NovelToon NovelToon
CLBK Cinta Lama Belom Kelar

CLBK Cinta Lama Belom Kelar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: moon

MOHON MAAF, MASIH BANYAK TYPO BERTEBARAN, DAN TANDA BACA YANG MASIH AMBURADUL 🙏

Dulu. demi bisa mendekati lelaki yang ia cintai, Emira nekat mengubah identitas nya, jati dirinya, bahkan penampilannya, yang sungguh jauh berbeda dengan dirinya yang asli, namun lelaki yang ia suka tiba tiba menghilang, tanpa kabar, dan tanpa jejak, seperti di telan bumi.

Mereka kembali bertemu, perdebatan tak penting mewarnai hari hari mereka sebagai dokter residen.

Tapi malam reuni itu merubah segalanya, di pagi hari mereka terbangun didalam sebuah kamar hotel, tanpa apapun selain selimut yang menutupi tubuh keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

BAB 7.

"Omo omo omo … apa kakak sudah bangkrut? Aigoo … kasihan sekali kakak ipar dan kelima keponakanku, apa kalian akan segera hidup miskin?" Emira semakin jahil, ia mengambil setiap kudapan yang ada di meja makan, kemudian duduk dan memakannya, sama sekali tak menampakkan dia adalah lulusan salah satu fakultas kedokteran bergengsi di Singapura, tak berhenti sampai disitu saja, Emira kemudian menaikkan kakinya ke atas kursi yang ia duduki, persis seperti bapak bapak yang sedang nongkrong di warteg, hal itu membuat wajah Andre bertambah merah menahan marah.

"Ya sudah kalau tidak mau kasih uang jajan … aku masih punya daddy kesayangan, yang pastinya akan tetap menyuplai uang jajan ku, aku gak butuh kakak dan abang tua yang pelit pada adiknya." Pancing Emira.

BRAK!!!

#Hahahaha … lagi lagi othor bilang apa, jangan mancing mancing anak sultan (eh sekarang dia sultan nya) soal uang pasti dijabanin ama dia, kamu minta berapa aku kasih.

Black card, warna dominan hitam mengkilap, dengan ornamen gold pada pinggiran kartu hitam tersebut.

"Puas …" sang kakak kedua mulai terpancing emosi, dia sudah memegang kendali penuh Twenty Five Hotel, dengan puluhan cabang, di dalam negeri maupun mancanegara, harus menerima ejekan dari adik kecilnya, tentu saja ia tak terima.

Dan wajah Emira pun berbinar bahagia … ia bangkit dari kursinya mendekati sang kakak kedua, kemudian memeluknya erat, bahkan menghujani seluruh wajahnya dengan ciuman.

"Kakak ku memang terbaik," pujinya seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Kalau sudah dapat uang, kamu bilang terbaik, kalau belum dapat uang, kamu bilang aku miskin, memang adik gak tau diri." Andre menoyor kening Emira.

Tentu saja, si cantik berambut hitam dengan mata biru itu hanya nyengir mendengar ocehan kakak keduanya.

"Jangan lama lama santainya, keburu basi tuh stetoskopnya …" 

"Siyaaaapp kakak." Emira berdiri tegak dengan tangan terangkat ke dahi, tanda penghormatan.

Usai mencium Bella, Andre pun berangkat menuju Twenty Five Hotel, sang direktur muda itu, kini sudah menjelma menjadi presiden direktur Twenty Five Hotel, mengingat daddy Alex sudah sejak lama tak lagi ikut campur dalam urusan hotel.

Bukan Emira tidak ingin, tapi selama di Singapura ia sudah belajar nyaris seperti orang gila, dan hasilnya, ia menyelesaikan pendidikan dokternya setahun lebih cepat, merasa sudah punya tempat bernaung untuk menjalani masa sebagai dokter residen alias dokter magang, ia pun mulai santai, entah kenapa ia belum ingin segera memulai, hmmm sepertinya perlu sedikit di pancing sama mak othor nih.

#siap siap ya Emira, sebentar lagi kamu yah, othor kasih serangan jantung 👻

***

Kevin dan Istrinya tiba di rumah sakit, setelah menempuh 40 menit perjalanan. 

Sesampainya di rumah sakit, ia disambut seorang pemuda, memakai pakaian berwarna biru tosca yang merupakan ciri khas pakaian dokter jaga di William Medical Center, dan juga jas dokter residen, rambutnya kusut seperti sarang burung, wajah dan mata nya pun tak kalah mengerikan, kentara sekali kalau pemuda itu baru saja menyelesaikan jadwalnya mengisi shift malam.

"Selamat pagi dokter Kevin, dokter Gadisya …" sapanya dengan senyuman di wajah, yang justru terlihat sangat kontras dengan wajah anehnya, selepas mengisi shift jaga malam, maka total Arjuna belum tidur nyenyak selama dua puluh empat jam ini.

"Selamat pagi dokter Juna," sapa Kevin dingin, ia tetap melangkah cepat, dan Arjuna dengan setia mengekori langkahnya, sementara Gadisya hanya menyunggingkan senyuman, karena ruang praktek mereka berbeda arah.

Arjuna adalah salah satu dokter residen di William Medical Center, tahun ini adalah tahun ketiganya menjalani masa residen nya, Gadisya pun merasa aneh, karena sejak pertama datang, Arjuna terlihat selalu mendekati suaminya entah ada apa dengan anak muda  tersebut.

Kevin menghentikan langkahnya, merasa ada sesuatu yang terlupa ia lakukan, ia berbalik dan menatap Gadisya yang berjalan santai dengan jarak 2 meter di belakangnya, "sampai jumpa di jam istirahat sayang." Kevin berpamitan dengan Gadisya, karena mereka sedang di ruang publik, jadi Kevin tidak bisa melakukan hal yang lainnya, selain ucapan untuk kembali berjumpa di jam makan siang.

Gadisya tersenyum dan mengangguk patuh.

Kevin kembali melangkah, dengan Arjuna di sisinya, pemuda malang itu berjuang keras agar langkah mereka sejajar, sementara tubuhnya sudah letih lelah dan hampir remuk, karena semalam ia hanya memejamkan matanya beberapa menit, itu pun terganggu dengan beberapa kali panggilan darurat dari Emergency Room. 

"Apa kamu jaga pagi juga?" Tanya Kevin tanpa mengurangi kecepatan langkahnya.

"Tidak dok, tapi saya akan menemani anda praktek pagi hingga siang ini, setelah itu baru saya akan istirahat." Jawab Arjuna yakin.

"Yaaakkk … kamu mau membunuh dirimu sendiri, atau kamu sengaja membuat pasien kecilku menangis kencang gara gara melihat wajahmu yang mengerikan?" Sembur Kevin.

Pasalnya sebagai dokter residen yang masih minim waktu istirahat, memang sebaiknya memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin, karena jika sudah berada di rumah sakit, rasanya bisa memejamkan mata selama sepuluh menit saja, itu sudah berasa seperti anugerah dari surga, saking berharganya waktu ketika kita masih diburu pekerjaan yang tiada habisnya, apalagi di rumah sakit besar seperti William Medical Center, walau sudah mengerahkan puluhan dokter residen setiap tahun, tapi pekerjaan menangani pasien seolah terus datang tiada habisnya.

Arjuna yang mendengar pekik an Kevin sontak terdiam, tapi tak sedikitpun menyurutkan langkahnya.

"Tidak dok, itu karena saya ingin belajar banyak dari anda, dan jika anda keberatan dengan penampilan saya, saya akan segera merapikan penampilan saya, saya jamin anak anak akan semakin terpesona pada saya." Jawab Arjuna pantang menyerah.

"Sebaiknya kamu Pulang dan istirahat, sebelum aku menendangmu dari rumah sakit ini, dan besok siang kamu boleh mengikuti ku sampai kakimu patah."

Jika sudah mendapat jawaban demikian dari Kevin, Arjuna berbinar bahagia.

Kevin melanjutkan langkahnya menuju ruangan pribadinya, sebelum memulai jam praktek nya.

"Aku menyayangimu dok …" teriak Arjuna, tanpa menghiraukan tatapan aneh yang tertuju padanya.

Kevin hanya mengibaskan telapak tangannya ke udara, tanda ia tak menghiraukan apapun yang Arjuna katakan.

Arjuna sang dokter residen menginjak tahun ketiga, dokter muda yang ulet dan pantang menyerah, pasien apapun yang datang padanya, akan ia tangani dengan sungguh sungguh, tak peduli ia harus menjaga pasien tersebut selama 24 jam nonstop, akan dia lakukan agar ia bisa menjadi sosok dokter hebat di masa depan, ia sangat mengidolakan Kevin, dokter bedah anak terbaik di William Medical Center, bahkan ia tak pantang menyerah mendekati Kevin, demi bisa mewujudkan ambisinya menjadi dokter bedah anak seperti sang idola.

Sementara itu, di ruang praktek Gadisya.

Ia dan beberapa asistennya tengah bersiap menyambut kedatangan pasien, Gadisya masih memikirkan Arjuna, sekian tahun melihat Arjuna di dekat sang suami, membuat Gadisya tiba tiba penasaran, apakah dia sang Arjuna yang membuat adik iparnya patah hati beberapa tahun silam, Gadisya tak tahu, karena Emira bahkan tak pernah menunjukkan seperti apa wajah Arjuna yang ia sukai.

'Haruskah aku pancing Emira agar datang ke rumah sakit?' gumam Gadisya, ia sungguh penasaran ingin tahu apakah benar kecurigaannya selama ini, dan ia sendiri tak habis pikir kenapa Emira belum juga menjalani masa masa sebagai dokter residen, padahal ia tinggal memulai, tanpa perlu memikirkan proses birokrasi yang melelahkan.

.

.

.

💜💜💜

1
SAL💞🇲🇾
👍🏼👍🏼
aksari
cerita seru, asyiiik
Serenarara
Aaaaaa gemeeshh
Nursina
semangat berkarya
Cc
Luar biasa
Rolly Billy Tiwa
obsesi...
Rolly Billy Tiwa
yah betul.....
thor...bikin Mira cemburu...
Rolly Billy Tiwa
koq Emira gak datang sebagai gadis culun..??
Tuti irfan
Luar biasa
Andri
reza
Rin Riyanti
ceritanya bagus makasih thor
Santi
Luar biasa
Rezky Cookies
I Love it...Thanks 🥰😍👍
Rusmini Rusmini
cepetan ndang KB...soalnya Emira di senggol dikit Juna cpt hamilnya ... ini anak subur banget ya.... /Grin//Grin/
Rusmini Rusmini
ingat Kb Kb.....
Rusmini Rusmini
/Toasted//Toasted//Toasted/
Rusmini Rusmini
betul kt Egi menjauh sejenak entar kan nyariin ☺️☺️
Rusmini Rusmini
aq suka episode ini... ngiler ngiler dah kalian 🤣🤣🤣
Rusmini Rusmini
Oon banget sih si voni makanya cantik jgn muka doang otak jg /Smug//Smug/
Maria Lay
akibat SERAKAH
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!