NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.7 ( Datang bulan yang mengharukan)

Arumi kembali berjalan mengahampiri Aril. Ia menyerah, untuk tetap pada pendiriannya, dan semua itu karena ancaman Aril.

"Baiklah, saya akan menggunakan kartu ini semau saya, dan masalah mobil ... saya tidak bisa menyetir, jadi saya akan ikut kursus terlebih dulu."

Aril berusaha menahan tawanya saat melihat ekspresi wajah Arumi yang sangat lucu menurutnya. Ia beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Arumi.

"Bagus, besok Nona sudah bisa masuk bekerja. Anda bisa bersiap-siap dari sekarang, membeli pakaian dan juga tas untuk bekerja, tentunya dengan menggunakan kartu ini." ucap Aril kepada Arumi.

"Be-besok?"

"Iya besok, kenapa? Tidak mau bekerja?"

"Tentu saja mau, saya kuliah untuk mendapatkan pekerjaan."

"Kalau begitu, saya tunggu besok di kantor jam delapan pagi, saya akan menjelaskan pekerjaan Nona saat sudah berada di sana, sampai jumpa besok." Aril melangkah pergi dari ruangan itu. Meninggalkan Arumi yang masih terdiam kaku di posisinya.

Arumi memadangi kepegian Aril, sampai Aril menghilang dari balik pintu. Ia kembali duduk di atas sofa, sambil memandangi langit-langit ruangan itu. Rasanya dunia yang ia masuki ini benar-benar di luar nalarnya sebagai rakyat jelata.

Harta dan tahta adalah hal biasa yang di miliki oleh para penguasa seperti Alfaro. Ia pun semakin penasaran, jika Alfaro adalah seorang pengusaha sukses, setidaknya pasti ada artikel yang membahas tentang Alfaro.

Arumi menepuk jidatnya sendiri, kenapa ia tidak pernah terpikir akan hal itu. Ia malah mencari informasi kepada para pelayan yang jelas-jelas sudah di bayar oleh Alfaro untuk tidak membicarakan hal pribadinya.

"Kenapa aku bisa sebodoh ini."

Arumi meraih ponselnya yang ada di saku dres itu. Ia membuka google dan mengetikkan nama Alfaro Wilson. Tidak perlu lama menunggu, untuk mendapatkan hasil dari pencariannya.

Mata arumi membulat dengan sempurna, saat melihat dari layar ponselnya, jika perceraian Alfaro dengan Sarah, menjadi trending topik di semua media berita.

"Astaga, kemana saja aku selama ini, kenapa berita seheboh ini aku tidak tau."

Arumi mulai membaca setiap artikel mengenai perceraian Alfraro dan Sarah. Anehnya tidak ada satupun artikel yang tahu pasti penyebab perceraian Alfaro dan Sarah. Masalah ini benar-benar di tutup dengan sangat rapat hingga tak ada satupun orang yang tahu.

Saat tengah serius mencari, tiba-tiba ia menemukan sebuah artikel yang menuliskan tentang latar belakang keluarga dan kesuksesan WB group yang di pimpin Alfaro. Tanpa ragu ia membuka artikel itu.

Semakin ia membaca, matanya semakin membulat, saat melihat kisaran angka keseluruhan dari kekayaan keluarga Wilson. Dan tentu saja sumber utama kekayaan Alfaro ada pada perusahaannya yang bergerak di bidang konstruksi.

WB grup adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang pembangunan, infrastruktur, sarana dan juga prasarana fisik untuk kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan, rencana, dan juga hukum yang berlaku.

Sebagai salah satu bidang industri yang masih berkembang, konstruksi akan membantu membuka lapangan kerja dan mampu mendistribusikan pendapatan untuk setiap lapisan masyarakat. Selain itu, perusahaan konstruksi milik Alfaro juga mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dan juga pembangunan negara.

Satu milyar yang di keluarkan Alfaro untuk melunasi hutang ayah Arumi, tidak ada apa-apanya jika melihat angka yang tertera di artikel itu. Kesuksesan di usia muda juga membuat Alfaro di beri julukan Mr.Bilionaire ( Tuan Miliarder) oleh sebuah majalah bisnis yang bertaraf internasional.

Semakin lama membaca, Arumi malah semakin tercengang, akhirnya ia memilih mematikan ponselnya dan keluar dari ruangan itu.

~

Sesampainya di kamar, ia duduk di pinggir ranjang. Ia kembali menatap layar ponselnya. Karena ia akan mulai bekerja besok, jadi lebih baik ia pergi berbelanja, tak lupa ia memesan layanan jasa ojek online, dan mengirimkan pesan kepada Dinda, untuk menemaninya berbelanja.

Arumi langsung meraih tasnya dan keluar dari kamar itu. Kebetulan rumah Dinda tidak jauh dari sini. Ia tahu betul Dinda pasti berada di rumahnya saat ini.

Saat turun ke lantai dasar, seorang pelayan wanita tiba-tiba saja datang menghampirinya, hal itu membuat Arumi sampai terperanjat kaget.

"Nona mau kemana?" tanya pelayan wanita itu kepada Arumi.

"Ah itu ... besok saya sudah mulai bekerja di perusahaan Tuan Al, jadi saya akan keluar untuk membeli beberapa perlengkapan," jawab Arumi.

"Apa mau saya temani Nona?"

"Apa temani? Ahaha tidak perlu, saya akan pergi bersama sahabat saya yang waktu itu datang kemari, masih ingat kan." Arumi mengatur nafasnya dengan senormal mungkin, karena pertanyaan pelayan ini seperti mengintimidasinya.

"Oh begitu, baik Nona, pastikan Nona pulang sebelum pukul lima sore," ujar pelayan wanita itu.

"I-iya."

Akhirnya pelayan wanita itu pergi juga dari hadapannya. Buru-buru Arumi melangkah keluar dari pintu utama Mansion. Setelah Arumi terlihat menjauh, siapa sangka ternyata pelayan wanita tadi sedang mengintip dari jendela.

Pelayan wanita itu dengan cepat meraih ponsel dari sakunya dan langsung menelpon seseorang.

"Hallo, Nona sedang keluar untuk berbelanja, ikuti dan pantau kemanapun Nona pergi, jika ada yang aneh langsung laporkan kepada sekertaris Aril." Pelayan wanita itu berbicara dengan seseorang yang akan memata-matai Arumi.

[Baik, laksanakan] ucap seseorang dari balik telepon.

...***...

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah jam, akhirnya motor ojek online itu sampai juga di halaman depan rumah Dinda.

"Berapa pak?"

"Dua puluh ribu aja neng."

Arumi langsung mengambil uang pecahan dua puluh ribu dari dalam dompet berwarna merah muda miliknya. Setelah selesai melakukan transaksi pembayaran, ojek online itu melaju pergi. Ia berbalik dan melangkah menuju rumah Dinda.

Tok... tok...

Arumi mengetuk pintu hingga beberapa kali, sampai pada akhirnya ibu Dinda muncul dari balik pintu itu.

"Eh Rumi, kamu apa kabar sudah lama sekali kamu tidak kesini," sapa ibu Dinda dengan ramah.

"Baik Bu."

"Maaf ya, ibu tidak sempat melayat saat ayah kamu meninggal karena bertepatan dengan acara wisuda Dinda waktu itu."

"Iya bu, saya mengerti kok ... karena semuanya memang serba mendadak."

"Oh iya Bu, Dinda ada?" tanya Arumi.

"Ada di dalam, kamu langsung masuk saja, dinda ada di kamarnya, sepertinya masih tidur."

"Oh baik Bu."

Arumi melangkah masuk kedalam rumah itu dan langsung menghampiri Dinda yang masih tertidur di kamarnya. Saat masuk ke dalam kamar, Arumi menggelengkan kepalanya saat melihat Dinda masih tertidur dengan lelap.

"Wah, mentang-mentang sudah wisuda, dia malah malas-malasan seperti ini."

Arumi beranjak menghapiri Dinda. Ia duduk di tepi ranjang untuk membangunkan sahabatnya itu.

"Dinda... Dinda.. ayo bangun." Arumi menepuk-nepuk pipi Dinda, sampai Dinda membuka matanya secara perlahan.

"Rumi," ucap Dinda dengan suara khas saat bangun tidur.

"Ayo bangun, temani aku belanja."

Dinda meregangkan tubuhnya dan langsung duduk di atas tempat tidur, "Belanja, memangnya kamu mau beli apa sih?"

"Besok aku sudah mulai bekerja di perusahaan Tuan Alfaro, jadi aku perlu membeli baju, sepatu, rok, pokoknya masih banyak deh," jelas Arumi.

"Apa! Bekerja ... untuk apa kamu bekerja, kamu kan sekarang sudah menjadi istri orang kaya, ya walaupun istri rahasia."

"Sudah jangan banyak tanya, ayo cepat mandi sana, kita pergi naik motor kamu," ucap Arumi sambil menarik tangan Dinda agar turun dari tempat tidur.

"Iya.. iya...."

...****...

Sesampainya di Mall, Dinda memarkirkan motornya di basement Mall yang khusus untuk memarkirkan sepeda motor. Arumi melepaskan helm mereka dan langsung beranjak pergi. Tapi belum sempat masuk, tiba-tiba saja Arumi merasa perutnya sakit.

"Din, temanin aku ke toilet yuk," ajak Arumi.

"Mau BAB?"

"Iya, ayo cepat."

Arumi menarik tangan Dinda menuju toilet yang berada tidak jauh dari basement. Sesampainya di dalam toilet, Arumi langsung melangkah masuk kedalam sebuah bilik khusus yang ada di dalam toilet.

Sementara Dinda menuggu sambil memoles wajahnya dengan lipstik dan juga bedak yang ia bawa, karena tadi terburu-buru ia tidak sempat berdandan.

Dari dalam bilik toilet, Arumi membuka celana d*lamnya, ia kaget karena ada bercak darah, sepertinya ia sedang datang bulan. Buru-buru ia memakai kembali celana d*lamnya dan keluar dari bilik toilet itu.

"Loh sudah selesai?" tanya Dinda saat melihat Arumi keluar dari bilik toilet.

Dengan mata berkaca-kaca dan bibir bergetar, Arumi menghapiri Dinda dan langsung memeluk sahabatnya itu. Tentu saja Dinda menjadi semakin bingung, karena tindakan tiba-tiba Arumi.

"Rumi, kamu kenapa?"

"Din ... aku datang bulan," ucapnya sambil terisak-isak.

Dinda langsung melepaskan pelukan Arumi padanya. Ia menatap wajah Arumi yang di penuhi buliran air mata.

"Bukannya bagus jika kamu datang bulan, berarti kejadian malam itu tidak meninggalkan jejak, kenapa kamu malah menangis?" tanya Dinda yang terlihat bingung.

"Aku menangis karena aku senang ... aku benar-benar takut akan hamil anak pria itu Din, aku takut."

"Rumi... Rumi... kamu mengagetkan ku saja, sudah jangan menangis lagi, setelah ini kamu harus menjaga diri kamu dengan lebih baik, jangan lupa minum pil yang aku berikan," tutur Dinda.

Arumi hanya mengangguk pelan sambil menyeka air matanya. Sekarang rasa khawatirnya sudah hilang. Jujur saja, kejadian saat Alfaro melakukan hal itu padanya di apartemen, ia mulai di landa rasa takut, karena ia benar-benar tidak mau hamil anak dari pria yang tidak ia cintai dan juga tidak mencintainya.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!