Aku Kembali

Ponsel segera tersambung, Victoria seketika membicarakan hal yang ingin di mengerti.

"Katakan yang sebenarnya nya, apa ada sesuatu yang tidak aku tau di Restoran almarhum suami ku?"

"Ma maaf Nyonya, maksud anda?"

"Aku sempat mendengar mereka mengatakan semoga aku segera mengetahui seseorang saat akan pulang dari sana, dan itu para pelayan Resto yang mengatakannya, sayang aku tidak tau pasti siapa orangnya"

Diam, sejenak tak ada sahutan, hingga kemudian Victoria berkata,"Hallo?!"

"I iya Nyonya, maaf" kepala Chef yang ada di Restorannya tersentak kaget.

"Apa pertanyaan ku terlalu susah untuk di jawab?" tanya Victoria.

"Bukan begitu Nyonya Victoria, sebaiknya kita berbincang langsung akan hal ini, saya harap besok Nyonya Victoria ada waktu untuk bertemu"

"Tentu saja, aku akan lebih sering ke Restoran mulai saat ini, dan besok kita bertemu disana"

"Baik nyonya, saya tunggu"

"Hem" Victory lalu segera menutup ponselnya, tidak langsung beranjak dari tempatnya, Victoria merasa orang yang paling tidak tau keadaan suaminya saat bekerja.

"Mungkinkah aku terlalu bodoh selama ini?" gumamnya.

*

*

Keesokan harinya, Seperti yang sudah di bicarakan dengan Sella sebelumnya, kini Victoria tengah bersiap, bukan lagi mengantarkan sekolah putrinya, tapi mulai bekerja di Restoran peninggalan Ricardo.

"Mommy cantik sekali" ucap Sella.

"Terimakasih sayang, Sella juga, selalu cantik" balas Victoria dengan senyuman indah di pagi hari.

Tidak ada pembahasan pagi yang panjang, keduanya sama-sama memburu waktu untuk sampai ke tempat masing-masing, dan tak lama kemudian Victoria pun sampai di Restoran yang masih belum ramai oleh pembeli.

"Selamat pagi" ucap Victoria.

"Pagi Nyonya" salah satu pegawai disana terkejut menyambut kedatangan Victoria yang dirasa terlalu dini.

"Lanjutkan pekerjaan kalian, mulai hari ini aku akan bekerja disini, tepatnya di ruangan almarhum suami saya, mari kita bekerja sama" ucap Victoria.

Para pegawai itu pun tersenyum dan bertepuk tangan, nampak sekali semangat baru di wajah mereka, Victoria terkejut saat melihat sambutan yang begitu hangat dari mereka, seolah ada sesuatu yang mereka tunggu lama.

"Mari saya antar ke ruangan Nyonya Victoria" suara seseorang yang baru saja datang membuat Victoria menoleh cepat, rupanya kepala Chef yang akan menemuinya.

"Terimakasih" ucap Victoria, lalu berpamitan kepada semua dan berjalan bersama dengan kepal Chef Restorannya.

"Sebentar lagi anda akan melihat sediri nyonya"

"Melihat sendiri?, apa?"

Kepala Chef itu hanya tersenyum, lalu membawa Victoria ke ruangan yang diinginkan.

Victoria masuk, dan melihat sekeliling, tidak ada yang aneh menurutnya, lalu kemudian duduk di kursi suaminya.

"Selamat bekerja di Restoran ini nyonya Victoria" ucap sang kepala Chef dengan mencondongkan sedikit tubuhnya.

"Terimakasih, tidak perlu memberiku hormat seperti itu, aku mohon kerjasama yang baik dengan mu, dan bisakah kamu ceritakan apa yang ingin aku ketahui?, semuanya" ucap Victoria.

Kepala Chef pun duduk di depan meja kerja Victoria, lalu kemudian menata nafas, bersiap menyusun kata untuk menjelaskan yang diminta.

Namun sebelum membuka mulutnya, Victoria di kejutkan dengan kakinya yang menyentuh sesuatu di bawah sana, dan tanpa sengaja melihat sebuah sepatu di dekat kaki kirinya.

Terhenyak, Victoria menatap sepatu itu sedikit lama, seketika ada yang memberontak dalam ingatan nya.

"Sepatu merah ini?" gumam Victoria, mengucapkan kata yang keluar begitu saja.

"Maaf, ada apa Nyonya?" tanya kepala Chef yang merasa neh dengan Victoria.

"Sepatu siapa ini?" Victoria segera mengambil dan memperlihatkan.

"Oh itu, milik Nona Gracia, bukankah anda sudah tau kalau beberapa Minggu kemaren Nona Gracia bekerja di ruangan ini?"

Deg

"Gracia?" Victoria baru mengingatnya, Gracia sering memakai sepatu merah itu, dan Victoria jelas pernah melihatnya beberapa kali.

"Okey, lupakan sepatu ini, dan tolong cerita kan apa yang sudah tejadi di dalam Restoran ini"

"Baik Nyonya, apa sebelumya almarhum Tuan Ricardo tidak pernah mengatakan sesuatu?" tanya Nya.

"Tidak, untuk itu aku seperti orang buta yang tak tau apapun tentang apa yang sudah terjadi di Restoran ini"

"Saya tidak tau pasti, tapi yang saya dengar, Nona Gracia mempunyai kuasa penuh akan semua keputusan Tuan Ricardo"

"Apa?, apa maksud mu?" tentu saja Victoria terkejut, karena selama ini Ricardo hanya bercerita jika Gracia sekretaris nya yang bisa di andalkan untuk membantunya.

"Tidak ada tempat kerja tersendiri untuk Nona Gracia, Tuan Ricardo menempatkan Nona Gracia disini"

"Apa?, sejak kapan?"

"Satu tahun yang lalu nyonya"

Victoria terdiam, ingatannya berusaha melayang di satu tahun silam, tapi dia tak mampu mengingat apapun soal Gracia yang mendapat perlakuan khusus dari suaminya.

"Lalu sekarang dimana Gracia, kenapa tidak ada diruangan ini?"

"Nona Gracia datang dan pergi sesuka hati semenjak itu, bahkan terkadang datang kesini hanya untuk bertemu Tuan Ricardo saja, tidak ada jam tetap seperti pegawai yang lain, untuk itu kenapa saya mengatakan jika_'

"Mempunyai kuasa penuh akan Ricardo?"

"Maaf Nyonya, itulah kesimpulan kami semua"

"Ya Tuhan, ada apa ini?" ucap Victoria, berusaha meraba apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Hanya itu yang bisa saya katakan, selama ini kami berharap anda akan datang dan melihat semuanya, tapi sayang, sepertinya Tuan Ricardo tidak pernah melibatkan anda"

"Maaf, sebenarnya aku juga yang tak ingin terlibat urusan bisnis apapun, karena bagiku yang terpenting mengurus putri kami" jawab Victoria, dengan nada penyesalan disana.

Akhirnya Kepala Chef pun mohon diri untuk kembali bekerja di tempatnya, dan Victoria melanjutkan hari pertamanya bekerja dengan serius, diawali dengan semua berkas yang telah disiapkan oleh seseorang atas perintahnya.

Hampir jam sembilan pagi, Gracia tak kunjung datang, seperti yang diceritakan oleh Kepala Chef tadi, Enak sekali bekerja sesuka hati.

"Aku benar-benar tak menyangka apa yang sudah di lakukan Gracia" Gumam Victoria, lalu kemudian segera menyambar ponselnya.

Terhubung, Seseorang bahkan tak menunggu lama mengangkat panggilannya.

"Iya Victoria?"

"Kamu di mana Gracia?" tanya Victoria.

"Aku?, memangnya kenapa?" bukan jawaban, tapi pertanyaan yang di dapatkan.

"Bukankah kau berada di Restoran ini untuk bekerja?"

"Restoran?, tidak ada masalah dengan restoran kan?" ucap Gracia.

Tentu saja Victoria semakin merasa aneh, bahkan Gracia menjawab pertanyaannya dengan enteng dan seolah tidak merasa bersalah.

"Tidak ada, justru kau masalahnya, karena seharusnya aku bekerja disini menggantikan suamiku dan di bantu oleh mu, bukan begitu?"

Hening, tak ada jawaban untuk beberapa menit, lalu kemudian Gracia mengatakan akan segera sampai di Restoran.

Victoria merasa sedikit lega, setidaknya ucapannya masih di dengar oleh Gracia, dan sebentar lagi akan diminta untuk menjelaskan sesuatu yang membuat Victoria tak mengerti.

Hanya sepuluh menitan, Gracia kini sudah masuk ke dalam ruangan Victoria.

"Maaf, aku terlambat" ucapnya, lalu duduk di depan meja Victoria.

Jangan lupa like Vote Komen dan tonton iklannya.

Bersambung.