Squel dari My Sexy Old Man, kisah Four J anak dari Xander dan Jeje.
Trauma dengan kisah masa lalunya, membuat Kirana menjadi sosok wanita yang sangat dingin dan membenci semua pria yang akan mendekatinya.
Tapi, bagaimana jida dia di hadapkan empat pria tampan yang berusaha mengambil hatinya dan berusaha untuk memperebutkannya?
Penasaran? Simak terus kelanjutannya.
Follow IG: @thalindalena
Follow fb: Thalinda lena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara semur jengkol
Setelah mengantarkan Jeje dan Xander sampai depan rumah, Kirana kembali masuk kedalam rumah dan menuju dapur.
Kirana segera menyiapkan makan malam Sean di meja makan.
Menu makan Sean malam hari ini adalah Nasi dan semur jengkol. Entah Sean suka atau tidak, yang penting dirinya sudah menyiapkannya, begitu pikir Kirana.
Setelah selesai menyiapkan makan malam Sean, gadis itu segera memanggil Sean yang masih berada di dalam kamar.
TOK
TOK
TOK
"Tuan, makan malamnya sudah siap," ucap Kirana, sembari mengetuk pintu kamar tersebut.
CEKLEK
Pintu tersebut terbuka dari dalam, dan keluarlah Sean yang sudah berganti pakaian. Pria itu terlihat sangat tampan dan memukau. Sean memakai kaos polos berwarna putih yang sangat pas di tubuh kekarnya, di padukan dengan celana panjang berwarna hitam. Penampilan Sean yang apa ada justru membuat pria itu semakin berkarisma, sama seperti Ansel yang wajahnya mirip dengan Sean.
"Apa menu makan malam ini?" tanya Sean, keluar dari kamar dan berjalan mendahului Kirana.
"Nasi sama semur," jawab Kirana mengikuti langkah kaki Sean dari belakang.
"Semur? Makanan apa itu?" tanya Sean, dengan dahi yang mengernyit bingung, dan terus berjalan menuju ruang makan.
Sampai di ruang makan, Sean bertambah bingung ketika menatap menu makan malamnya.
"What food is this?" tanya Sean, sembari mengangkat garpu dan sendok di kedua sisi tangannya.
"Hah?" Kirana tidak mengerti dengan bahasa yang Sean ucapkan.
"Hah .. Heh .. Hoh! What's this?" tanya Sean sekali lagi, namun kali ini ia menusuk salah satu jengkol yang ada di piringnya dengan garpu.
"Oh, itu semur jengkol," jawab Kirana.
"Makanan apa ini? Apa kamu juga memberikan makan saudaraku seperti ini juga?!" tanya Sean sedikit kesal.
"Tidak Tuan. Tiga Tuan J makan dengan menu makanan mereka yang sudah dijadwalkan Nyonya Besar. Tapi karena Tuan pulangnya ke malaman, jadi tidak ada sisa makanan untuk Tuan. Dan semur jengkol sisaku tadi sore, sih," jawab Kirana dengan polosnya, malah semakin membuat Sean kesal.
"Beraninya kau memberiku makanan sisa!" bentak Sean.
"Bukan sisa tapi saya menyisihkannya sedikit, tenang saja itu bukan makanan bekas, kok," jawab Kirana.
"Dan, saya sudah ijin sama Nyonya besar dan beliau mengijinkan," jawab Kirana berkata apa adanya. Sebelumnya dia memang sudah meminta ijin kepada Jeje, dan majikannya itu mengijinkan.
"Tidak apa-apa, semur jengkol itu bagus untuk tulang, asalkan jangan terlalu banyak," jawab Jeje, beberapa waktu yang lalu.
"Yang benar saja!" umpat Sean. "Aku tidak mau! Buatkan makanan yang lainnya!" titah Sean.
"Tapi, stok bahan masakan sudah habis, Tuan."
"CK! Kalau begitu pesankan saja lewat G food," ucap Sean lagi kepada Kirana.
"Duitnya?" pinta Kirana mengadahkan tangannya kepada Sean.
"Pijam dulu!" jawab Sean, lalu memalingkan wajahnya malu, karena dia tidak punya uang cash.
"Kan bisa bayar pakai G pay, Tuan," ucap Kirana mulai jengah.
Mau makan saja ribet! Dasar horang kaya! Kalau di kampungku semur jengkol adalah makanan yang paling mewah dan juga langka, tahu! Batin Kirana, sangat kesal.
"Ribet! Aku tidak punya saldo!" jawab Sean mulai kesal.
Kukuruyuk
Suara perut Sean mulai berdendang ria, bertanda pria itu sudah sangat kelaparan.
"Suara apa tadi?" Kirana pura-pura bertanya.
"Ck!" Sean berdecak kesal dan dengan terpaksa ia memakan makanan yang ada di hadapannya itu karena perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi.
Satu suapan pertama, Sean mengunyah perlahan makanan yang sudah ada di dalam mulutnya itu.
"Eh!" Sean terkejut saat merasakan semur jengkol yang rasanya begitu lumer di mulutnya.
Ternyata enak, batin Sean.
Kirana yang masih berdiri tidak jauh dari sana pun tersenyum geli karena melihat majikannya makan dengan sangat rakus.
"Apa nama makanan ini?" tanya Sean lagi, sambil mengunyah makanannya.
"Semur jengkol. Enak ya, Tuan?" tanya Kirana balik.
"Rasanya tidak enak! Aku terpaksa memakannya karena perutku sangat lapar!" bohong Sean, lalu beranjak dari duduknya karena dirinya sudah selesai makan.
Cih! Bilang tidak enak, tapi kau makan seperti orang yang kesetanan! Cibir Kirana, didalam hati.
"Jangan lupa gosok gigi, Tuan." Kirana mengingatkan, ketika melihat Sean akan keluar dari ruang makan.
"Aku tahu!" sahut Sean, tanpa menoleh.
*
*
*
Setelah selesai makan malam, Sean berjalan menuju kamar Aiden untuk membahas pekerjaan.
"Apa kau sibuk?" tanya Sean, ketika memasuki kamar adiknya.
Aiden yang sedang duduk di sofa kamarnya sambil membaca sebuah berkas pun mendongak, menatap saudaranya yang masih berdiri di ambang pintu.
"Seperti yang kau lihat," ucap Aiden, lalu matanya kembali fokus ke berkas yang ada di tangannya.
Sean berjalan masuk dan duduk di samping Aiden.
"Bagaimana hasil meeting tadi siang?" tanya Sean.
Aiden menoleh dan hidungnya mengendus sesuatu.
"Tidak tahu!!" jawan Aiden singkat.
Aiden masih merasa kesal lantaran Sean pergi meninggalkan meeting begitu saja.
Sean dan Aiden mendirikan perusahaan baru bersama-sama saat mereka masih kuliah dulu. WARJAH GRUB, nama perusahaan yang mereka dirikan. Perusahaan memproduksi berbagai jenis Kosmetik wanita.
Berbagai produk Kosmetik yang mereka pasarkan diterima baik di masyarakat, selain harga yang sangat pas di kantong, kualitasnya pun bagus hingga membuat Perusahaan yang baru mereka kelola 4 tahun belakangan ini menjadi sangat terkenal dan menjadi nomer satu di negaranya.
"Ayolah, Aiden! Jangan ketus begitu dengan Kakakmu yang tampan ini," ucap Sean, membujuk adiknya.
Aiden menoleh dan mengendus lagi tapi kali ini ia mengendus badan Sean.
"Hei! Apa yang kau lakukan!!" seru Sean.
Aiden mencubit lubang hidungnya, seraya berkata. "Mulutmu bau, busuk!" seru Aiden, lalu menjauhi Sean.
"Apa?!" beo Sean, lalu membekap mulutnya dengan telapak tangannya.
Sean memiringkan tubuhnya.
"Hah ... Hah ... Hah." Sean meniupkan nafasnya di telapak tangannya, lalu mengarahkan telapak tangannya itu ke hidungnya, dan dia melakukannya berulang kali.
Sial! Kenapa mulutku menjadi sangat bau? Umpat Sean, dan ia teringat belum gosok gigi setelah makam semur jengkol tadi.
Gara-gara semur jengkol tadi! Kirana awas kau!Kesal Sean di dalam hati.
"Pergi sana!" usir Aiden, menatap jengah Kakak keduanya itu.
"Tapi, aku belum mendapatkan jawaban darimu?" tanya Sean, dengan membekam mulutnya sendiri.
"Ck! Akan aku kirimkan hasil meetingnya ke emailmu!!" jawab Aiden pada akhirnya.
"Baiklah, terima kasih, aku keluar dulu," ucap Sean tersenyum puas di balik bekapan tangannya itu.
"Teruslah bermain wanita, Se!! Aku akan mengadukan kinerja kerjamu kepada Daddy jika kamu tidak berubah!" ancam Aiden. Ia sudah merasa jengah dengan kelakukan Sean yang selalu meninggalkan perusahaan seenaknya.
"Jangan mengancamku, Aiden!" sahut Sean, yang baru akan keluar dari kamar tersebut.
Sean tahu hukuman apa yang akan dia dapatkan jika, Xander tahu kinerjanya yang sangat buruk dalam memimpin perusahaan WARJAH GRUB.
"Aku tidak main-main!" sahut Aiden tegas dan datar.
Jangan lupa dukung karya Emak dengan cara like, komentar, vote dan kasih gift semampu kalian❤❤