Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Apa salahku padamu Mas!
'Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Ibuku dulu kepadaku, setelah menikah kita bakal tahu sifat dan prilaku asli dari pasangan kita. Dan apakah ini sebenarnya sifat dan prilaku suamiku yang selalu main tangan dan berbicara sesukanya?' gumam Tika pada diri sendiri.
'Bu, Tika jadi kangen sama Ibu. Ibu tahu tidak, rumah tanggaku sekarang sedang di uji. Aku hampir tidak sanggup menjalani ini semua. Tapi Tika mencoba bangkit, selalu sabar dan semoga Tika bisa melewati ujian ini. Semoga nanti sang maha kuasa menggantikannya dengan kebahagian yang begitu luar biasa. Tika yakin, di dalam ujian yang Tika jalani sekarang pasti ada hikmahnya.' ucap Tika sambil mengusap airmatanya yang membasahi pipinya.
'Ayo Tika, tetap semangat! Jangan berlarut dalam kesedihan. Demi anakku Chika, aku enggak boleh egois.' gumam Chika menyemangati diri sendiri.
Tiba-tiba datanglah seseorang masuk ke dalam kamar dengan perasaan marah dan kesal, lalu berjalan menghampiri Tika.
"Tika! Kamu itu jangan kurang ajar sama Ibu." Chandra sambil mencengkram kasar tangan istrinya.
"Aww Mas sakit, lepaskan tanganku," pekik Tika sambil menatap Chandra. Lalu dengan segera Chandra pun melepaskan tangannya yang mencengkram tangan Tika,"Lagian, aku tidak pernah kurang ajar sama Ibumu kok. Emangnya, aku sudah ngatain apa sama Ibumu hem?" tanya Tika.
Chandra pun diam sebentar, lalu menatap istrinya dengan perasaan kesal,"Tadi apa yang sudah lakukan kamu sama Ibu? Ketika Ibuku berbicara, kamu malah pergi begitu saja. Lagian apa yang di katakan oleh Ibu itu benar, kamu harus bisa mengatur keuangan. Dan jangan seenaknya saja berbelanja menghamburkan uang!" Bentak Chandra terhadap istrinya.
Tika pun berjalan menuju meja rias, lalu mengambil barang belanjaan yang tadi di beli di Grand marcket. Dengan segera Tika membongkar isi dari barang tersebut, satu persatu barang tersebut di keluarkan dan di taruh di meja rias. Lalu Tika berkata,"Lihat Mas, aku berbelanja apa? Ini semua keperluan yang ada di rumah!" Tika sambil menatap tajam suaminya,"Aku hanya beli sabun mandi, sabun cuci, pembersih lantai, deterjen, sikat gigi dan keperluan rumah lainnya, seperti yang Mas lihat kan!"
Chandra pun terdiam sambil berpikir, memang wajar bila berbelanja demi kebutuhan rumah. Memang tidak ada yang salah Tika berbelanja. Mungkin, Ibunya berpikir kalau Tika berbelanja berfoya-foya membeli baju dan membeli barang yang sedang trend sekarang. Tetapi Chandra merasa tidak terima oleh istrinya yang berani menatap tajam dan membentak dirinya.
"Tika, kamu jangan kurang ajar sama aku! Aku paling enggak suka bila kamu membentakku dan menatapku seperti itu!"
"Jika kamu tidak suka diperlakukan seperti itu, aku juga sama Mas tidak mau diperlakukan seperti itu Mas!" ucap Tika mencoba menahan airmatanya yang sudah memanas agar tidak jatuh kebawah.
"Kamu jadi orang, pintar banget ya membalikkan perkataanku. Kamu itu benar-benar ya Tika." Chandra sambil mengangkat satu tangannya dan mencoba untuk menampar Tika tapi Chandra menahannya agar tidak melakukan itu.
"Kenapa Mas tidak jadi menamparku? Kalau mau menamparku, ya sudah tampar saja aku. Kalau boleh sekalian bunuh saja diriku Mas, biar kamu puas Mas!"
"Jaga ucapanmu Tika! Kamu .... Arrgh ...," teriak Chandra sambil berlalu pergi dari hadapan istrinya dengan perasaan marah dan kesal. Lalu berjalan keluar dari kamar. Chandra memilih keluar dari pada harus terus berdebat dengan istrinya yang akhirnya, Chandra akan main kasar terhadap istrinya.
Airmata yang dari tadi di tahannya, kini lolos begitu saja membasahi pipinya, lalu dengan segera Tika berjalan dan membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Ada perasaan kecewa terhadap suaminya, yang kini berubah.
Tika pun menangis sesegukan dengan kepalanya menyandarkan diatas bantal, kini bantal tersebut dipenuhi oleh airmata yang terus berjatuhan. Mungkin bantal tersebut bisa menjadi saksi betapa sakitnya hati Tika saat suaminya memperlakukan Tika dengan kasar dan membuat gores luka hatinya.
'Dulu engkau berjanji padaku, akan membuatku bahagia. Dulu engkau berjanji akan memberikan harapan indah terhadapku! Semuanya begitu indah dalam lisanmu. Yang tak pernah ku sangka ternyata palsu! Dulu kau nikahi aku karena cinta. Kau bilang kasih sayangmu utuh untukkku. Kau janji tidak akan menyakiti. Tetapi kenyataan ini tidak seindah ucapanmu Mas! Kau ringan tangan! Kesalahan kecil kau besarkan. Kau mudah mencaci, seolah aku tidak berharga dimatamu? Kau mudah menghujat, tanpa berfikir menggores luka di dalam hatiku. Apa salahku padamu Mas?! Kenapa kamu sekarang jadi begini ... Tika masih terus menangis sesegukan.
Karena merasa lelah terus menangis, hingga akhirnya Tika pun tertidur diatas ranjang.
*yuk tinggalkan jejak kalian, dengan kasih like dan komenannya. Mau kasih hadiah atau vote juga boleh hhaha bercanda.
*terima kasih kakak2 semuanya yang sudah mampir dikarya recehku ini.