NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta

Terjebak Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Balas Dendam
Popularitas:536.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rina Listiyanti

Ketika kesalah pahaman membawanya dalam rumitnya ikatan pernikahan.

Elena Maursty, yang berniat menolong seorang wanita tak dikenalnya pada akhirnya berakhir sebagai seorang pembunuh dimata seorang laki-laki.

Edwart Emardo, seorang suami yang kehilangan istrinya bersikap gila dengan memaksakan sebuah pernikahan dengan Elena Maursty. Penikahan yang hanya bertujuan untuk membalas dendam atas kematian sang istri tercintanya.

Menutup mata juga hatinya, akankah Edwart menemukan jalannya.. ?? Jalan kebenaran akan siapa pembuhuh istrinya ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rina Listiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TC 7

Selamat datang di dunia Edwart juga Elena,

Dan semoga kalian menikmati ceritanya dan jangan lupa kalo ada apa-apa isi di kolom komentarnya 😄😄

kalau mau kirim kado sama vote juga bisa banget..😉

[ JANGAN LUPA MASUKAN CERITA INI KEDALAM FAVORIT KALIAN, AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATENYA ] 😇

---------------------------🌾-----------------------------

Maya masuk kedalam kamar, dan dilihatnya Elena masih terlelap tak kunjung membuka matanya.

"Astaga, badannya masih demam .." sedihnya.

Maya kembali mengganti kompresan untuk Elena, dan dengan telaten merawat menantunya itu.

"Maafin mama ya nak, mama nggak bisa nolongin kamu .." sesalnya sambil membelai pipi Elena yang merah akibat demam.

"Mama memang nggak bisa menggagalkan pernikahan kalian, tapi mama janji akan jagain kamu dari anak nakal itu.. " serunya.

Dan tanpa diduga Edwart masuk kedalam kamar menemuinya.

"Mah .. " sapa Ed membuat Maya menghentikan ucapannya.

"Mama .. " panggil lagi.

Ed melangkah maju mendekati mamanya, disentuhnya bahu Maya sambil memanggilnya.

"Mama ada apa ?? Mama kenapa ??" Tanya halus Edwart.

Namun Maya hanya diam, dia dengan kasarnya menepis tangan Edwart yang ada dibahunya.

"Mah, ayolah! Mama kenapa ??"

"Kenapa kamu bilang !!" Maya berbalik menatap anaknya.

"Kalau Ed ada salah, Ed minta maaf mah. Tapi jangan diamin Ed kayak tadi.. " lembutnya.

"Salah kamu banyak nak .. "

"Mah-

"Pertama, kamu menikahi Elena secara paksa, dan kedua kamu menyiksa dia !!" Kesalnya.

"Dia pantas menerimanya !!"

"Atas dasar apa ucapanmu itu Ed ??"

"Atas apa yang dia perbuat pada Mimi hingga dia pergi meninggalkanku !!" Seru Edwart dengan nada kerasnya.

Tanpa keduanya sadari, Elena mendengar semua pertengkaran ibu dan anak itu dipagi hari. Ia merasa bersalah telah membuat keduanya bertengkar, tapi dia juga tidak bisa diam saja saat terus menerus disudutkan sebagai pembunuh.

"Bukan aku tuan yang membunuh istrimu .." cicit Elena dengan suara lemasnya.

Edwart tersulut emosinya saat mendengar suara Elena. Ia kemudian berbalik dan melangkah mendekati Elena yang tengah bersandar dikepala ranjang.

"Jika semua pembunuh mengakui perbuatannya, lantas apa gunanya ada hakim juga penjara .." geramnya.

"Tapi memang bukan ak-

Ed naik keatas ranjang dan mencekik leher Elena. Emosinya kembali memuncak saat teringat Mimi yang telah tiada.

"Jangan pernah sebut istriku !!" Emosinya.

"Ed .. !!" Teriak Maya.

Maya begitu ketakutan saat melihat Elena yang sudah kesulitan bernafas, sedang Ed anaknya masih terus mencekiknya.

"Ed lepaskan !! Lepas mama bilang !!" Teriak Maya sambil mencoba menggeser tangan Ed.

"Papa .. papa tolong mama .. " teriak Maya saat tak bisa melerai anaknya.

Billy yang sedang menikmati kopinya terkejut mendengar teriakan istrinya. Ia terburu-buru menghampiri Maya dikamar Elena.

"Astaga Ed .. " seru Billy terkejut.

Billy yang melihat anaknya seperti kesetanan segera mendekatinya. Dicekalnya tangan Ed yang mencekik Elena, namun Ed terlalu kuat hingga Billy kesuliatan.

Billy tak menyerah, ia terus berusaha hingga akhirnya ia dapat menjauhkan tangan Edwart dari tubuh Elena.

Bugh..

Dengan marah Billy memukul perut juga wajah Ed hingga membuat sudut bibirnya terluka.

"Nak .. kamu baik-baik saja kan ??" Khawatir Maya memeluk Elena.

"Keterlaluan kamu Ed!! Kamu bisa saja membunuh istrimu !!" Bentak Billy begitu murka.

Ed yang tersungkur dilantai hanya diam saja sambil menyeka darah disudut bibirnya. Billy menatap tajam Ed yang terlihat biasa saja tanpa rasa bersalahnya.

"Dimana kamu gunakan otak kamu !!" Geram Billy.

Edwart bangkit, ia menepuk-nepuk bajunya lalu menatap Billy dengan penuh tanya.

"Jangan tanyakan dimana otakku pah, tanyakan dimana hati papa sama mama saat ini .." balas Edwart.

"Apa maksud kamu .." tanya Billy.

"Dimana hati mama sama papa??, tega-teganya malah merawat pembunuh menantunya sendiri.." seru Edwart.

"Sudah ku katakan bukan aku pelakuannya tuan !!" Seru Elena tak terima dengan nada kerasnya.

"Berani kau membentakku jalang !!"

Edwart yang ingin menghampiri Elena segera dicegah oleh Billy. Jo yang baru saja datang terkejut mendengar suara keribuatan dari dalam kamar nonanya.

"Apa yang terjadi..?? Kenapa tuan berteriak??"

Jo menghampiri kamar Elena, dan saat dirinya masuk Billy segera memanggilnya.

"Jo bantu saya .."

Jo segera menghampirinya dan membantu menahan Edwart yang sedang emosi dan hendak menyerang Elena.

"Tuan muda tenang .." seru Jo.

"Jo kita bawa dia keluar .. " ajak Billy.

Dan keduanya dengan sekuat tenaga mencoba menarik tubuh Edwart keluar dari dalam kamar. Namun tenaga yang terlalu kuat membuat Billy juga Jo kesulitan.

"Ayo Jo.. " seru Billy.

"Baik tuan .. "

"Dasar jalang!! Pembunuh!! Tak punya hati kau, apa salah Mimi padamu !!" Teriak Edwart.

"Sudah kubilang bukan aku ya bukan aku .." teriak balik Elena tak terima.

"Berani kau berteriak padaku !!" Amuknya mencoba maju mendekati Elena.

Jo juga Billy begitu kelelahan saat mencoba menarik tubuh Edwart keluar, namun bukannya bergerak keluar tubuh Edwart malah tertarik masuk kedalam lagi.

"Mama suruh Elena berhenti melawan Edwart .." teriak Billy.

"Sayang sudah ya nak, cukup.. " seru Maya melerai Elena yang terus melawan pada Edwart.

 -------------------------------🕊------------------------

Hari semakin siang dan semakin panas, sepanas hati Edwart yang sedari tadi pagi terus diliputi emois.

Didalam ruangannya itu Ed terus berdiam diri mencoba menenangkan dirinya. Namun semakin dia diam, semakin ia teringat Elena yang melawannya tadi pagi.

"Sialan !!" Amuknya memukul meja kerjanya.

"Berani sekali dia membentakku!! Dasar jalang, dia harus menerima hukuman nantinya .." gumam Ed.

"Gue bakal biarin dia sembuh, dengan begitu papa sama mama akan keluar dari rumah.."

"Setelah itu aku bebas mau menyiksanya .. "

Edwart terus menyusun rencananya untuk membuat Elena menderita. Baginya, air mata Elena adalah kebahagiaan dari almarhum istrinya.

Difikirannya tak ada yang lebih penting selain membalas dendam akan kematian istrinya, Mimi. Ia akan terus membuat hidup Elena menderita, hingga ia tidak akan pernah mau untuk membuka matanya.

*

Dikamarnya, Elena hanya terdiam dengan pandangan kosongnya. Namun tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu hal yang mengejutkan dirinya.

"Astaga!! Mobilku !!" Serunya.

Maya yang baru masuk kedalam kamar dengan membawa makanan begitu terkejut saat melihat Elena akan beranjak turun dari ranjangnya.

"El, mau kemana ??" Tanya Maya meletakkan nampan makanannya.

"Tante -

"Tante ??? Mama nak , mama .. " ucap Maya.

"Oh iya, mama maksudnya. Ma aku harus pergi dulu ya .."

"Mau kemana kamu ..??"

"Ma, aku lupa mengurus mobilku. Mobilku terkhir kali terguling malam itu ma .."

"Mobil kamu sudah ada dirumah El, tenanglah.." ucap Maya memberitahu.

Elena menghentikan gerakannya mendengar ucapan mama mertuanya. Ia merasa bersyukur jika harta satu-satunya yang ia miliki masih ada.

"Dimana mobilku mah ??"

"Jo meletakkan didalam garasi, tenanglah. Saat ini yang paling penting adalah kesehatan kamu, oke ??"

Elena hanya tersenyum, ia begitu terharu dengan sikap Maya kepadanya. Elena merasa jika ia mendapatkan kembali sosok ibu dihidupnya, dan ia sangat bahagia.

"Boleh aku memeluk mama ??" Tanya Elena.

"Kemarilah nak .." merentangkan kedua tangannya, Maya dengan sayang mendekap tubuh Elena.

"Aku bahagia bisa kenal sama mama .."

"Tapi kamu harus menderita bersama anak mama .." sendu Maya.

"Nggak masalah ma, ada mama aku juga bahagia .. " mengeratkan pelukannya pada Maya.

Keduanya saling berpelukan, saling mencurahkan rasa sayang masing-masing. Maya begitu sayang terhadapa Elena walaupun baru mengenalnya.

Dan Elena yang kembali merasakan kasih sayang seorang ibu juga tak kalah bahagia. Baginya tak apa ia mendapat Edwart yang membencinya, masih ada Maya yang begitu menyayanginya.

1
Mer Merry
lanjut
Irfan Dani
pistol mainan kali ketinggalan di meja hehehee
Irfan Dani
kagak segitunya kali El... bikin drama baru aja...,😌😌
Irfan Dani
darma siapa
Irfan Dani
ngapain ngomong kek GT coba? dah dibilang pura2 kgk tau diem2 Bae... eeh nyari penyakit kan ya
Irfan Dani
harusnya dibikin kabur dulu lah elena... baru tuh nyesel sampk nyungsep di Edward nyaa... bikin menderita berbulan2 dulu GT looh,,,🤣🤣🤣
Irfan Dani
eee b*** akut
Irfan Dani
abis itu ngapain?? bobok malem? hehehehhe
Irfan Dani
kan kapan hari udah jemput di rumah baru... dikasih tau Jo kan?
Irfan Dani
teringat apa
Zikran Zikran
Luar biasa
Sumiatun San San Kin
Suka sekali 👍
Siti Aminah
baru nyimak thor...smga cerita ny bgs
Tuti Murtiani Ahmad Amanu
jadi males.baxanya
Qarine Amelia
Luar biasa
Mifta Jannah
bagus
Tia Vhagela
terlalu lembek,
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
kurang puas bikin penyesalan Ed yg segitu doang
Eni Merpati
pori pori km kelihatan semua wkwkwkwkwk
Ratna Nst
End😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!