NovelToon NovelToon
Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Gadis Polos Itu Milik Tuan Muda Xavier

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xavier remaja dingin yang hidup dalam keluarga penuh rahasia, dipertemukan dengan Calista—gadis polos yang diam-diam melawan penyakit mematikan. Pertemuan yang tidak di sengaja mengubah hidup mereka. Bagi Calista, Xavier adalah alasan ia tersenyum. Bagi Xavier, Calista adalah satu-satunya cahaya yang mengajarkan arti hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Topeng Bela

Xavier duduk di bangku taman, mata menatap Calista yang sedang duduk di hadapannya dengan senyum tipis. Angin sore membela rambutnya, membawa aroma bunga dari kebun sekitar. Suasana tenang membuat Xavier sedikit lega; akhirnya ia bisa berbicara langsung dengan Calista tanpa tergesa-gesa.

Calista menatapnya, matanya masih memancarkan kelembutan setelah masa pemulihan yang melelahkan. Xavier menarik napas panjang, mencoba menahan kekhawatiran yang selama ini menumpuk. Meski kata-kata terasa tersulit keluar, ia tahu momen ini penting—mereka bisa saling mengerti, tanpa ada jarak atau rasa takut yang menghalangi.

Xavier menatap Calista serius, mencoba menahan kegelisahan. "Lo... serius gak kenapa-napa, Ca?" tanyanya, dengan suara rendah tapi tegas, ingin memastikan keadaan gadis itu.

Calista mengerutkan alisnya sedikit, bibirnya manyun. "Xavier... udah berapa kali aku bilang. Aku baik-baik saja kok. Kenapa kamu gak percaya sama aku?" jawabnya lembut, tapi ada nada manja yang samar di suaranya.

Gelisah, Xavier menghela napas panjang. "Gue cuma mau pastiin aja, Ca. Waktu itu lo pucat banget, tangan lo juga dingin... terus besoknya lo gak masuk sekolah. Dua hari lo gak muncul, buat gue tambah curiga kalau ada yang salah dengan lo." Kata-katanya panjang, lebih dari biasanya, tapi hari ini ia merasa harus jujur dengan perasaan khawatirnya.

Calista menatapnya, senyum tipis tersungging di wajahnya. Matanya lembut, melihat betapa seriusnya Xavier peduli padanya. "Kan aku udah bilang... aku cuman halangan. Biasanya cewek kalau lagi halangan pasti sakit perut, lelah, dan lesu. Jadi gak usah khawatir, Vier," ucapnya, nada meyakinkan tapi tetap hangat.

Xavier tersenyum tipis, tapi matanya masih menatap Calista penuh kekhawatiran. "Ya... tapi kalau lo merasa gak enak, lo harus bilang sama gue, Ca. Gue gak akan diam aja kalau kenapa-napa."

Calista menepuk tangan Xavier pelan. "Tenang aja, aku ngerti kok. Aku gak akan sembunyiin apa-apa lagi sama kamu."

Suasana taman menjadi hangat, hanya suara angin dan dedaunan yang berdesir menemani mereka, seakan ikut menenangkan kegelisahan yang selama ini menumpuk.

"Oh ya, di sekolah gimana? Kamu gak bolos lagi kan?" tanya Calista sambil mengalihkan pembicaraan.

"Gue sih nggak bolos lagi... tapi ya, agak malas belajar," jawab Xavier pelan.

"Kenapa malas?" tanya Calista penasaran.

"Ya... karena lo nggak ada di sana," ucap Xavier jujur, membuat pipi Calista seketika memerah.

Calista menutup wajahnya dengan kedua tangan, menahan senyum dan rasa malu yang tiba-tiba membuncah. "Ih, Xavier... jangan gombal!" protesnya sambil mengintip di sela jari-jari, wajahnya masih merah merona.

Xavier tersenyum tipis, mencondongkan tubuh sedikit mendekat. "Gue cuman jujur, Ca. Kalau lo gak ada, sekolah jadi sepi... dan gue ngerasa... kurang semangat."

Calista mengangkat alis, matanya berbinar sedikit penasaran. "Hmmm... gitu ya? Jadi aku penting banget buat semangat kamu belajar?"

"Ya jelas... lo kan satu-satunya yang bikin gue betah duduk di kelas," jawab Xavier sambil menatap matanya, nada suaranya hangat tapi agak canggung.

Calista menunduk sejenak, pipinya masih memerah, lalu menepuk bahu Xavier pelan. "Dasar.... keras kepala juga sih, tapi makasih ya, Vier. Aku juga senang ada kamu di sini."

Xavier hanya tersenyum tipis, merasa lega mendengar jawaban itu. Angin sore berhembus ringan, dedaunan di sekitar mereka bergoyang, menambah hangat suasana yang perlahan terasa lebih dekat di antara mereka.

Dari kejauhan, Vero dan Nathan memperhatikan Calista yang tersenyum hangat, duduk tenang di samping Xavier.

"Aku senang, Mas. Lihat Calista bisa ceria begitu bersama Xavier," ucap Vero pelan, matanya menatap putrinya penuh haru.

"Iya... Mas juga merasa lega, Ver," balas Nathan, menepuk tangan istrinya lembut.

Vero menatap Nathan, sedikit cemas. "Mas, bagaimana dengan perkembangan pencarian donor? Apakah sudah ada yang cocok untuk putri kita?"

Nathan menghela napas panjang, wajahnya menegang. "Belum, Ver. Semua rumah sakit dan bank donor yang kita hubungi masih belum menemukan kecocokan. Aku... aku takut waktu kita semakin sempit."

Vero menggenggam tangan Nathan erat, mencoba menenangkan. "Kita nggak boleh putus asa. Masih ada jalan, masih ada kemungkinan. Yang penting kita tetap bersama Calista dan memberinya semangat."

Nathan mengangguk pelan, matanya menatap putrinya yang sedang tertawa kecil bersama Xavier. "Iya... kita akan terus mencari, Ver. Aku janji, aku nggak akan berhenti sampai putri kita mendapatkan donor yang cocok. Aku harus kuat untuk Calista."

Suasana hening sejenak, hanya terdengar tawa lembut Calista dan Xavier dari taman, memberi sedikit rasa lega bagi Vero dan Nathan, sekalipun kekhawatiran mereka belum sepenuhnya hilang.

••

Di depan gedung megah milik Valerius Group, Bela turun dari mobil dengan penuh gaya angkuh. Tatapannya dingin, langkahnya mantap, seolah ingin menunjukkan kuasa. Para karyawan yang melihatnya hanya tersenyum canggung, enggan menyapa.

"Beda banget sama Nyonya Angel."

"Iya, kalau Nyonya Angel itu ramah dan rendah hati."

"Kalau Nyonya Bela? Angkuh dan sombong."

Begitulah bisik-bisik karyawan saat Bela melintas.

Ting! Pintu lift terbuka di lantai sepuluh, tempat ruang kerja Leo berada. Bela keluar dengan penuh percaya diri, lalu menghampiri meja Raka, asisten pribadi sang suami.

"Raka, suami saya ada di dalam, kan?" tanyanya sambil menatap rendah.

Raka yang tengah sibuk membuat laporan sempat terkejut, namun segera menjawab sopan. "Iya, Nyonya."

Bela menyipitkan mata dengan sinis. "Lain kali kalau saya bicara, kamu berdiri dan angguk. Ingat, saya ini istri bosmu." Tanpa menunggu reaksi, ia langsung masuk ke ruang Leo.

Raka hanya menggeleng pelan. "Bos dapat istri, kenapa modelan kayak gini? Dulu dapat berlian, sekarang... batu krikil."

Di dalam, Leo tengah fokus menelaah berkas. Suara pintu yang terbuka membuatnya ingin marah, namun wajahnya segera melunak begitu melihat siapa yang datang.

"Sayang..." sambutnya, berdiri dan menghampiri Bela.

"Hai, Mas. Sibuk?" Bela langsung duduk di pangkuannya dan mengecup singkat bibir suaminya.

"Biasa aja, cuma cek laporan. Tumben kamu ke sini," ucap Leo tersenyum tipis.

"Aku kangen, Mas..." ucap Bela manja dengan nada menggoda.

Leo mengangguk kecil. "Hari ini aku akan cepat pulang. Tunggu di rumah, ya."

"Tapi aku maunya sekarang," rengek Bela sambil menyentuh titik lemahnya. Leo langsung terbakar, melupakan pekerjaannya, hingga berkas di meja tersingkir berantakan. Mereka larut dalam gejolak di ruang kerja, sampai Bela menariknya ke kamar pribadi.

Sebelum melanjutkan, Bel sempat menyodorkan sebotol air mineral."Minum dulu, Mas. Biar tambah kuat."

Leo tanpa curiga langsung meneguknya, lalu kembali bersama Bela. Namun, beberapa jam kemudian, tubuhnya mulai lelah dan kantuk tak tertahankan.

"Nanti kita lanjut lagi ya, Sayang. Mas capek..." katanya dengan mata yang mulai terpejam.

Bela pura-pura tersenyum manis, meski kecewa. "Ya sudah, nanti aja."

Tak lama, Leo terlelap. Bela tersenyum miring, lalu mengenakan kembali pakaiannya. Ia mengambil ponselnya dan menelpon Adrian.

"Cepat retas CCTV-nya."

"Iya, iya. Lagi proses," jawab Adrian di seberang.

Begitu sambungan terputus, Bela mulai mengobrak-abrik meja kerja Leo, mencari berkas penting yang selama ini ia incar.

Bela mengacak-acak sebuah laci, rak, hingga lemari arsip di ruangan pribadi Leo. Berkali-kali ia membuka map-map berwarna yang tertata rapi, namun tetap saja—dokumen yang ia cari tidak kunjung ditemukan.

"Kenapa gak ada juga sih..." gerutunya kesal, jemarinya mulai bergetar menahan rasa frustasi. Keringat dingin bercucuran di pelipisnya meski pendingin ruangan menyala.

Jam dinding terus berdetak, jarum jam sudah melampaui tengah malam. Bela menggigit bibir, menahan amarah. Ia sudah menghabiskan berjam-jam, namun hasilnya nihil.

Ponselnya berdering pelan, panggilan dari Adrian.

"Halo?" suara Bela terdengar tajam.

"Gimana? Udah ketemu?" tanya Adrian cepat.

"Belum! Semua rak Mommy sudah obrak-abrik, tapi berkas itu gak ada, Nak!" suaranya meninggi, bercampur panik.

"Tenang Mom... kalau gak ada di ruang kerja, kemungkinan besar Daddy simpan di tempat lain. Bisa jadi di brankas pribadi."

"Brankas?" Bela mengulang lirih, pandangannya langsung beralih ke sudut ruangan, tepat di belakang lukisan besar yang menggantung di dinding.

Tatapan Bela menyipit. Senyum miring perlahan terbentuk di wajahnya. "Kalau benar di situ... aku harus temukan kombinasi sandinya," bisiknya penuh tekad.

Ia melirik Leo yang sudah tertidur pulas di ranjang, tak menyadari rencana licik istrinya.

1
Nona Jmn
Malam ya kak😁
jangan lupa Vote😭🫡🙏🥰
kaylla salsabella
lanjut ya thor
kaylla salsabella
lanjut thor
kaylla salsabella
wah kirain yang lulus Xavier dan calista
kaylla salsabella
lanjut
kaylla salsabella
semoga jangan kambuh calista
kaylla salsabella
semangat calista😍😍😍
kaylla salsabella
pasti bella lagi rencana in sesuatu
kaylla salsabella
wah daddy leo ternyata kalah telak😁😁
kaylla salsabella
ayo vier...... semangat🤣🤣
kaylla salsabella
bagus opa... si calista juga di lindungi
kaylla salsabella
satu kata untuk Leon bodoh🤣🤣🤣
kaylla salsabella
lanjut thor.... jangan sampai bela nyentuh calista thor
kaylla salsabella
pasti si Ibu tiri Xavier
Lisa
Sombong banget cewe itu..mungkin fansnya Xavier tuh 🤭😊
Nona Jmn
Salting kak?😁
kaylla salsabella
cie... cie Xavier saling ya🤣🤣🤣
kaylla salsabella
semoga Bianca tulus meminta maaf sama calista
kaylla salsabella
wah..... kenapa cuman 1 part thor😭😭
Nona Jmn: Aamin😭
total 3 replies
Lisa
Wah Bianca sampe minta maaf seperti itu 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!