From Korea With Love

Aiu melihat Nyonya Kang mengepalkan tangannya dengan kuat Dia kemudian tersenyum dan berucap.

"Jika memang masih ada yang ingin kau sampaikan katakan saja jangan kau pendam Nyonya Kang."

"Tidak ada" Nyonya Kang tersenyum manis walau pun sebenarnya di dalam dadanya terasa panas seperti terbakar amarah.

"Baiklah kalau tidak ada aku pamit undur diri, oh ya jangan lupa kirim alamat-" ucap Aiu terputus.

"Kau tidak membutuhkannya, karena besok sopirku yang akan menjemputmu dan mengantarmu ke kota X, kau juga tidak perlu repot-repot memikirkan biaya hidup karena perusahaanku yang akan membiayai semuanya."

"Itu sudah menjadi suatu keharusan" Aiu kemudian beranjak berdiri.

"Saya permisi Nyonya Kang, terima kasih atas jamuannya yang sangat menyenangkan" ucap Aiu sembari menundukkan kepala penuh hormat.

Dia lalu melangkah menuju pintu dan meninggalkan Nyonya Kang yang masih duduk termangu sendirian.

Nyonya Kang menolehkan kepala ke arah samping dan ketika memastikan perempuan itu sudah keluar dari ruangan dia langsung menghela nafas panjang penuh kelegaan seolah sesaat sempat dadanya terasa sesak ketika dia harus berhadapan dengan Aiu.

"Astaga, akhirnya aku bertemu dengan perempuan itu, dasar benar-benar sikapnya memang sangat buruk. Joong Woo, kenapa bisa kau menyukai perempuan dengan perangai buruk seperti ini!"

Aiu berjalan melewati sebuah koridor setelahnya dia menghentikan langkah tepat di mana dia sempat melihat foto Joong Woo sebelumnya.

Dengan pandangan tajam Aiu menatap foto itu.

"Tunggu aku Joong Woo! kau dan Ibumu akan mendapatkan balasannya" Aiu kemudian berjalan menuju ke pintu, saking fokusnya dengan foto Joong Woo semasa dia masih kecil Aiu sampai tak menyadari bahwa di sisi lain ada foto Joong Woo yang sudah berubah drastis yang terpasang di tembok.

***

Aiu menghentikan langkahnya tepat di sisi mobil sebelum masuk ke dalam dia sempat menoleh ke arah rumah Nyonya Kang.

"Dilarang jatuh cinta kepada putramu?" ucap Aiu seketika.

"Bahkan dalam tidurku pun aku tidak pernah bermimpi untuk jatuh cinta dengan putramu! dasar Mak Lampir sepertinya sebutan itu memang pantas untukmu!" Aiu kemudian membuka pintu mobil dan masuk kedalam.

***

Joong Woo terlihat duduk di sofa tunggal berwarna hitam di ruangan gelap, hanya seberkas cahaya yang menyinari tubuhnya membuat laki-laki itu terlihat di kegelapan.

Joong Woo menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi mengangkat kepalanya ke atas kemudian memejamkan matanya erat.

Seberkas kenangan masa lalunya tiba-tiba melintas di benaknya.

ingatan tentang Aiu tiba-tiba muncul.

Kebaikan serta perhatiannya membuat Joong Woo berat hati untuk melupakan perempuan itu tetapi seketika ingatan ketika dia dibully di hadapan teman-temannya membuat Joong Woo mengerutkan keningnya.

Flash back on

Tubuh Joong Woo basah kuyup karena hujan, krim blueberry ikut meleleh menurun menempel di wajahnya.

Joong Woo saat itu merasa sangat buruk dia hanya berpikir bagaimana mungkin Aiu bisa memperlakukan dirinya sejahat itu.

Dari kejauhan dia seperti melihat bayangan Aiu berdiri di pintu. Karena matanya sipit dan air hujan membasahi matanya membuat Joong Woo tak bisa nelihatnya dengan jelas.

Tak lama kemudian seorang perempuan dengan mengenakan setelan blus datang kearahnya dia membawa payung hitam dia merangkul Jung Woo dan membawa laki-laki itu pergi ikut bersama dengannya masuk ke dalam mobil.

Perempuan itu adalah Nyonya Kang, dia membawa putranya kembali ke rumah kemudian meminta kepada putranya untuk menceritakan apa yang terjadi sampai-sampai dia mendapatkan panggilan dari salah satu guru bahwa putranya telah dibully oleh teman-temannya.

Saat itu bisa saja Nyonya Kang membalas apa yang dilakukan oleh teman-temannya tetapi Nyonya Kang lebih memilih untuk diam karena dia sadar Joong Woo pendatang baru di sekolah itu.

Nyonya Kang merasa sangat sedih karena Joong Woo terpuruk bahkan selama berminggu-minggu Joong Woo menutup diri.

Dia tak mau berangkat sekolah lagi dan itu membuat Nyonya Kang berpikir keras untuk bagaimana caranya agar Joong Woo kembali ceria.

Selang sebulan kemudian Nyonya Kang akhirnya membawa Joong Woo kembali ke Korea, di sana Joong Woo dipaksa untuk bertemu dengan psekiater karena nyonya Kang takut pembullyan yang dilakukan oleh teman-temannya akan berakibat buruk kepada Joong Woo, dia bahkan masih selalu menutup diri.

Melihat beberapa kasus tentang pembullyan yang berujung ke bunuh diri membuat Nonya Kang takut hal itu akan menimpa Putra semata wayangnya. Karena di Korea sana kasus seperti itu sering terjadi.

Perlahan namun pasti akhirnya dia mau membuka diri dan menceritakan apa yang terjadi kepada Ibunya.

Nyonya Kang tak habis pikir hanya karena masalah sepele Joong Woo diperlakukan buruk.

Setelah selama berbulan-bulan Joong Woo tak mau berbicara akhirnya dia mengungkapkan perasaannya, apa yang dia rasakan, apa yang dia pikirkan dan apa yang sebenarnya terjadi.

Atas bantuan Ibunya dan seorang psikiater Joong Woo akhirnya ikut semacam kelas untuk merubah pribadi menjadi diri yang lebih baik.

Sejak saat itu juga Joong Woo bertekad untuk merubah penampilannya.

Flashback off.

Itulah sebabnya kenapa para media gencar memberitakan bahwa Joong Woo seorang Gay.

Karena masa lalu membuat Joong Woo syok dengan perubahan sikap Aiu yang terlalu mendadak hingga Joong Woo takut untuk berdekatan dengan perempuan kecuali Ibunya.

Alih alih mendekati Joong Woo untuk memanfaatkannya dan setelahnya nanti mereka akan melakukan hal yang sama kepada dirinya seperti apa yang Aiu lakukan.

Hal itu yang salalu membuat Joong Woo mundur sebelum bertemu dengan seorang wanita.

Joong Woo membuka matanya perlahan setelahnya dia beranjak berdiri dari kursi dan melangkah keluar sembari menutup pintunya kembali.

***

Pagi itu Aiu melakukan perjalanan ke kota X seperti apa yang dijanjikan Nyonya Kang bahwa akan ada sopir yang mengantarnya jadi Aiu tidak perlu bersusah payah untuk menyewa mobil.

Ting tring!

Aiu membuka ponselnya setelah mendapatkan pesan singkat dan ternyata itu dari Nyonya Kang.

"Ingat, kau hanya boleh memakai nama Aiu tanpa embel-embel Himmler di belakangnya. Jika sampai kau membuka kedokmu lihat saja perjanjian diantara kita akan hangus! dan satu hal lagi ketika nanti kita bertemu aku ingin kau sudah merubah penampilanmu."

Aiu tertawa sinis dia tak menyangka bahwa kecantikan yang selama ini dia jaga seakan percuma karena dia harus menyembunyikan identitas aslinya untuk mendapatkan kembali apa yang sudah menjadi haknya.

"Tidak apa-apa Aiu sekali-kali memang butuh perjuangan untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, demi Ayah, demi kebahagiaannya apa pun akan aku lakukan!" gumamnya dalam hati.

Sesampainya di kota X sopir itu mengantar Aiu ke sebuah rumah walau pun tak besar tetapi cukup untuk Aiu tinggal di sana.

"Ini rumah siapa Pak?" ucap Aiu penuh tanda tanya.

"Nyonya Kang sudah mempersiapkan semuanya untuk Anda Nona, jadi Nona tidak perlu menghawatirkan semuanya" sopir itu mengambil sebuah kartu dan memberikannya kepada Aiu sebelum perempuan itu turun dari mobil.

"Apa lagi nih?" ucap Aiu.

"Ini ada titipan dari Nyonya, beliau bilang saya harus menyampaikannya kepada Anda" ucap sopir sembari menundukkan kepala.

"Dia sudah membuat keluargaku bangkrut dan sekarang dia memberiku kartu ATM mini untukku? hah aku tidak percaya ini ternyata dia masih ada rasa kemanusiaannya walau pun itu hanya sedikit" Aiu kemudian melangkah turun berjalan menuju kerumah yang sudah disiapkan oleh Nyonya Kang.

Rumah itu tak jauh dari perusahaan yang nantinya dia dan Joong Woo akan bekerja sama.

Aiu menghela nafas panjang dia tidak pernah menyangka bahwa semuanya akan sampai sejauh ini.

Dia mengira setelah datang ke Korea dan mengambil apa yang menjadi haknya dengan mudah dia akan kembali ke Indonesia tapi ternyata tidak.

Kalau Nyonya Kang berpikir bahwa Aiu akan menyerah itu salah besar karena Aiu bukan tipe orang yang mudah menyerah.

Dia pasti akan mengambil kembali perusahaan milik orang tuanya.

***

Sementara di sisi lain Kang Joong Woo dan Kim Min Joon Baru saja sampai di rumah milik Joong Woo.

"Kenapa kau berdiri saja di situ cepat bereskan barang-barangmu" ucap Joong Woo sambil berjalan ke arah sofa kemudian duduk dan menyalakan tv.

"Di mana aku harus meletakkan barang-barangku, lalu kamarmu yang ada di sebelah mana? terus aku harus memakai kamar yang mana?" ucap Min Joon dengan bingung.

"Kamarku ada di lantai atas, di bawah ada 3 kamar terserah kau mau memakai yang mana" ucapnya dengan acuh, dia lebih memilih fokus kepada acara televisi.

Tak lama kemudian Joong Woo beranjak berdiri dia membawa koper pribadinya naik ke kamar atas.

Joong Woo membuka pintu melangkah masuk ke dalam meletakkan koper di atas ranjang dan membukanya.

Satu-persatu Joong Woo menata bajunya rapi di almari dia tak membawa begitu banyak pakaian karena dia fikir pakaian nanti bisa dibeli.

Tubuhnya terpaku kini pandangannya tertuju ke pada sebuah kota kecil yang selalu dibawa kemana-mana olehnya.

Laki-laki itu kemudian duduk di bibir ranjang mengambil kotak kecil dan membukanya.

Joong Woo mengambil plester berwarna hijau muda dari dalam kotak dia memandangnya dengan lekat seakan plester itu benar-benar sangat berharga baginya.

Joong Woo kemudian tersenyum dan menyimpan kembali plester ke dalam kotak.