Alfa adalah anak miskin yang sering di bully oleh teman SMA-nya. Bukan inginnya menjadi anak miskin, tapi takdir yang menentukannya. Sang ayah duluan di jemput oleh sang Maha Kuasa, dan saat ini Ibunya sakit parah. Ia bingung mencari uang di mana untuk pengobatan ibunya. Sebelum ia mendapatkan uang, ibunya meninggal dunia. Saat pemakaman ibunya, ia mendapat Sebuah sistem Keberkahan di makam ibunya. Dan tentu saja Sistem mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Yang penasaran dengan kisahnya yuk simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14 Pembelian batu nisa Untuk Ibu
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
...Happy Reading...
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
Rani mendengus kesal, merasa tidak percaya dengan keadaan Alfa yang menurutnya tidak masuk akal, kenapa Alfa mendadak kaya.
"Dia itu miskin, tapi kenapa dia bisa bayar sekolah, punya ponsel dan sekarang punya motor. Dari mana uang yang dia dapatkan? Atau jangan-jangan dia melakukan pesugihan, dan tumbalnya adalah ibunya yang baru meninggal itu," ucap Rani yang melihat Alfa sudah menjauh.
Zena, yang mendengar kata-kata Rani, tiba-tiba punya ide licik. "Bagaimana jika kita sebar berita jika Alfa menggunakan pesugihan di media sosial, dan ibunya menjadi tumbal. Pasti kita terkenal," saran Zena dengan senyum sinis, tanpa memikirkan dampak buruk yang mungkin akan terjadi pada Alfa.
Rani terkejut dengan ide Zena, namun ia juga merasa bahwa ide itu bisa menjadi cara untuk menjatuhkan Alfa.
"Hm... Itu ide yang bagus. Kita bisa membuat postingan dan menarik perhatian banyak orang," ucap Rani tersenyum miring.
"Iya, aku setuju," jawab Kira bersemangat, mata-Nya berbinar-binar dengan ide licik yang akan dilakukan. "Oke, kita pulang dulu dan kumpul di rumahku. Aku sudah lama benci dengan Alfa, dan aku sangat yakin jika Alfa pasti menggunakan cara licik membuat dirinya kaya," ucap Rani tersenyum sinis, sementara rasa dendamnya terhadap Alfa semakin membara.
Kira mengangguk setuju, ia juga tidak menyukai Alfa karena beberapa alasan pribadi. "Aku juga tidak suka dengan Alfa, dia miskin tak dia sombong, di suruh ngerjain PR saja dia nggak mau," ucap Kira, menambahkan bahan bakar untuk rencana licik mereka.
Sebelum ke makam, Alfa membeli batu nisan baru, karena batu nisan yang kemarin itu terbuat dari kayu dan terlihat sudah tidak layak lagi. Ia meminta pemilik toko untuk membuat batu nisan yang bagus dan tahan lama, sebagai tanda penghormatan untuk ibunya.
"Berapa batu nisan ini bang?" tanya Alfa, sambil memperhatikan batu nisan yang telah selesai dibuat.
"Ini harganya 500.000, Dek," jawab abang itu dengan senyum ramah.
Alfa mengeluarkan uang dari sakunya dan memberikan kepada abang tersebut, tanpa ragu-ragu.
"Terima kasih ya," ucap abang itu tersenyum, sambil menyerahkan batu nisan yang dibungkus dengan rapi.
"Iya sama-sama," jawab Alfa dengan senyum, sambil mengambil batu nisan tersebut.
Ting!
[Saldi Anda di kurang 500.000]
[Sisa Saldo Anda 9.600.000]
Alfa mengangguk sebagai tanda terima kasih, lalu kembali ke motornya dan melaju di jalanan menuju pemakaman. Angin sepoi-sepoi mengenai wajahnya.
Dengan hati yang berat, Alfa memikirkan tentang kepergian ibunya yang tak akan pernah kembali. Namun, ia merasa bahwa dengan membeli batu nisan baru, ia telah melakukan sesuatu yang berarti untuk mengenang ibunya.
*
*
Tak lama kemudian, Alfa pun sampai di pemakaman, saat sampai di sana Alfa memarkirkan motornya di depan gapura pemakaman yang besar dan tua. Perlahan-lahan ia masuk ke sana, berjalan dengan langkah gontai dan hati yang berat, menuju makam sang ibu tercinta yang telah meninggalkannya.
Udara di pemakaman terasa sunyi dan tenang, hanya suara burung yang berkicau di kejauhan yang memecahkan keheningan.
Saat sampai di makam ibunya, Alfa berjongkok di sampingnya, sambil mengeluarkan batu nisan yang telah ia siapkan sebelumnya.
Ia menatap batu nisan itu dengan mata yang berkaca-kaca, mengenang kembali kenangan indah bersama ibunya. Alfa merasa sedih dan kehilangan, namun ia juga merasa bahwa ibunya selalu menyayanginya dan memberinya kekuatan untuk menghadapi kesulitan.
Dengan tangan yang lembut, Alfa mengelus batu nisan ibunya dengan lembut dan penuh cinta. Ia berbicara dengan ibunya, seperti ibunya masih hidup dan mendengarkan setiap kata-katanya.
"Ibu, aku merindukanmu. Aku berharap kamu masih ada di sini untuk memberiku semangat dan mendengar keluh kesah ku," ucap Alfa dengan suara yang lirih.
Alfa duduk diam sejenak, menikmati keheningan dan kesunyian pemakaman. Ia merasa bahwa di sinilah ia bisa berbicara dengan ibunya tanpa gangguan, dan merasakan kehadiran ibunya yang selalu menyayanginya.
...⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️⛹🏻♀️...
baru jumpa untuk 2x
tidak apa la athor punya cerita
semangat