NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 2 Direnggut Paksa

“Sudah cukup meratapi pria penjahat selangkangan itu dan selingkuhannya. Aku akan membalas dendam dengan cantik pengkhianatan kalian berdua,” gumamnya.

Rara berulang-ulang menarik nafasnya dalam-dalam kemudian membuangnya dengan cukup keras.

“Syukur Alhamdulillah, Allah SWT masih membuka mataku dengan menunjukkan siapa mereka yang sebenarnya. Untungnya aku mengetahui keburukan dan kebusukannya mereka sebelum hubungan kami lebih serius,”

Rara kembali melanjutkan perjalanannya setelah merasakan kondisi mental dan psikologisnya lebih baik dari sebelumnya.

“Sudah cukup menangisi pria yang tidak pantas aku tangisi. Silahkan kalian berbahagia di atas penderitaanku. Sang Maha Kuasa itu maha adil dan tidak tidur melihat salah satu umatnya menderita,”

Beberapa menit kemudian…

Rara sesekali mampir ke rest area selama perjalanannya. Dia tidak ingin kondisi tubuhnya bermasalah sedangkan masih jauh jarak yang harus ditempuhnya untuk pulang ke kampus halamannya.

Dia mengisi bensin motornya full tangki dan membeli beberapa makanan dan minuman sebagai temannya selama perjalanan.

Perjalanan yang awalnya lancar jaya, tiba-tiba terganggu karena terjadi kecelakaan di jalan lintas kota yang sering dilaluinya itu.

“Sudah sore banget malah terjadi kemacetan lagi,” cicitnya.

Rara memelankan laju kendaraannya setelah melihat beberapa kendaraan yang berderet Karena terjadi kemacetan cukup panjang sudah mirip seperti ular raksasa putih yang berkelok-kelok.

“Astaghfirullahaladzim, kenapa jalannya harus macet segala sih!?” Gerutunya.

Rara memperhatikan ke arah langit yang semakin menggelap menghitam pertanda akan turun hujan lebat.

“Ya Allah, masih butuh waktu sekitar empat jam lebih perjalanan juga eh mau hujan lagi,” cicitnya Rara.

Dia sedikit kesal dengan kondisi jalan yang dilaluinya ditambah masalah yang dibuat oleh Dewangga bersama dengan Hani temannya sendiri.

“Benar kata orang hari apes itu nggak ada di dalam kalender masehi maupun hijriah,” Rara mengambil botol yang berisi air putih kemudian menenggak ya hingga tandas tak bersisa.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore menjelang magrib, tapi dia belum sampai juga di kampung halamannya dikarenakan macet dan masih dalam barisan beberapa kendaraan yang ikut terjebak macet.

Rara melihat ada bapak-bapak yang berjalan di tepi jalan raya. “Pak, apa yang terjadi di depan sana?” tanyanya yang bertanya kepada salah seorang warga masyarakat yang kebetulan ada di sana.

“Ada kecelakaan beruntun, kalau adek mau ke kabupaten X sebaiknya adek berputar dan melewati jalan yang ada di sana saja, itu jalan alternatif lagian di depan ada perbaikan jalan mungkin karena itu juga yang memperparah kondisi jalan,” jelas bapak itu panjang sepanjang jalan kenangan.

Kening Rara saling bertautan keheranan karena bapak itu mengetahui arah tujuannya.” bapak cenayang! Kok bisa mengetahui kalau aku mau ke desa X?”

Bapak itu hanya tersenyum tipis sambil berlalu dari hadapannya Rara yang tetap masih dalam mode bingung.

“Lah bapak, ditanya kok nggak ngejawab malah hanya nyengir,” sungutnya Rara sambil geleng-geleng kepala.

“Assalamu alaikum,” ucap Rara tapi bapak itu tetap berjalan tanpa membalas salamnya Rara.

Bapak-bapak itu langsung pergi dan menghilang di tengah keriuhan suara mobil dan motor malam itu.

“Bapaknya langsung menghilang saja kayak hantu,” sungutnya Rara.

Bulu kuduknya tiba-tiba meremang ketika mengingat bapak-bapak yang tidak jelas asal usulnya itu.

“Astaga dragon ngeri-ngeri sedap,” cicitnya.

“Makasih banyak Pak sudah membantuku, semoga Allah SWT membalas kebaikan bapak!” Rara sedikit meninggikan nada suaranya beberapa oktaf karena Bapak itu semakin jauh melangkah tanpa berbalik badan lagi.

Rara memeriksa persediaan airnya karena sudah sebotol minumannya habis diminumnya karena lehernya terlalu kering dan juga kehausan.

Rara kemudian kembali menyalakan mesin motornya lalu, ia mengikuti arah jalan yang ditunjuk oleh bapak-bapak itu.

“Bismillahirrahmanirrahim lancarkanlah perjalananku ya Allah, aku sudah kangen dengan bapak dan ibu juga dengan si kembar,”

Rara ersyukur karena jalan itu cukup bagus dan terbilang lebih cepat dari jalan yang seringkali dilaluinya, tapi hujan turun dengan cukup lebatnya tanpa aba-aba.

“OMG! Kenapa meski harus hujan segala kan semakin lama sampainya di rumah kalo gini,” gerutunya.

Dia menepikan motornya ketika melihat ada ruko yang tertutup dan memutuskan untuk mampir berteduh dibawah emperan toko tersebut.

Rara membuka sadel motornya yang hendak mengambil jas hujannya, tapi yang terjadi yaitu mantelnya tidak ada di tempat biasa.

“Astaghfirullah aladzim! Kenapa bisa aku sampai melupakan menaruhnya di dalam sadel, semoga saja nggak demam gegara hujan-hujanan,”

Ia kembali merutuki kebodohannya karena melupakan jas hujannya di dalam lemarinya.

Azzahrah berdiri sambil sesekali melihat jalan yang semakin malam semakin sepi tapi, hujannya tak kunjung reda.

Rara melihat jam tangannya yang untungnya waterproof sehingga anti air anti badai pelakor juga yang sangat menjijikkan.

“Ya Allah sudah jam sepuluh malam, hujannya malah semakin awet saja, apa aku harus nginap di sini. Gimana kalau ada anjing liar, pencuri, maling tapi itu nggak mungkin banget kata orang daerah sini adalah daerah yang paling aman saking amannya nggak ada warga yang melakukan ronda setiap malamnya,”

Sesekali, ia menguap karena sudah jam sembilan lewat. Perjalanannya cukup lama karena harus mampir di kosan terlucknut itu sehingga dia yang seharusnya sudah sampai di rumahnya, masih di jalan.

Tiba-tiba suara dentuman yang cukup keras yang membuatnya terkejut setengah hidup karena dia yang sedang mengingat insiden beberapa jam yang lalu sehingga dibuat kaget.

Reflek Rara mengusap dadanya,” astaghfirullah aladzim, itukan orang kecelakaan!”

Ketika ia melihat dengan jelas apa yang terjadi tidak jauh dari tempatnya berdiri sebuah mobil mewah menabrak sebuah pohon.

“Ya Allah semoga saja pengemudi dan orang di dalamnya tidak kenapa-kenapa,” harapnya Rara yang mendoakan keselamatan sang pemilik mobil.

Tanpa berfikir panjang, dia berlari ke arah mobil berwarna putih itu tanpa peduli dengan kondisi tubuhnya yang basah kuyup.

Rara menempelkan salah satu sisi wajahnya agar bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di dalam sana.

“Allahu Akbar, lailaha illallah apa jangan-jangan supirnya meningal dunia?” tebaknya.

Rara melihat seorang pria yang sepertinya tidak sadarkan diri setelah menabrak pohon.

“Bismillahirrahmanirrahim semoga saja pintunya nggak terkunci,” gumam Rara.

Dia gegas berusaha untuk membuka pintu mobil tersebut dan untungnya tidak terkunci, Rara bersyukur karena pintu mobil berwarna putih itu tidak terkunci.

“Apa bapak ini sudah meninggoy? Semoga saja nggak nanti dikira aku lagi tertuduh bahkan akan menjadi tersangka karena cuman aku yang ada di sini,” celetuknya Rara.

Rara mengecek nadi di pergelangan tangannya,”Alhamdulillah dia masih nafas berarti belum ketemu malaikat maut dong yah,” ia tersenyum lebar karena orang asing yang tidak dikenalnya terbayang masih sadar.

“Ya Allah, innalillahi wa Inna ilaihi raji'un! Pak hey sadar pak!” teriak Rara sambil menepuk-nepuk pipi pria tersebut.

Berulang Kali mencoba menyadarkan pria yang kemungkinannya mabuk karena aroma bau minuman alkohol yang menguar menerpa wajahnya ketika pria itu sadar.

“Salsa! Apakah itu kamu sayangku,” racau pria itu yang berbicara ngelantur seperti orang yang mengigau dalam mimpinya.

Rara melihat banyak botol bekas minuman beralkohol di atas lantai mobil itu hingga aromanya cukup menusuk dan mengganggu indera penciumannya Rara.

“Bau banget, pantesan menabrak pohon karena sedang mabuk toh rupanya. Mentang-mentang orang kaya jadi menghamburkan duit saja kerjanya!” Rara malah ngedumel sambil menutup hidungnya.

Awalnya Rara bersyukur karena pria itu akhirnya siuman juga setelah ditepuk pipinya. Tetapi, rasa senang itu berubah menjadi kemarahan karena sang lelaki berusaha untuk mencium dan memeluknya.

Pria itu memegangi kedua tangannya Rara dengan erat-erat,” Keiza, Gue sayang banget sama Lo. Ayo kita menikah jangan putuskan gue. Gue berjanji akan bekerja di sekolahnya Papa agar kita punya masa depan yang cerah.”

Rara berusaha melepaskan pegangan tangannya pria pemabuk itu, “Aku bukan Keiza tunangannya bapak! Anda salah orang!” Protesnya yang terus berontak karena tangannya dipegang kuat oleh pria mabuk itu.

“Lo itu tunanganku! Lo itu Keiza Almira!?” Bentak sang pria.

Rara berusaha melawan sekuat tenaga, tapi yang namanya perempuan sekuat apapun pasti tetap dibawah tenaganya sang lelaki. Dia kalah jauh dengan kekuatan pria yang berperawakan layaknya seorang atlet sepakbola tersebut.

Pria itu terus menarik paksa tangannya Rara dan mendekatkan wajahnya hingga kedua bibir mereka saling bersentuhan.

“Lepasin Pak! Aku bukan tunangannya bapak!” rengeknya Rara.

Pria itu seperti tuli dan tidak peduli dengan permintaan dan suara ratapannya Rara. Air matanya menetes membasahi pipinya bersamaan dengan tangan pria yang terus menjamah tubuhnya.

Rara tidak mau menyerah begitu saja dan masih berjuang semampunya, tapi usahanya kembali sia-sia karena pria itu berhasil merebut ciuman pertamanya.

“Aku mohon jangan Pak! Aku bukan kekasihnya bapak,$ ratapnya Rara.

Tubuhnya sekali lemah karena kedinginan gara-gara kehujanan. Tenaganya seolah tidak ada yang tersisa untuk menolong dirinya sendiri.

“Tolong!!”

“Lepasin!!”

Pria yang sudah hilang akal sehatnya karena pengaruh alkohol semakin menggerayangi tubuhnya Rara yang sudah tidak memakai selembar kain pun yang menutupi tubuhnya.

“Ya Allah tolonglah aku, datangkan orang yang bisa membantuku,” lirih Rara.

Hingga suara teriakan yang terus diucapkan oleh Rara sudah berubah menjadi suara desa*han dan era*ngan menahan rasa nik*mat.

Air matanya jatuh membasahi wajahnya yang tubuhnya sudah berhasil dimasuki oleh pria yang tidak dikenalnya.

1
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
tunggu dan lihat 💪💪💪💪💪
sunshine wings
pasti Allah kabulkan 🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
kayak udah merasa d mulut.. 😋😋😋😋😋
Eva Karmita
dan sayangnya memang Bara yg ngadon 😅😅
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂🤭
total 1 replies
sunshine wings
jangan pernah bosan melihat komen²ku ya author karna storynya seruuu amat!!!
semangat authir 💪💪💪💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: malah komentarnya kakak' penyemangat aku untuk terus update 🥰🥰🥰🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
👍👍👍👍👍
peringatan yang cukup bagus author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!