Remaja Bar-bar menikah dengan ustadz dingin? Bagaimana bisa!😱
Berawal dari hukuman yang mengharuskan Naura, seorang remaja nakal dan bertindak semaunya melanjutkan sekolah ke Pesantren.
Tapi siapa sangka jika sosok naura dapat menaklukkan hati ustadz fahri, ustadz yang dinginnya bagaikan kutub utara.
Tapi perjalanan mendapatkan hati ustadz dingin itu tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak rintangan yang harus dilalui naura, mulai dari dia yang belum menyukai pria itu dan hanya menjadikannya sebagai taruhan dari rivalnya saja, hingga pernikahan tersembunyi yang menimbulkan berbagai konflik...
Bagaimana perjalanan naura menjadikan ustadz dingin itu menjadi lebih hangat? Dan mampukah naura terus memikat hati ustadz dingin itu?
Langsung aja yuk ikuti kisahnya...
Jangan lupa Like+ Komen+ Bintang nya ya ✨💙
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purnama.estys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 07. Pertemuan Pertama
"Non, bangun" sambil menggoyangkan tubuhnya
"Udah sampai mang?" sesekali mengusap matanya
"Belum non, tapi sebentar lagi kita sampai kok non. Tinggal lurus aja terus belok didepan sana" jelas mang dodi
"Terus kenapa naura dibangunin?" Kesal naura
"Ban mobilnya bocor non, jadi harus kita tempel dulu" jelasnya
"Ckk sial" gerutunya kesal
Saat itu dapat dilihat hijab di kepala naura sudah sangat berantakan. Itu karena naura tetap mengenakannya saat tidur.
" Gerah ihh" sambil membenarkan jilbabnya
Akhirnya kini hijab itu telah ia lepaskan dari kepalanya dan sekarang ia kenakan untuk menutupi bahunya.
Sekitar 5 menitan menunggu menempelkan ban. Dia melihat montir montir itu memandang kearahnya.
"Jelalatan banget sih tuh mata" gerutu naura
Karena merasa risih akhirnya naura pun pergi meninggalkan mereka tanpa berpamitan dengan mang dodi. Mang dodi tidak berada di sana karena saat ini dia sedang membeli minuman untuk naura
Sementara naura kini telah berjalan menelusuri jalanan itu dan sambil mengingat perkataan mang dodi tadi
"Lurus terus belok kanan atau kiri ya?" Gumam naura
"Argh.." sambil mengucek rambutnya lalu ia memilih belok ke sebelah kiri
Saat terus berjalan naura melihat tak jauh darinya sekumpulan pria duduk di sana
"Aduh kenapa serem banget sih mereka" cicitnya pelan
"Neng cantik, Ngapain di sana?" sapa salah seorang dari mereka
"Gak papa pak, gue mau ke sana"
Tiba tiba salah seorang dari mereka berjalan kearahnya
"Neng sombong amat sih, mau akang bantu? Kelihatannya neng kesasar ya" semakin mendekat kearahnya
"Jangan macem macem kalian ya, mau gue tendang Lo semua?" jawab kasar naura
"kok neng gitu, jangan marah marah dong neng cantik, nanti hilang loh cantiknya" ucap pria di sana
"Gue gak peduli, jangan macem macem lo pada" tegas naura
Tanpa basa basi gadis itu langsung menendang kearah pria itu. Tapi karena menggunakan gamis yang tak longgar akhirnya gadis itu malah tersungkur jatuh.
"Aduh..." rengek naura
"Sakitnya gak seberapa malunya ini. Masak juara silat nasional begini sih" batin naura sambil menahan tangis
Tangis karena malu dan takut saat ini telah bercampur. Pasalnya sekarang naura juga tidak bisa berdiri karena kakinya keseleo.
"Sini neng akang bantu berdiri, nanti biar akang obati kakinya" ucap pria lainnya
"Gak mau... Awas lo stop. Jangan deketin gue" bentaknya, sementara pria itu tetap mendekat kearahnya.
" Tolong.... " teriaknya
Dengan sigap pria itu langsung membekap gadis itu untuk menghentikan jeritannya.
Gadis itu kini menjadi takut dan menggigit tangan pria itu, setelahnya ia menangis.
"Hiks tolong papa...." rengek nya
"Tolong, siapapun tolong gue" teriaknya semakin menjadi
" Assalamualaikum" terdengar salam seorang pria dari arah belakang
"Wassalamualaikum pak ustadz" jawab pria itu serempak
Kini semua pria itu langsung menjauh dari naura
"Ada apa ini pada kumpul? " tanya pria itu
"Ini lu liat mereka mau macem macem sama gue, pasti mereka berniat gak senonoh ke gue" ucap naura sambil mengusap air matanya dengan kasar
"Astagfirullahhaladzim. Apakah yang dikatakan ukhti ini benar?" tanya pria itu
"Engga pas ustadz. Kita sama sekali gak ada niatan begitu" ucap seorang pria dari kumpulan itu
"Ahhh bohong lu... tadi godain gue, terus lu tadi bekap mulut gue juga. Lu pasti mau buat macem macem ke gue kan tadi" tuduh naura
"Astagfirullah, eneng salah paham sepertinya.., kami berniat menolong untuk menunjukkan jalan tadi ustadz, maaf tadi ana refleks bekap mulutnya pak ustadz. Habisnya eneng ini tiba tiba berteriak" jelas pria itu
"Seperti itu... jadi ukhti dengar sendiri kan, semuanya hanya kesalahpahaman saja" ucap pria itu, pria yang dipanggil ustadz
"Gue gak kenal ya siapa lu orang aneh, dan elu tiba tiba dateng malah belain mereka yang jelas jelas salah" ucap naura kepada lelaki yang dipanggil sebagai pak ustadz
"Atau jangan jangan lo ya komplotannya mereka, atau lo ketua geng mereka?"
"Astagfirullah, neng gak boleh bilang seperti itu" ucap pria di sana membela
"Neng neng elu yang oneng, enak aja bilangin gue oneng"
"Mbak, gak baik ngomong begitu sama pak ustadz" jelas pria lainnya
" Ehh elo, dasar lo munafik banget lo, tadi lo gangguin gue, sekarang lo malah nasehati gue. Gue tendang sini lohh" tegasnya bar bar sambil mencoba berdiri
"Udah sangat jelas kali lu semua belain dia, elu semua pasti anak buahnya kan?" sambil menunjuk kearah kumpulan pria itu
"Maaf mbak, tapi semua yang mbak pikirkan tentang kami itu salah" jelas pria yang disebut ustadz itu
"GAK, lo sama semua sekumpulan ota* mes**" tegas naura
"Astagfirullah" mereka semua serentak mengucapkan kalimat itu
"Apaan sih lu semua, kayak ngeliat setan aja" ceplos naura heran
....
Tak lama ada seorang wanita menghampiri mereka.
"Assalamualaikum" ucapnya
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka semua kecuali gadis itu
"Afwan ustadz sebenarnya ini ada apa ya ustadz, saya lihat dari sana kelihatan pada ribut" ucapnya sambil menunduk
"Lu istri dia? Jagain bu suaminya, jadi ketua komplotan geng mes** dia bu" ucap naura santai
"Astagfirullah mbak, mbak salah paham...beliau ustadz disini mbak dan maaf sekali tolong mbak bicara nya lebih sopan mbak" pinta wanita itu
"Kok malah gue sih, mbak yang gak sopan tau, masa lagi bicara sama orang lain malah nunduk terus sih" balas naura
"Santriwati ini menunduk karena menjaga pandangannya mbak" ucap salah seorang pria itu
"Serius deh, gue heran sama lo semua... Kenapa lo semua aneh sih tingkahnya, perkataan lu semua lagi, aneh... Gak..."
"Non, non kemana aja? mang dodi sampai bingung nyariin non" ucap mang dodi
Dari arah sana seseorang memotong pembicaraan gadis itu...
"Mang, untung datang tepat waktu, bawa naura pergi dari sini mang, mereka semua pada aneh" jelas naura
"Kaki non kenapa?" melihat naura susah untuk berdiri
"Keseleo sedikit tadi mang, gara-gara mereka semua ni" ucap naura memajukan bibir tipisnya
"Mari non mang dodi bantu, kita kembali ke bengkel ya non mobilnya sudah selesai diperbaiki" dan dibalas dengan anggukan oleh naura
"Maaf ya semua, kami permisi dulu, Assalamualaikum" kata mang dodi kepada mereka semua
"Loh mang ngapain minta maaf, kita gak salah" ucap naura sambil dibantu berjalan oleh mang dodi dan berlalu menjauh meninggalkan mereka.
"Ingat ya urusan kita belum kelar" teriaknya
"Awas lu pada" suaranya terdengar telah samar sebanding dengan jaraknya yang semakin jauh.
Setelah melalui perjalanan yang sangat melelahkan akhirnya mereka berdua tiba juga di tempat yang disebut penjara suci ini. Mang dodi membantu menurunkan barang barang naura, sementara naura terlihat masih kesal akan kejadian tadi jadi ia tidak ingin turun dari mobil.
"Mari non" melihat kearah naura
"Non kenapa tidak mau turun?" tanya mang dodi
"Gak ah mang, lingkungan luarnya aja tadi udah bikin kesel apalagi didalam" jawabnya
"Non, yang non pikirkan tidak semuanya benar non" nasihat mang dodi
"Lagian mang dodi liat tadi mereka semua baik kok non, gak ada yang jahat sama non" jelas mang dodi
"Bela aja terus mereka" kesal naura. Karena tidak ingin menambah kekesalan Naura mang dodi memutuskan untuk segera mengantar Naura masuk ke dalam pesantren itu.
sabar... sabar.. y ustad
kpn nih malam pertama buat mereka.hehe