Menjadi simpanan? Tak pernah ada dalam daftar hidup seorang Amelia Putri, gadis desa yang mengadu nasib di kota besar, takdir membawa nya bekerja di sebuah perusahaan terbesar di kota itu sebagai office girl.
Nasib membawa nya pada seorang pria dingin dan arrogan pemilik perusahaan dan tertarik menjadikan nya simpanan.
Bagaimana kisah mereka? Akankah status sebagai simpanan akan berubah karena cinta? Yuk baca disini☺️
Note: karya real hanya ada di aplikasi Noveltoon/Mangatoon, selebihnya itu fake atau plagiat.
salam dari author, happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermain Drama
Esok pagi nya, semua berjalan lancar tanpa ada hambatan apapun. Pagi ini Amelia mendapat tugas ganda, yaitu membersihkan ruangan direktur utama, dan di lanjutkan membersihkan ruangan asisten direktur.
"Huffttt, kita mulai pekerjaan ini. Semangat Amelia, kamu bisa demi orang tua mu." Amelia menyemangati dirinya sendiri, mau bagaimana lagi sebenarnya membersihkan ruangan direktur saja sudah sangat melelahkan, sekarang di tambah membersihkan ruangan asisten direktur.
Amelia masuk ke ruangan direktur dengan menenteng ember dan alat pel, dia memulai kesibukan nya dengan membersihkan debu dengan kemoceng nya, meski setiap hari di bersihkan tetap saja ada debu yang menempel.
Ceklek..
Pintu terbuka, menampilkan Smith Alexander yang gagah dengan setelan jas berwarna navy.
"Selamat pagi tuan Smith." Sapa Amelia sopan.
"Pagi." Jawab Smith singkat, lalu duduk di kursi kebesaran nya, memulai pekerjaan nya kembali.
Amelia juga sibuk dengan pekerjaan nya, dia mulai mengepel seluruh ruangan setelah merapikan beberapa barang ke tempat yang seharus nya.
Hingga bunyi decitan pintu membuat Amelia melirik sebentar, wanita cantik tapi angkuh itu masuk dengan santai. Pakaian nya ketat membentuk tubuh sexy nya, tatapan mata nya tajam. Apalagi saat melihat dirinya yang sedang mengepel.
"Tunggu apa kau hah? Keluar, aku ingin bicara dengan kekasihku dan tak mau di ganggu." Usir Marissa dengan gaya angkuh nya.
"Punya hak apa kau menyuruh petugas kebersihan yang sedang bekerja? Jika ingin bicara, silahkan bicara." Entah kenapa, hati nya merasa tak suka saat Marissa dengan seenak nya membentak dan mengusir Amelia.
"Lanjutkan pekerjaan mu, Amelia." Amelia menganggukan kepala nya dan memilih melanjutkan pekerjaan nya.
"T-tapi sayang.."
"Bicaralah." Ucap Smith singkat, mata nya fokus ke arah berkas yang sedang dia pelajari isi nya.
"Kamu tau, dia OG yang membuat rok ku kotor karena kopi yang di bawa nya."
"Lalu urusan nya dengan ku apa, Marissa?" Tanya Smith sinis.
"Pecat dia, dia pegawai yang tidak becus." Cetus Marissa, membuat Amelia menghentikan pekerjaan nya sejenak dan menatap wajah Marissa.
"Dia tak punya kesalahan fatal, lalu alasan apa yang membuat aku harus memecat dia?"
"Katakan, apa yang ingin kau bicarakan. Jangan bertele-tele, aku banyak kerjaan." Ucap Smith tegas, Marissa menatap sinis pada Amelia. Dia tak suka melihat OG yang menurut nya rendahan itu ada di ruangan kekasih nya.
"Papa menginginkan kita segera menikah, atau bertunangan."
"Bukan kah kita sudah tidak saling mencintai? Lalu untuk apa tetap bertahan dengan hubungan yang tidak sehat ini Marissa?" Tanya Smith, mata nya memicing menatap Marissa.
"Setidaknya itu yang orang tua kita inginkan kan?"
"Kalau begitu, kenapa kau tidak menikahi ayah ku saja? Aku tak mau melakukan hal tak berguna, aku ingin bebas menentukan hidup ku sendiri." Ucap Smith tegas.
"Apa kau sudah melupakan cinta kita, Smith?"
"Kau tanya padaku? Kenapa tak kau tanyakan saja pada dirimu sendiri, aku memang mencintai dirimu, tapi itu dulu." Ucap Smith lagi, tatapan nya menajam.
"Aku tanya, apakah kau selalu ada untuk ku? Sebagai seorang kekasih kau hanya datang saat kau menginginkan sesuatu, dan setelah mendapatkan nya kau menghilang lagi, tenggelam lagi dalam dunia bodohh mu itu."
"Itu dunia ku Smith." Ucap Marissa.
"Maka dari itu pergi bersama duniamu dan aku dengan dunia ku. Kita punya dunia masing-masing, dan itu tak sejalan. Jadi untuk apa lagi bersandiwara, Marissa?"
"Bukan kah dari awal kau memang tak pernah mencintaiku, lalu untuk apa sekarang bersikeras menginginkan hubungan ini bertahan?" Tanya Smith pedas.
"Maaf tuan Smith, saya sudah selesai. Saya permisi.." Ucap Amelia menyela.
"Pergilah." Amelia keluar dengan perasaan yang campur aduk, di satu sisi dia lega karena tak di pecat, dan di satu sisi lain dia juga merasa bersalah karena telah mendengar perdebatan sepasang kekasih itu.
Amelia melanjutkan pekerjaannya membersihkan ruangan Asisten Direktur dan di dalam ruangan itu juga masih terasa memanas, seiring perdebatan yang semakin memuncak.
"Smith, kenapa tak mencoba untuk membuka kembali hatimu untuk ku?"
"Tidak, aku sudah terlalu muak dengan drama ini Marissa. Jadi hentikan semua kekonyolan ini." Jawab Smith sinis.
"Baiklah, aku akan bilang pada papa mu agar melanjutkan hubungan ini."
"Terserah kau saja, gadis pengadu." Sindir Smith, membuat wajah Marissa memerah menahan amarah.
Andai saja Smith tau kalau wanita yang di depan nya ini bukan gadis lagi, dia hanya jalangg yang memiliki paras cantik bak bidadari.
Marissa pergi dengan membawa seribu kekesalan di benak nya, dia membanting pintu dengan keras hingga berdebum.
Smith melirik nya sebentar ,lalu kembali melanjutkan pekerjaan nya yang tertunda karena kedatangan wanita yang teramat dia benci untuk saat ini.
Dulu, dia memang mencintai wanita itu. Tapi setelah dia menjadi model dan sering sibuk, bahkan tak memiliki waktu untuk bersama nya dan perlahan rasa cinta itu memudar dan menghilang begitu saja.
Dia merasa hubungan nya hambar, apalagi setelah dia tau kalau orang tua Marissa ikut campur dalam segala hal di hubungan nya, mereka juga menyembunyikan beberapa aib anak nya, demi bisa membuat Marissa menjadi istri dari seorang Smith Alexander, pemilik perusahaan periklanan terbesar di negara ini.
Tak lama, ponsel yang tergeletak di meja Smith berdering dengan nyaring, membuat fokus nya buyar.
"Cihh, wanita itu pasti sudah mengadu."
Tanpa berlama-lama, Smith mengangkat panggilan yang berasal dari appa nya. Ya, ayah Smith adalah orang korea dan dia menikah dengan wanita cantik di negara ini.
"Yeoboseyo Appa." Ucap Smith dengan bahasa Korea.
"Tak usah banyak berbasa-basi Smith Alexander, kenapa kau menyakiti Marissa hah?"
"Menyakiti apa?" Tanya Smith santai.
"Kau menolak pernikahan kalian di percepat dan menginginkan hubungan kalian berakhir, kau ini kenapa sebenarnya?"
"Lalu dimana kesalahan ku Pa?" Tanya Smith lagi, dia masih terlihat santai menghadapi ocehan khas orang tua itu.
"Ada dengan mu Smith, kenapa kau membangkang perintah Appa?"
"Apa aku tak punya hak untuk menentukan hidup ku sendiri? Aku sudah dewasa, aku punya pilihan sendiri. Aku tak mencintai perempuan itu lagi." Jawab Smith.
"Smith Alexander..." Teriak Appa dari seberang telpon.
"Ada apa? Tak usah berteriak, telinga ku masih berfungsi dengan baik."
"Pokoknya kau harus bertunangan dengan Marissa, secepatnya. Itu keputusan final dari ku, tak bisa di ganggu gugat." Ucap Appa Smith dengan nada kemarahan.
"Silahkan lakukan apapun yang Appa mau, aku tidak peduli." Ucap Smith dan memilih mematikan sambungan telpon secara sepihak.
Smith menghela nafas nya berat, apa dia harus melakukan sandiwara lagi? Dia lelah dengan semua ini, apalagi dengan drama pura-pura bahagia dengan perjodohan sialan itu.
🌻🌻
jangan lupa tinggalkan jejak ya ,happy reading❤️
Visual Amelia Putri😘