Aku Bukan Wanita Malam

" Terima kasih Vio, kamu masih berusaha untuk mengambil hati kakekku!" Ucap Arya sambil memegang hangat tangan Viona yang berada di sampingnya tersebut. Wanita berambut pendek dan cantik itu sedang menatap Arya dengan senyum mengembang.

" Tak masalah, karena kamu sangat berarti bagiku Ar. Aku akan terus berusaha, agar kita bisa bersama. Terima kasih kamu telah mengerti dengan kesibukanku mengejar mimpiku. Tapi kau adalah prioritasku Ar." Jelas Viona. Selain cantik Viona mempunyai banyak bakat, seorang model, penari balet dan lulusan universitas terbaik di dunia. Bagaimana Arya bisa melepaskan wanita setalent dan secantik Viona.

Kekasih Arya bernama panjang Viona Aghata Luisa itu berasal dari keluarga terpandang, mereka sudah menjadi kekasih sejak lama, namun Brasetyo tidak pernah menyetujui hubungan mereka.

" Aku mengerti sayang. Aku harap kamu tidak menyerah!" Ucap Arya ketika mobil ferrari telah terparkir. Arya melihat Brasetyo di pavilliun rumah.

Arya berharap kedatangan Viona di sambut baik oleh Brasetyo. Han yang merupakan sekretaris pribadi Arya akhirnya membukakan pintu mobil, Viona turun dengan sambutan tangan Arya. Viona memeluk tangan Arya berharap dirinya bisa mendapatkan hati Brasetyo.

Disisi lain Brasetyo sedang memberi makan pada burung kesayangannya. Burung mahal yang sedang berkicau merdu.

" Wah cantik sekali burungnya, apakah Viona boleh memberikan makan juga kek?" Ucap Viona sambil memberikan senyum tulusnya, berharap Brasetyo mengizinkannya.

Brasetyo yang mengetahui keberadaan Viona langsung tak bergeming tanpa suara, ia sangat tidak menyukai kekasih Arya, Viona itu.

" Tentu boleh sayang, benar kan kek?" Ucap Arya memperbolehkannya.

" Semenjak kapan kamu peduli dengan burung kakek Ar? Dan mereka sudah cukup kenyang. Bagaimana jika mereka mati karena berlebihan makan?" Ucap Brasetyo dengan wajah datar.

Viona langsung kecewa dengan jawaban Brasetyo. Entah mengapa Brasetyo sangat tidak menyukai dirinya. Viona sudah bersusah payah untuk mengambil hati Brasetyo.

" Kakek....???? Niat Viona baik, tapi mengapa kakek selalu seperti ini kepada Viona?" Jelas Arya langsung terlihat marah mendengar jawaban Brasetyo yang tak acuh itu.

" Sudah Arya, aku gapapa!" Ucap Viona menahan Arya agar tidak marah kepada Brasetyo atas sikapnya.

" Bukankah sikap kakek cukup jelas, jadi jangan mempengaruhiku. Dia tidak akan pernah bisa merubah ketetapanku." Jelas Brasetyo langsung pergi dengan wajah membenci meninggalkan Arya dan Viona.

" Kek...???kakek!" Teriak Arya selalu mempertanyakan sikap kakeknya yang tanpa alasan tersebut.

Jelas- jelas Viona sempurna di mata Arya. Entah mengapa kakeknya tidak menyukainya? Entah darimana Brasetyo memandang Viona, hingga begitu membencinya.

" Ar, sudahlah...mungkin hari ini bukan saat yang tepat!"Jelas Viona menahan tangan Arya yang ingin mengejar Brasetyo.

" Viona? kamu sudah cukup bersabar, tapi dia juga adalah orang terpenting bagiku. Aku minta maaf Viona atas sikap kakekku! " Jelas Arya bingung harus bagaimana menghadapi sang kakek.

" Tidak masalah Ar, yang terpenting bagiku adalah hatimu Ar, Berjanjilah hatimu tidak akan pernah berubah untukku. " Jelas Viona menatap Arya dengan wajah menyedihkan dan pilu.

" Kamu tidak perlu khawatir Vio, Hatiku tidak pernah berubah. Aku berjanji akan mendapat persetujuan kakek untuk segera menikah denganmu. Aku mencintaimu." Ucap Arya mengelus pipi Viona.

" Aku juga mencintaimu!" Balas Viona menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arya. Dimana Arya mendekap Viona dengan hangat.

...****************...

" Mam, aku bisa membesarkan club ini menjadi dua kali lipat! Tapi sebagai gantinya adalah anakmu!" Ucap pria tua tersebut kepada Berta menawarkan.

Berta menghela nafas, mengapa dirinya diberi seorang putri yang begitu cantik sehingga semua orang saling berebut untuk mendapatkan Aneska. Ini merupakan kesekian kalinya yang menawar putrinya untuk di beli.

" Club ini sudah cukup untuk biaya hidup kita, kamu tau sendiri ketentuan mendapatkan putriku. Bertandinglah bermain billiard cue. Aku tidak bisa memaksa kehendaknya." Ucap Berta dengan berat.

Dimana jawabannya juga cukup membahayakannya, walau pun Aneska sangat ahli dalam bermain billiard cue, namun Berta cemas jika sampai ada yang mengalahkan sang putri. Tapi jika dengan pria tua di depannya tersebut, pria itu telah beberapa kali bermain billiard cue dengan Aneska. Dan dia selalu kalah.

Sudah cukup bagi Berta menyengsarakan hidup Aneska, tidak ada kebahagian yang mampu ia berikan kepada sang putri. Berta cukup tau diri, jika selama ini Aneska menahan malu karena keberadaan dirinya yang di kenal sebagai penyalur wanita Psk.

Sebenarnya Berta tidak memaksa wanita-wanita tersebut, mereka sendirilah yang menawarkan diri sebagai Psk dan datang ke hadapan Berta. Awalnya dulu, diskotik Berta hanya menjual minuman keras dan beraoke saja. Pengunjung sangat sepi dan sering buka tutup.

Namun wanita-wanita tersebut datang menawarkan diri, mereka sangat membutuhkan uang sama dengan Berta. Sehingga akhirnya Berta menerima tawaran mereka. Mereka boleh saja berhenti dari pekerjaan kotor tersebut kapanpun mereka mau.

Berta tidak pernah memaksanya. Semakin hari para pekerja wanitanya malah bertambah bukan berkurang, Berta pun sudah terlanjur masuk ke dunia kotor sehingga ia pun terus melanjutkan usahanya tersebut untuk menyambung hidup. Bahkan bayaran dari wanita pekerjanya ia hanya mengambil berapa persen saja. Berta tidak serakah dan tidak setega itu juga.

" Tapi kamu adalah ibunya, pasti dia ikut dengan perintahmu mam. Ah, aku berterima kasih karena kamu telah melahirkan wanita secantik itu. Andai kamu bisa menyerahkan dia kepadaku. Aku pastikan clubmu ini semakin besar, dan aku bisa mengundang para colegaku untuk datang, kamu akan semakin untung!" Ucap pria tua itu yang seusia dengan Berta mempengaruhinya sambil menikmati rokok di tangannya dengan santai.

Tawaran yang cukup menggiurkan, dimana Berta selalu memegang pendiriannya dengan teguh, Berta tidak mungkin menjual putri satu- satunya tersebut.

" Tapi tidak ada ibu yang mengajak putrinya masuk ke dalam sumur. Keputusanku tidak pernah berubah, walaupun kamu bisa mengubah clubku menjadi 10 kali lipat!" Jelas Berta dengan tegas. Sehingga membuat pria tua tersebut menghentikan rokoknya dan berdiri dari tempat duduknya.

" Kalian ibu dan anak sama saja. Benar-benar munafik..cuih..Aku bisa membuat clubmu bangkrut!" Jelas Pria tersebut mulai marah karena Berta tidak menyetujui keinginannya.

" Lakukan saja jika kamu bisa, aku tidak takut!"Jelas Berta.

Bagaimana pun Aneska adalah putri kandungnya dan satu-satunya. Bagaimana bisa Berta menyerahkan putrinya tersebut! Berta bersyukur Aneska memiliki kemampuan bermain Billiard cue, dengan begitu dirinya tidak perlu terlalu mencemaskan putrinya dari pria hidung belang.

Disisi lain Aneska mendengar perbincangan ibu dan juga tamunya, Air matanya langsung bercucuran. Aneska cukup terkesan. Ini sudah keberapa kalinya ibunya melindunginya.

" Bagaimana bisa aku membencimu? Aku sangat mencintaimu, ayah sangat mencintaimu my!

Jika kalian tau, bagaimanapun mamyku, aku merasa beruntung. Penglihatan dan penilaian kalian salah! " Batin Aneska di ujunga sana.