalanan Maria memeluk sang ibu dengan erat. Sekuat tenaga menahan tangisnya

Sementara Sofia hanya mengelus pelan kepala sang anak. Seperti dulu.

Briyan tak banyak berbicara, melihat tatapan Maria yang penuh kekecewaan ketika melihat Simon membuat Briyan yakin bahwa masalahnya bukan masalah sepele.

Sementara Simon menundukkan kepalanya sepanjang perjalanan. Raffi yang berada disebelahnya hanya menghela nafas melihat sinar dimata Simon kembali redup.

“Sabar, kita selesaikan semuanya dengan kepala dingin oke?” ucap Raffi. Simon hanya mengangguk.

Sesampainya dirumah mereka ber 6 menuju ruang tengah untuk kembali berkumpul.

“Papa dan mama tak akan ikut campur jika memang kalian tidak mau mengatakan permasalahan kalian” ucap Ron,

Baik Rony dan Briyan sama sama sudah sepakat tak akan terlalu mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Biarkan Simon selaku kepala keluarga menyelesaikan masalah mereka.

“Terimakasih pa, maafkan jika Maria mengecewakan papa..” balas Maria pelan.

“Papa yang seharusnya minta maaf, jika sikap anak papa mengecewakan Maria..” Ron melirik anaknya yang sedari tadi hanya diam dan menunduk.

“Sekarang bagaimana? Apa kalian masih akan bungkam tentang masalah kalian?” tanya Ron lagi,

“Semuanya salah aku pa..” ucap Simon

“Kamu masih membawa rekaman alat penyadap itu sayang?” tanya Simon lembut, Maria langsung menatap Raffi

“Berikan saja, biarkan dia mengakui kesalahannya dihadapan orang tua kalian” ucap Raffi, Maria menggeleng

“Tidak..”

“Dimana kamu menyimpannya?” tanya Simon

“Gapapa, semuanya salah aku, kita bisa memperbaiki semuanya..” bujuk Simon

Maria menggeleng,

"tak perlu sampai sejauh itu kak. "

“Handphone kamu, astagfirlullah kenapa bisa lupa” Simon menepuk jidatnya.

Dia lalu kekamar dan mengambil handphone Maria,

Dia membuka kunci hp itu dan mulai mencari apliksi yang menghubungkan penyadap itu lalu memutarnya.

Seuara canda tawa Simon dengan seorang perempuan terdengar sangat akrab dan sedikit mesra.

Sekitar 1 jam percakapan itu terdengar

Semakin mendnegarnya Maria semakin menangis, dia sama sekali tidak mendengarkannya sampai akhir dan tenryata percakapan percakapan dua orang yang secara tidak langsung seolah sedang merencanakan masa depan bersama terdengar begitu menyakitkan ditelinganya.

Ron sampai memejamkan matanya sementara Lia langsung menghambur memeluk Maria.

Simon hanya menunduk, dia tau Briyan mungkin akan sangat marah melihat bagaimana dia menyakiti anaknya.

“Jadi kau mau bersama widya?” tanya Briyan setelah rekaman itu selesai diputar

“Ini hanya bagian kecil, aku bahkan sering mengabaikan Maria ketika dia berkunjung ke kantor, aku juga ga tau kenapa pa.. Aku khilaf maaf”

“Aku.. butuh sendiri” ucap Maria, dia melerai pelukan Lia lalu beranjak menuju kamarnya.

Simon hanya menatap kepergian Maria dengan sedih.

Betapa dia sudah sangat menyakiti perasaan Maria.

“Kamu belum menjawab pertanyaan papa Mon” ucap Briyan

“Aku sama sekali ga ada niatan seperti itu pa.. Maria bahkan masih bersikap biasa pada ku,dan aku rasa perasan cemburunya hanya seperti perasaan cemburu ketika aku melihat dia sama Aldo atau lelaki lain yang sama sekali tidak merasa ancaman berarti.. Nyatanya aku salah..”

“Siapaun yang melihat kalian pasti akan menyangka kalian sedang pdkt. Cihh pdkt syariah” ujar Raffi

Simon menatap Raffi tak percaya, bagaimana Raffi yang selama ini mendukungnya tiba tiba memojokkannya seperti ini?

“Biar mama tenangin Maria dulu pa..” ujar Sofia, Lia ingin menyusul namun Sofia dengan cepat menolak.

“Tolong biarkan aku menenangkannya dulu”

Maria menangis dalam balutan mukenanya. Dan Sofia langsung menghambur memeluknya.

“Mama disni sayang.. Mama disini, Maria ga sendiri lagi” ucapnya sambil memeluk anaknya penuh kasih.

Mari hanya mengangguk, mulutnya tak henti berdzikir walaupun air matanya masih mengalir deras.

Sofia hanya mengelus punggung anaknya dengan lembut.

“Anak mama kuat.. Selalu kuat dengan semua ujian yang melanda..” ucapnya berulang kali.

Sementara itu, Simon menundukkan kepalanya dalam dalam melihat Ron yang hendak menamparnya namun di cegah Lia.

“Papa benar benar kecewa pada mu Son!” ucapnya emosi.

Briyan hanya menghela nafasnya. Biar bagaimanapun dia juga turut andil dalam masalah ini. Andai yang dia kirim buka Widya, mungkin semua ini takkan terjadi.

“Mari bicara setelah shalat, “ ujar Briyan lalu melangkah menuju mushola.

Waktu memang sudah menunjukkan jam enam sore dan kumandang adzan sudah terdengar sedari tadi.

Simon melangkah menuju kamarnya, membuka pintu perlahan dan mendapati istrinya masih menangis dipelukan sang mertua.

Hatinya teriris, melihat sang pujaan hati begitu pilu menangisinya.

“Marr.. “ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan.

Sofia melerai pelukannya. Dia membisikkan sesuatu yang langsung diangguki oleh Maria.

Sofia lalu berjalan keluar dari kamar bernuansa biru itu.

Maria menghapus air matanya. Dia lalu beranjak menuju walk in closet dan memberikan handuk pada Simon.

“Mandi dulu kak,” ucapnya pelan

Simon meraih handuk itu dan memasuki kamar mandinya.

10 menit berselang dia sudah keluar dari kamar mandi, baju koko dan sarungnya sudah tersedia diatas sofa kamar mereka, Maria yang menyiapkannya.

Sementara Maria sedang melanjutkan tilawahnya dengan suara bergetar menahan tangis.

Simon ikut teriris melihatnya.

Dia lalu mengambil sajadah dan mulai menggelarnya di depan Maria.

Maria menghentikan tilawahnya dan mundur, dia membuka mukena nya lalu menggunakan jilbab instant nya. Dia melangkah menuju laptop barunya yang baru dikirim oleh Aldo tempo hari. Mulai menginstal aplikasi yang dia ingin kan dan mulai menciptakan aplikasi baru untuk di jual kepada perusahaan perusahaan tertentu dengan bantuan Aldo nantinya.

Suara keyboard terdengar di tengah sayup sayup Simon melakukan tilawah nya. Maria tenggelam dalam codingnya, dia menggunakan kacamata anti radiasi sambil sesekali menyomot makanan ringan yang ada di meja nya.

Sampai kumandang adzan isya Maria masih asyik dengan kegiatannya didepan laptop barunya. Sementara Simon sudah menyelesaikan tilawahnya dan menghampiri Maria masih dengan baju koko dan sarungnya.

Dia ingin memeluk Maria seperti biasanya, namun ia urungkan karena takut Maria akan menolaknya.

“Sayang kita shalat dulu yukk” ajaknya sambil menyentuh pundak Maria pelan

“Duluan aja kak, tanggung”

“Aku tunggu ya, kita jamaah” ucap Simon lagi mengambil kursi yang satunya lagi.

“Masih lama, kakak duluan aja..”

“Kalau masih lama kenapa ga shalat dulu?” tanya Simon

Maria mengalihkan pandangannya,

“Kakak duluan aja…” ucapnya menatap Simon dengan pandangan yang membuat Simon akhirnya menuruti kemauan Maria.

Simon menghela nafasnya. Maria menolak untuk dia imami. Sakit sekali rasanya, namun dia juga sadar kesalahannya jauh lebih membuat Maria sakit hati.

1
kalea rizuky
menyembuhkan hati ya cerai lah suami uda selingkuh males bgt
kalea rizuky
novel mu uda bagus cm maria nya kesannya menye2 bisanya nangis doank jd males Thor coba aja dia ngajuin cerai nah lebih baik
kalea rizuky
males bgt pasti nanti gt lagi skip lah pantes gk ada. like maria kecintaan bgt terkesan bloon pdhl pinter anak orang kaya kesannya kek bisa di injak2 thor
kalea rizuky
itu uda termasuk selingkuh mengabaikan istri demi janda maria mending cerai aja deh
kalea rizuky
males klo balikan Thor. laki itu udah selingkuh secara g langsung lo
kalea rizuky
emang tolol ngasih jalan ke pelakor dasar bodoh
kalea rizuky
suami bloon pergi aja minta cerai sekalian
kalea rizuky
keren kok g da like
kalea rizuky
bubah alfian kah yg make up in hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!