"Punya mata nggak?" mengabaikan permintaan maafnya, orang itu malah membentak. Ia menatap Rahma benci. "Kalo punya tuh dipake baik-baik, jangan asal nabrak aja." Pemuda berwajah rupawan itu mendengkus keras, kesal tentunya. "Dasar aneh," ucapnya lagi.
Ridho Ahmad Wibowo dari awal sekolah sangat tidak suka dengan gadis bernama Rahma. Bahkan tak segan-segan membully walaupun gadis itu tidak salah apa-apa.
Namun, takdir berkata lain dimasa depan ia malah menikahi gadis itu dengan perjuangan yang tak mudah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WidiaWati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantin Mpok Nani
Di kantin
"Oh iya lo mau pesan apa?" tanya Ridho pada Rahma yang seraya duduk di kursi kantin itu.
"Aku mau pecel lele saja," jawab Rahma.
"Mpok pecel lele nya 2 nya terus sama es teh manis 2." Ridho memesan makanan pada mpok Nani yang di jawab anggukan oleh Mpok Nani itu.
Beberapa menit kemudian pesanan pun telah siap di sajikan oleh Mpok Nani.
Rahma dan Ridho dengan senang hati memakan pecel lele itu dan tak lupa juga Rahma membaca doa sebelumnya.
Tapi tak tau dengan Ridho dia baca doa apa nggak.
Disela makannya Ridho memulai percakapan.
"Gue boleh nanya nggak?" tanyanya
"Mau nanya apa emangnya?" Rahma meneguk es teh manis yang ada di sampingnya.
"Kok lo nggak pernah marah sih sama gue, padahal gue sering bentak-bentak dan marah-marah sama lo tapi lo nggak pernah marah balik sama gue?" Ridho menatap wajah gadis itu.
Rahma menunduk wajahnya saat Ridho menatapnya. "Aku tidak pernah marah sama siapapun," ucapnya dengan wajah masih menunduk.
"Gue minta maaf ya sama lo," sambung Ridho
"Minta maaf buat apa?" tanya gadis itu.
"Karna gue udah marah-marah dan bentak-bentak lo waktu itu dan juga sering jahilin lo. Lo mau ya maafin gue," ucap Ridho dengan wajah memohon.
"Aku sudah memaafkanmu sebelum kamu minta maaf kepada ku," ucap Rahma sambil tersenyum.
Tak lama setelah itu bel sekolah pun berbunyi tanda jam istirahat sudah habis.
TREEETTT.....
Anak-anak pada berhamburan memasuki kelasnya masing-masing.
Di kelas Ridho terus memperhatikan Rahma dari tadi sampe tidak mendengarkan apa yang terangkan guru di papan tulis.
"Kok gue jadi aneh gini ya, kok gue sekarang jadi baik dan bersikap manis padanya padahal jelas-jelas kemaren-kemaren gue sangat membencinya." Ridho membatin seraya terus menatap Rahma yang tak jauh di depannya.
Buk Susi selaku guru Biologi di kelas itu menghampiri Ridho.
"Ridho." Panggil buk Susi
Ridho tak menghiraukan orang yang memanggilnya.
"RIDHO." Tak ada cara lain Buk Susi mengeluarkan suara toa nya yang berhasil membuat Ridho kaget dan menutup telinganya.
"Iya buk ada apa?" tanyanya dengan wajah kaget.
"Kamu kenapa dari tadi melamun mulu, sekarang kamu jelaskan kedepan apa yang saya jelaskan tadi," perintah Buk Susi.
Ridho maju kedepan dengan santainya.
"Ah apa ya, yang di jelaskan Buk Susi tadi," gumamnya.
"Ridho kenapa masih bengong? Ayo jelaskan apa yang ibu sampaikan tadi."
Ridho pun menghela napasnya dan menjelaskan pelajaran dengan asal dan akhirnya Buk Susi pun murka tampak sedikit mengamuk.
"Kamu saya hukum keliling lapangan 100 kali," titah Buk Susi yang langsung memberi hukuman terhadap muridnya yang membuat tekanan darah tingginya naik.
"100 kali kebanyakan Buk, nggak bisa 10 kali aja." Ridho mencoba menawar hukuman yang diberikan Bu Susi.
"Nggak ada tawar-menawar kamu kira sekolah ini pasar? Cepat kamu laksanakan hukuman mu atau ibuk tambah menjadi 200 kali," ucap Buk Susi tambah murka dengan kelakuan murid pembuat onar itu.
"Eh eh jangan buk, jangan ditambahin lagi 100 kali udah cukup kok Buk." Akhirnya Ridho pun pasrah melaksanakan hukumannya itu.
Jam pelajaran telah usai dan saatnya pulang sekolah. Ridho baru saja menyelesaikan hukuman yang diberikan Buk Susi itu. Dia terlihat sangat lelah, napasnya ngos-ngosan dan keringatnya bercucuran membasahi seluruh tubuhnya. Ia pun membaringkan badannya di lapangan itu. Saking capeknya.
Seseorang menyodorkan air mineral kepadanya.
"Rahma," lirihnya. Lalu ia duduk.
"Kamu pasti hauskan," ucap Rahma. Masih setia memegang air mineral di tangannya.
"Terima kasih," balas Ridho setelah mengambil air mineral itu dan meneguknya hingga air itu habis. Pemuda itu sangat haus dan kerongkongannya pun terasa sangat kering akibat melaksanakan hukuman yang diberikan guru Biologinya itu.
"Lo mau pulang, gue antar ya." Ridho menawarkan untuk mengantar Rahma pulang.
"Nggak usah, aku pulang sama ayah saja nanti ayah ku jemput." Rahma menolak ajakan Ridho dengan lembut.
"Nggak ada penolakan gue akan ngantarin lo pulang, lo tunggu disini bentar, gue mau ngambil tas dulu." Ridho agak sedikit memaksa.
Rahma hanya mengangguk saja karna takut dimarahi Ridho nantinya, secara kan Ridho orangnya emosian dan gampang marah-marah nggak jelas.
Terimakasih telah membaca😇