NovelToon NovelToon
SAYAP PATAH MARIPOSA

SAYAP PATAH MARIPOSA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil
Popularitas:274
Nilai: 5
Nama Author: Essa Amalia Khairina

Seharusnya di bulan Juni, Arum tidak menampakkan dirinya demi mendapatkan kebahagiaan bersama seseorang yang di yakini bisa mengubah segala hidupnya menjadi lebih baik lagi. Nyatanya, sebelah sayapnya patah. Bukan lagi karena hujan yang terus mengguyurnya.

Sungguh, ia begitu tinggi untuk terbang, begitu jauh untuk menyentuhnya. Dan, begitu rapuh untuk memilikinya...

Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Essa Amalia Khairina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERMOHONAN

Langkah-langkah mahasiswa berlalu-lalang di sekitarnya, suara tawa, obrolan singkat, dan derit pintu aula yang sesekali terbuka lalu tertutup. Namun semua itu hanya menjadi latar buram bagi seorang gadis yang masih mematung diri di tempatnya.

Waktu terasa berjalan lambat, seolah sengaja menguji kesabarannya. Di tangannya, ponsel sudah beberapa kali menyala lalu kembali gelap—bukan hanya karena pesan masuk yang tak berbalas, melainkan karena ia mengecek jam terlalu sering. Setiap menit yang berlalu menambah sunyi di dadanya.

"Langit kenapa belum sampai juga, si..." Gumamnya, menggigit bibir bawahnya cemas.

Sepuluh menit setelah ia bergumam, sebuah mobil hitam melesat masuk ke area parkir, rodanya mencicit pelan saat berhenti tak jauh dari aula. Gadis itu refleks menegakkan tubuh, jantungnya berdegup lebih cepat dari sebelumnya. Pandangannya terkunci pada kendaraan itu, seolah seluruh penantian panjangnya mengerucut pada satu titik.

“Itu Langit,” Gumamnya lagi pada diri sendiri, suaranya nyaris tenggelam oleh detak jantungnya yang kian riuh. Tanpa benar-benar ia sadari, kakinya sudah melangkah lebih dulu, mendekat dengan langkah ragu namun penuh dorongan.

Bunyi beep singkat memecah udara saat mobil itu terkunci. Langit beringsut turun dari balik pintu, satu tangannya menenteng tas backpack yang disampirkan sebelah bahu. Gerakannya santai, nyaris biasa, seolah ia tak menyadari ada sepasang mata yang sejak tadi mengamatinya dengan napas tertahan.

"Sayang!"

Seruan itu tiba-tiba terdengar, menembus riuh kampus dan menghentikan langkah Langit seketika. Dadanya serasa tersentak, napasnya tertahan beberapa detik. Suara itu—akrab, hangat, dan begitu dikenalnya—memaksa kakinya bergerak tanpa ia sadari.

Ya. Bergerak tuk menjauh. Langit melangkah cepat, hampir lari, menghindari sumber suara itu.

"Langit Tunggu!" Kata seorang gadis yang kini berhasil berlari dan menahannya pergi.

Viona, gadis berusia tak jauh darinya itu berusaha menangkap mata Langit. "Sayang. Kamu kemana aja, si? Kenapa chat dan telepon aku gak kamu balas?"

Langit menghela udara lalu dihembuskannya perlahan. Tak lama, ia mulai memberanikan diri menatap gadis didepannya. "Kamu bisa gak... berhenti untuk panggil aku dengan sebutan yang seolah-olah... di antara kita ini masih ada hubungan!"

Langit menggeleng. Dengan gerakan lembut tapi tegas, ia menepis ruas jemari gadis itu yang mencoba menyentuh tangannya. "Kita gak ada hubungan apa-apa lagi."

Viona mendesis pelan, bibirnya tersungging tipis penuh sindiran sambil melipat kedua lengannya di bawah dada. Di balik sapuan maskaranya yang tegas, matanya menyimpan kilatan emosi—antara kesal, penasaran, dan sedikit geli yang tak ingin ia tunjukkan.

Tubuh Viona condong sedikit ke depan, sikapnya menantang namun tetap terkendali, "Apa kamu lupa...?" Tanyanya. "Lupa kalau kita itu gak pernah bisa dipisahkan, Langit? Oke..." Angguknya, perlahan matanya berpaling menatap ke sekeliling penjuru kampus yang sibuk oleh arus mahasiswa yang lalu-lalang.

Tak lama, Viona kembali menatap lurus Langit "Kamu boleh bilang kalau hubungan kita udah berakhir, dan kamu bisa memutuskan itu semua secara sepihak. Tapi, itu semua gak berlaku untuk Ibu aku dan Ibu kamu, Langit! Mereka udah janji agar kita segera menikah!"

Langit mendesis pahit, lalu mengangguk pelan. "Aku tentu ingat. Dan, itu bukan berarti aku harus memperjuangkan sesuatu yang tak layak aku genggam lagi, Viona. Jadi, stop! Berhenti untuk mengganggap bahwa semua ini masih baik-baik aja!"

"Langit!" Viona kembali meraih lengan kokoh pria di hadapannya, matanya bergerak cepat, berusaha menangkap wajah Langit yang kini sepenuhnya berpaling darinya. "Kamu gak bisa giniin aku! Kamu boleh buat aku kecewa, tapi kamu gak bisa bikin mereka kecewa!"—t tertawa pahit. Wajahnya terangkat memandang langit sejenak. "Viona... Viona," Gumamnya.

Sorot mata Langit kembali memandang Viona. "Kamu itu kebanyakan halu! Kamu yang udah mengecewakan orang yang tulus sama kamu! Dan sekarang... kamu di sini berlagak seperti kamu itu korbannya?"

"Oke, aku salah!" Angguk Viona cepat. Nada bicaranya setengah memekik, tersimpan nada penyesalan sekaligus kesal yang tak dapat ia redam. "Dulu aku memang pernah mengkhianati kamu, Langit. Aku selingkuh... dan aku udah ngecewain ketulusan kamu. Tapi, aku menyesal... aku tahu aku salah! Setiap manusia itu pasti punya kesalahan dan dosa yang pernah di perbuatnya, termasuk aku!"

"Ya!" Tandas Langit cepat. "Setiap orang pasti berdosa. Termasuk aku. Tapi bedanya, kamu itu... gak pernah mau berubah!"

Viona tersentak. "Langit..."

"Kamu tahu itu salah, tapi kenapa kesalahan kamu itu gak buat kamu sadar?"

"Aku udah bilang, kalau sekarang aku sadar aku salah... aku menyesal, Langit."

"Ya." Angguk Langit cepat. "Sekarang. Terus dulu, kemana?"

Viona menundukkan kepalanya sejenak, napasnya bergetar tipis, seakan menimbang setiap kata yang akan keluar. Di balik rasa bersalahnya, ada ketegangan yang tak bisa ia sembunyikan.

Langit mendesis. "Kamu sendiri gak bisa jawab. Jangan harap kamu mendapatkan cinta yang hatinya udah gak sama lagi kayak dulu. Karena dia sadar... kepada siapa ia layak memberikan cintanya." Jelasnya.

Langit menepiskan jemari Viona dengan lembut namun tegas, lalu melangkah pergi tanpa menoleh.

“Langit, tunggu!” Seru Viona, suaranya tercekat di tenggorokan, mencoba mengejar langkah yang sudah menjauh.

Namun Langit tetap berjalan, langkahnya mantap, seolah setiap kata Viona tak mampu menghentikannya.

“Langit…” Kali ini, kata itu keluar dengan lebih keras, "Langit tolong denger aku dulu, Langit!"

Langit terus berjalan, langkahnya mantap meski jarak di depannya semakin memanjang. Sosoknya perlahan tersapu oleh kerumunan mahasiswa yang lalu-lalang di halaman kampus, hingga akhirnya ia hilang dari pandangan.

Viona yang masih berdiri di tempat itu, dadanya perlahan terasa sesak, tangannya masih tergenggam pelan seolah ingin menahan sesuatu yang kini benar-benar telah berubah.

Gadis berambut sedikit pirang itu menjerit pelan, tubuhnya gemetar. Dengan cepat, salah satu tangannya merogoh tas, mengambil sesuatu. Ponsel di genggamannya segera disentuh, jari-jarinya lalu menari cekatan di layar, memanggil seseorang.

"Halo, Viona sayang..." Suara Laura terdengar lembut dari sebrang sana.

"Tante!" Gumam Viona, nadanya setengah meninggi kesal.

"Viona, kamu kenapa? Ada apa, sayang?"

"Langit udah keterlaluan sama aku, Tante! Dia kayaknya udah gak sayang lagi sama aku. Sikapnya yang berubah... buat aku semakin—"

"Enggak, sayang. Kamu yang tenang dulu, ya. Pokoknya Tante akan berusaha buat bujuk Langit supaya dia bisa nerima kamu lagi. Karena Tante yakin... kamu memang pernah menduakan Langit, tapi hati kamu itu... cuma ada satu, yakni Langit. Iya, kan?"

"Aku udah jelasin semuanya sama Langit, tapi Langit masih gak percaya sama aku. Mama kalau denger ini semua, dia pasti kecewa."

"Jangan dong, sayang. Kamu gak mau kan... lihat hubungan Tante sama Mama kamu jadi retak hanya karena masalah ini?"

"Aku gak tahu harus gimana lagi, Tante."

"Kamu tenang, ya. Pokoknya Tante akan memastikan lagi kalau Langit itu pasti akan kembali ke pelukan kamu. Dan Tante yakini... Satu-satunya wanita yang pantas buat Langit itu, kamu."

"Makasih banyak ya, Tante.

"Iya sayang. Apa si yang enggak buat calon mantu kesayangan Tante ini."

Tuuuuut.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!