OG Simpanan Tuan Muda
Amelia Puteri, gadis cantik nan sederhana yang berasal dari sebuah desa. Usia nya baru genap menginjak 19 tahun, dia baru saja lulus SMA tahun lalu.
Ibu dan Ayah nya hanya sebagai petani, itulah alasan nya mengapa Amel tak melanjutkan pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi. Apalagi saat ini ayah nya sering sakit-sakitan, karena faktor usia juga yang sudah tak memungkinkan untuk terus bekerja.
Hari ini, Amel memutuskan untuk pergi ke kota untuk mengadu nasib. Tujuan utama nya hanya satu, mengubah nasib agar menjadi lebih baik.
"Ma, Amel pamit.."
"Kamu yakin sayang, disana kamu sama siapa?" Tanya Mama Ratna, Mama nya Amel.
"Amel yakin Ma, Amel gak mau nyusahin mama terus, apalagi sekarang bapak sering sakit-sakitan. Izinin Amel pergi ya, Ma."
"Kalau itu memang sudah keputusan kamu, Mama gak bisa larang. Pergilah dan hati-hati ya, jaga diri. Hidup di kota itu keras sayang." Ucap Mama Ratna.
"Itu lah yang buat Amel pengen pergi ke kota buat belajar mandiri aja, Amel pasti bisa jaga diri kok."
"Ma, itu mobil travel nya udah dateng Amel berangkat dulu ya." Pamit Amel.
"Hati-hati Mel, mama sama Bapak cuma bisa doain aja. Kalo udah nyampe segera kabarin ya, biar mama gak khawatir." Peringat Mama Ratna.
Amel menganggukan kepala nya, dia memeluk mama nya erat sebelum pergi.
"Hati-hati disana, jaga diri ya.." Lagi-lagi, Amel hanya menganggukan kepala nya mengerti.
Amel melerai pelukan nya, lalu masuk ke dalam mobil travel yang hari ini akan mengantar nya untuk mengubah hidup.
"Neng, disana udah punya kenalan belom?" Tanya supir travel karena mereka memang sudah mengenal, karena supir travel nya masih orang sini.
"Belum pak.."
"Bapak punya kenalan pemilik kontrakan, kali aja disana Neng mau ngontrak."
"Ya jelas ngontrak dong pak, terus kalo gak ngontrak aku tidur dimana." Jawab Amel.
"Nanti bapak anter kesana, sekalian di titipin."
"Wahh, makasih ya pak."
"Sama-sama." Jawab pak supir, setelah itu tak ada lagi pembicaraan, mereka sama-sama hanyut dalam pikiran nya sendiri.
Hingga suara ponsel yang berbunyi nyaring, membuat lamunan mereka buyar.
Amel merogoh saku nya mengambil ponsel nya, dan melihat siapa yang menelpon nya.
Arkan
"Ngapain sih teleponin mulu nih cowok ,ngeselin." Gerutu Amel, Arkan adalah teman baik Amel dari kecil.
"Hallo, ada apa?" Tanya Amel.
"Kamu kemana? aku ke rumah, tapi katanya kamu dah pergi ke kota, ngapain Mel?"
"A-aku mau nyari kerja, kan aku dah pernah bilang sama kamu." Jawab Amelia.
"Kenapa gak ngasih tau kalo berangkat nya hari ini, Amel?" tanya Arkan di seberang telpon dengan suara khawatir.
"Maafin Amel ya Arkan, Amel cuma gak mau ganggu aja. Udah ya, aku lagi di jalan."
"Tapi Am.."
Sambungan telepon nya di putus sepihak oleh Amel, dia tau Arkan baik pada nya tapi tidak dengan orang tua nya. Meski pun mereka berteman sudah dari kecil, tapi tak sekalipun orang tua Arkan memperlakukan nya dengan baik, mereka selalu sinis pada Amel hanya karena Amel anak dari seorang petani.
Flashback on
Sepasang anak manusia itu tengah duduk bersama di saung yang terletak di dekat sawah. Mereka sedang mengobrol layaknya seorang teman, karena memang fakta nya mereka hanya berteman tak lebih. Atau mungkin atmda yang mengharapkan hubungan lebih, tapi yang satu nya tak peka.
Amel tertawa mendengar candaan dari sahabat nya, Arkan. Dia memang selalu bisa membuat mood nya kembali baik,
"Kan, aku pengen cerita boleh gak?"
"Boleh dong, cerita aja kita kan teman." Jawab Arkan.
"A-aku mau cari kerja ke kota."
"A-apa? Kenapa, kamu kan udah kerja disini di pabrik kerupuk." Tanya Arkan.
"Gapapa sih, rasa nya gak cukup aja. Lagipun aku bosan."
"Yaudah, kamu tunggu aku ngundurin diri dulu dari pabrik nya mama, terus kita pergi ke kota bareng-bareng ya?" Tawar Arkan, ya orang tua Arkan mempunyai pabrik teh.
"Apa mama kamu gak bakalan marah?" Tanya Amelia, dia tau bagaimana keras nya orang tua Arkan.
"Enggak kok.."
"Jangan maksain diri hanya demi aku, Kan. Kamu gak perlu lakuin itu, aku bisa jaga diri kok nanti." Ucap Amelia, dia tak mau terlibat masalah lagi karena Arkan.
"Aku gak maksain diri, ini kemauan aku sendiri kok. Udah ya, gak usah di pikirin." Arkan mengusap puncak kepala Amelia.
Banyak yang menyangka kalau mereka adalah sepasang kekasih, tapi nyata nya mereka hanya teman tak lebih.
Arkan memang beberapa kali menyatakan perasaan nya pada gadis cantik yang menjadi teman baik nya itu, tapi Amel tak pernah menjawab ungkapan cinta nya.
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing, tapi besok nya rumah Amel riuh karena teriakan dari seorang wanita paruh baya, yang marah-marah entah karena alasan apa.
"Keluar kau gadis sialan.." Teriak nya dengan emosi yang menggebu.
Amel yang sedang memasak di dapur segera keluar rumah dan menghampiri ibu paruh baya itu.
Tanpa di sangka, tamparan melayang ke pipi kanan Amelia, hingga membuat Amel terhuyung ke samping, pipi nya terasa panas dan pedih.
"Ibu ini apa-apaan sih, ini semua gak ada sangkut pautnya sama Amel." Bela Arkan, ya wanita paruh baya itu adalah ibu nya Arkan.
"Diam Arkan, kau gadis yang sudah mempengaruhi anak ku agar keluar dari pabrik ku dan mengikuti mu ke kota kan?"
Amel menatap ibu Arkan dengan sendu, mata nya berkaca-kaca. Kesalahan apa sebenarnya yang membuat ibu nya Arkan begitu membenci nya.
"Jawab, jangan diam saja. Kau gadis miskin tak tau diri, mau nya berteman dengan anak orang kaya agar bisa kau poroti kan hah? Aku sudah hafal dengan gadis semacam kau." Ucap nya berteriak, hingga mengundang perhatian warga lain.
"Cukup tante, saya rasa ini sudah sangat keterlaluan. Selama ini saya diam karena saya menghormati tante sebagai orang tua teman saya, tapi sekarang membuktikan kalau tante tak lebih dari sekedar orang tua egois."
"Apa alasan tante menampar saya? apa saya punya kesalahan fatal, atau karena berteman dengan Arkan adalah kesalahan? Kalau begitu bilang pada anak tante agar jangan menemui saya lagi."
"Lagi pun saya tak punya niat apapun, saya beeteman dengan Arkan tulus. Kenapa tante tak menyukai pertemanan kami, apa karena aku miskin? ini bukan keinginan ku, tapi takdir yang membuat aku begini, lalu apa salahku sebenarnya?" Ucap Amelia, dengan air mata yang mengalir deras meluncur bebas dari kedua mata nya.
"Sudah cukup saya merasa terhina tante, saya memang gadis miskin yang hanya ingin berteman dengan anak tante, tapi jika itu memang kesalahan, baik saya takkan pernah berhubungan apapun lagi dengan anak tante, itu janji saya."
"Amell..."
"Cukup Arkan, dari awal aku sudah bilang pertemanan kita takkan berjalan baik selama ibu mu suka memandang orang dari harta nya bukan dari hati nya. Pergilah Arkan, dan jangan menemui aku lagi. Aku mohon, aku tak mau punya masalah apapun. Aku kecewa, hati ku sakit. Carilah dan berteman lah dengan orang lain yang sederajat dengan mu, jangan dengan ku."
Amel masuk ke dalam rumah dan menutup pintu nya rapat, dia sangat merasa sakit saat ini dia butuh ketenangan, dia ingin sendiri saja saat ini.
Flashback Off
"Maafkan aku Arkan, aku tak mau berurusan apapun lagi dengan mu. Aku tak memancing emosi orang tua mu lagi, semoga kamu mendapatkan teman yang baik dari aku."
🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
ALIKA🥰🥰CHEN ZHE YUAN.LIN YI
smith...ameel😁
2023-06-30
1
reni
mampir lagi tor,q kok sepertinya candu dnganmu tor,eeee candu novelmu tor 🤭🤭🤭
2023-06-13
1
sandi
dr hani k y lain aahhh
2022-05-15
1