NovelToon NovelToon
Menaklukkan Bos Killer

Menaklukkan Bos Killer

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:24.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Sequel Empty Love Syndrome

IG elis.kurniasih.5

Alexander Kenneth adalah CEO yang dikenal killer. Tidak ada yang bisa bertahan lama menjadi sekretarisnya, hingga dia meminta seorang wanita untuk menjadi sekretarisnya.

Bilqis Thalita wanita bar bar yang ceroboh dan kerap melakukan kesalahan, ternyata menarik perhatian Alex karena kemiripannya dengan mendiang istri.

"Dasar Bos Killer. Lihat saja, aku akan menaklukkanmu," janji Bilqis pada dirinya sendiri saat berdiri di depan cermin kamar mandi kantor.

Bagaimana Kisah Bilqis dan Alex selanjutnya? Akankah Bilqis mampu menaklukkan bos killer itu hingga ke dasar hatinya? Lalu bagaimana dengan phobia Bilqis yang tidak mau memiliki hubungan dengan pria?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lalai

Pagi ini Bilqis berangkat tepat pukul tujuh. Ia memprediksi perkiraan waktu perjalanan dari rumahnya sampai ke kantor sekitar empat puluh menit atau satu jam, tapi biasanya ia harus berangkat tiga puluh menit lebih awal, karena si bos selalu datang lebih awal dari karyawan-karyawannya. Lebih tepatnya, Alex akan datang tiga puluh menit lebih dulu dari waktu awal jam kerja. Pria itu memang sangat disiplin waktu. Dia tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Mungkin hal itu juga yang membuat Alex sukses di usia yang terbilang muda.

Namun pagi ini Bilqis tidak berangkat tiga puluh menit lebih awal, mengingat semalam Alex memberi kabar bahwa pagi ini ia harus mengantar putrinya ke sekolah dan akan datang ke kantor terlambat.

“Kamu tumben berangkat jam segini, Qis?” tanya Laila, Ibu bilqis sesaat sebelum sang putri pamit.

“Iya, Bu. Ini udah mau jalan.”

“Oh, ya. Ini bekalmu.” Laila menyerahkan tempat makan bermerk plastik kesukaan ibu-ibu berwarna ungu itu ke tangan Bilqis.

“Makasih, Bu.” Bilqis tersenyum dan menerima tempat makan itu.

Pagi ini, sang Ibu memang sedang memasak makanan yang ia suka. Laila memasak sambal goreng kentang ati dan buncis saos tiram, serta bihun goreng telur. Menu yang sama seperti orang hajatan, hanya tidak ada rendang saja. menu makanan seperti ini yang Bilqis sukai. Sejak kecil jika sang ibu sedang ada acara pengajian. Bilqis selalu menunggu nasi box yang akan sang ibu bawa, ia akan melahap makanan dengan menu seperti di atas tadi.

“Oiya, Bu. Si Radit udah bangun?” tanya Bilqis pada Ibunya tentang sang adik.

“Belum. Kayanya dia masih di kamar,” jawab Laila.

“Ya ampun. Anak laki, jam segini masih tidur. Bangunin napa, Bu. Bilang suruh cepat selesai kuliahnya. Supaya Bilqis bisa nabung banyak.”

“Buat nikah ya?” tanya sang ibu lagi.

“Apa sih, Bu? Ngga. maksudnya buat tabungan aja. Supaya keliatan hasil kerja Bilqis.”

“Oh, Ibu kira buat nikah,” jawab Laila yang ingin sekali putrinya segera menikah. “Soalnya teman-teman kamu kan sudah pada nikah semua. Giliran kamu kapan? Si Alana aja udah mau punya anak.”

“Ya ampun, Ibu. Tanya itu terus sih. Pokoknya Bilqis ga mau nikah. Bilqis takut kaya Ibu,” jawab Bilqis sembari memakai sepatunya.

“Ya, ngga semua pria seperti ayahmu, Qis. Masa iya sih kamu ga mau nikah. Memang kamu mau jadi perawan tua. Amit-amit, jangan sampe!” kata Laila sembari mengetuk meja.

“Ya ampun, Ibu. Pagi-pagi udah bikin mood Bilqis rusak aja sih,” kata Bilqis yang kesal tetapi tetap bernada lembut pada sang Ibu saat berbicara.

Laila membiarkan sang putri mengambil tangannya dan mencium punggung tangan itu. “Udah, Bu. Jangan banyak pikiran! Yang penting bilang sama Radit supaya skripsinya cepet kelar. Pokoknya Ibu ga usah mikirin Bilqis. Kalau udah saatnya, jodoh juga pasti dateng kok.”

“Tapi sampe sekarang aja, Ibu ga pernah lihat kamu pacaran.”

“Dih, emang kalau Bilqis pacaran. Bilqis bilang-bilang, Ibu. Week!” Bilqis meledek ibunya.

“Dasar ya kamu!” Laila hendak memukul b*k*ng sang anak, tapi Bilqis langsung melesat pergi menuju mobilnya.

“Dah Ibu …” Bilqis melambaikan tangan saat melajukan kendaraan roda empat itu.

Laila pun tersenyum dan membalas lambaian tangan itu. “Dah … Hati-hati!”

Laila terus menatap mobil yang sudah keluar perlahan dari rumah minimalisnya. Ini adalah rumah dari hasil jerih payah Bilqis yang digabung dengan jatah warisan sang Ibu dari orang tuanya. Sementara ayah kandung Bilqis tak meninggalkan apa pun saat meninggalkan Laila dan kedua anaknya. Bahkan keluarga ayah kandung Bilqis tidak pernah peduli, mereka justru sering menyinyir kesusahan Laila kala itu, tapi kini Laila tidak lagi susah karena gaji Bilqis yang cukup besar.

Bilqis juga berani mencicil mobil yang ia gunakan untuk kerja. Ia memang sengaja membeli mobil karena ia sering pulang larut malam untuk bekerja. Tidak ada niat sama sekali di benak Bilqis untuk bersenang-senang. Menurutnya hidup itu susah, tujuannya hanya membahagiakan sang ibu dan membantu adiknya memperoleh pendidikan tinggi karena ia cukup merasakan bagaimana kuliah sambil kerja dan ia tidak ingin sang adik merasakan juga kesusahan itu.

Satu jam kurang lima menit, Bilqis sampai di gedung tinggi yang berada di pusat kota. Gedung yang berisi banyak perusahaan di sana termasuk perusahaan Alex. Alex memang belum memiliki gedung sendiri. Ia masih menyewa beberapa lantai di gedung tinggi yang terletak di daerah kuningan.

Bilqis berjalan santai. Ia yakin bos killernya itu belum datang. Bilqis melangkah sembari melihat jam di tangannya.

"Jam delapan kurang sepuluh," gumamnya dalam hati. "Masih ada waktu sepuluh menit. Mampir ke Mcd dulu ah."

Bilqis mengurungkan niatnya untuk menaiki lift. Ia justru berjalan keluar menuju restoran siap saji yang buka sejak pukuo enam pagi. Di rumah, ia belum sempat sarapan dan hanya meminta pada sang ibu untuk dibawakan saja makanannya.

"Breakfast Wrap satu dan satu hot matcha latte," ucap Bilqis pada kasir yang berdiri di depannya.

Gadia muda dan kurus itu mengangguk dan menyebut nominal pesanan yang Bilqis pesan.

Jika dilihat-lihat Bilqis adalah wanita yang cantik, berkulit putih dan bertubuh tinggi proporsional. Hanya saja wajahnya tidak terlalu bermake up. Namun, justru kecantikan itu terlihat lebih natural dan Alex menyukai wanita dengan wajah ini.

Biasanya Bilqis hanya memakai lipstrik dan bedak tipis, tapi hari ini ia mencoba perona pipi yang baru ia beli dari salah satu karyawan yabg berjualan kosmetik di kantornya. Bilqis sudah membeli perona pipi itu sejak dua minggu lalu, tapi baru kali ini ia gunakan.

Setelah memesan makanan dengan take a way, Bilqis kembali ke lobby dan menaiki lift menuju lantainya. Meja Bilqis tepat berada di samping pintu ruangan Alex.

Bilqis melihat pintu yang masih tertutup itu.

"Hah, untung si killer itu datang jam sepuluh. Lumayan, masih bisa santai- santai," gumam Bilqis sembari duduk santai dan menaikkan kakinya ke atas meja.

Ia mengeluarkan makanan yang dibeli di Mcd tadi dan memakannya. Bilqis menguyah makanan itu dengan santai sembari menikmati waktu tanpa suara menggelegar yang biasa memanggil namanya. Ia juga mengayunkan kursinya seiring irama musik yang ia setel dari komputer miliknya.

Tanpa Bilqis sadari, ternyata keasyikannya mengundang seseorang untuk keluar. Pria itu pun berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada dan bersandar pada rangka pintu. Ia memperhatikan Bilqis yang tengah makan demgan menaikkan kakinya ke atas meja dan mendengarkan musik.

Pria yang berdiri itu adalah Alex, bosnya. Namun, Bilqis tak menyadari bahwa Alex ternyata sudah samlai lebih dulu di kantor. Keperluan yang semula ia beritahu oada Bilqis ternyata batal, karena sang putri sudah ada yang menemani di sana.

"Ekhem." Dengan sekali deheman, Bilqis langsung tersentak dan menoleh.

Posisinya yang sedang duduk sembari mengayunkan kursi itu pun tiba-tiba terjungkir ke belakang

Brak

"Aaah ..."

Bilqis terlalu banyak mengayunkan kursi itu ke belakang hingga akhirnya kursi itu jatuh disertai dengan tubuhnya yang juga jatuh ke lantai.

Sontak Alex tertawa. Sementara Bilqis langsung bangun dan membangunkan kursinya. Ia menepuk B*k*ngnya yang lumayan sakit.

Alex masih tertawa sembari menutup mulutnya. Wajah itu tampak lucu. Lalu, Dengan cepat Alex menahan tawa itu dan kembali dengan ekpresi wajahbya yang datar.

"Sir sudah datang?" tanya Bilqis bingung, pasalnya semalam pria ini mengabarkan jika pagi ini akan datang telat.

"Jadi, kalau saya telat. Kamu juga datang telat. Gitu?" Alex balik bertanya.

"Bu ... Bukan begitu, Sir. Saya cuma ..."

"Saya ga butuh penjelasan. Semua yang saya lihat sudah bukti bahwa kamu lalai," kata Alex memotong perkataan Bilqis.

Kemudian, pria itu langsung memasuki ruangannya kembali.

"Ah, si*l. Kena SP dah gue," gumam Bilqis meringis sembari menepuk jidatnya.

1
Aqella Lindi
busyet ganteng pisan alex
Mafie Rumiedhy
Kecewa
Mafie Rumiedhy
Buruk
Sendhoog Ceplezz
gokilllll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sendhoog Ceplezz
buset dach in mah hot duda bget thorrr🤣🤣
bolh take away g thor🤣🤣
Vtree Bona
Luar biasa
Rahmi Mamimima
bakal kyk 1 komplek kumpul🤣
Rahmi Mamimima
dasar lakik

g prnh tau salahnya mrasa g prnh punya salah
Rahmi Mamimima
dpt ilmu dr suhunya lgsg 🤣
Rahmi Mamimima
🤣🤣 anak siapa itu bu ...
Rahmi Mamimima
wkwkwk😆😆
Rahmi Mamimima
benerr
Rahmi Mamimima
lo lo loo

radit bar barr
Rahmi Mamimima
slain d suruh² juga jadi baby sitter ya 😆
Rahmi Mamimima
nih org2 pd pinter ya yg komen 😆 aq aja gk tau ek krim apaan ..
eehh trnyata eskrim ituu
Rahmi Mamimima
astagaa 🤣🤣🤣 neneekkk 😭😭
Rahmi Mamimima
astagaaa🤣🤣🤣
Rahmi Mamimima
nanti anaknya balqis sm bu laila jadi besti 🤣
Rahmi Mamimima
oh iya ya , darwis kn dokter ya
Rahmi Mamimima
eaaaa .. ciyeee radiitt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!