NovelToon NovelToon
Dendam Arwah Istri Muda

Dendam Arwah Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat / Spiritual
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eli Priwanti

Lasmini adalah seorang gadis desa yang polos dan lugu, Ketenangannya terusik oleh kedatangan Hartawan, seorang pria kota yang bekerja di proyek pertambangan. Dengan janji manis dan rayuan maut, Hartawan berhasil memikat hati Lasmini dan menikahinya. Kebahagiaan semu itu hancur saat Lasmini mengandung tiga bulan. Hartawan, yang sudah merasa bosan dan memiliki istri di kota, pergi meninggalkan Lasmini.
Bara, sahabat Hartawan yang diam-diam menginginkan Lasmini. Alih-alih melindungi, Hartawan malah dengan keji "menghadiahkan" Lasmini kepada Bara, pengkhianatan ini menjadi awal dari malapetaka yang jauh lebih kejam bagi Lasmini.
Bara dan kelima temannya menculik Lasmini dan membawanya ke perkebunan karet. Di sana, Lasmini diperkosa secara bergiliran oleh keenam pria itu hingga tak berdaya. Dalam upaya menghilangkan jejak, mereka mengubur Lasmini hidup-hidup di dalam tanah.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya terhadap Lasmini?
Mungkinkah Lasmini selamat dan bangkit dari kuburannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memata-matai Suci

Bara, dengan pikiran yang masih kalut dan jimat taring macan di saku, segera memanggil dua anak buahnya yang paling penurut, Bendot dan Karman. Wajahnya keras, diliputi keraguan dan ketakutan.

"Kalian berdua, aku mau kalian buntuti wanita itu. Suci Sancaka," desis Bara, menatap tajam. "Cari tahu dia tinggal di mana, dengan siapa, dan apa yang dia lakukan. Jangan sampai lolos dari pandangan kalian. Bawa ini!"

Bara menyerahkan dua bungkusan kecil berisi kain hitam dan abu.

"Ini jimat penyamaran dari Mbah Loreng. Katanya ampuh menangkal terawangan dan membuat kalian tidak terlihat oleh mata biasa, bahkan mata batin," jelas Bara. "Jangan sampai gagal! Nyawa kalian taruhannya."

Bendot dan Karman mengangguk patuh, merasa sedikit tenang dengan adanya jimat itu. Malam itu juga, mereka meluncur, mengikuti jejak mobil yang mengantar Lasmini/Suci Sancaka ke kediaman keluarga Sanjaya. Mereka dengan hati-hati memilih posisi, bersembunyi di balik rimbunnya pohon mahoni tua yang berdiri di sudut taman komplek perumahan, yakin bahwa jimat di saku mereka telah menjadikan mereka tak kasat mata.

Di Kediaman Sanjaya, Lasmini dalam persona Suci Sancaka duduk di tepi tempat tidur, merasakan getaran energi yang familiar. Energi yang lemah, penuh ketakutan, dan diselimuti lapisan sihir penangkal tingkat rendah. Ia tersenyum sinis.

Jimat Tolak Bala dari Mbah Loreng? batinnya meremehkan. Kekuatan spiritualnya tidak akan bisa menembus matra yang kukuasai saat ini.

Ia berjalan perlahan menuju jendela kamar. Jendela besar itu tertutup tirai gorden tebal berwarna emas. Dari celah tipis, pandangannya langsung tertuju pada dua bayangan yang bersembunyi kaku di balik pohon mahoni. Bendot dan Karman.

Tingkah Lasmini dari balik tirai menarik perhatian Pak Darma dan Bu Kanti yang baru saja masuk ke kamar.

"Suci, apa yang sedang kau lihat di balik tirai gorden itu Nak?" Tanya Pak Darma, mengamati putrinya dengan senyum penuh arti.

"Ini sudah malam, sebaiknya kamu tidur, bukankah kamu besok akan pergi bersama dengan Nak Prabu?" Ujar Bu Kanti, suaranya dipenuhi kehangatan palsu.

Lasmini tersenyum dingin, tidak menoleh. "Dua orang itu ada di sini, Ayah, Ibu."

"Siapa Nduk?" Tanya Pak Darma penasaran, mendekat.

"Salah satu anak buahnya bedebah Bara dan Hartawan. Bendot dan Karman. Mereka sedang mengawasiku dan bersembunyi di balik pohon itu."

Tunjuk Lasmini ke arah pohon mahoni yang terlihat sudah berusia puluhan tahun, di mana Bendot dan Karman tengah bersembunyi.

Pak Darma menyeringai. Nafsu membunuh langsung terlihat di matanya.

"Apa perlu Ayah yang memberikan pelajaran kepada kedua orang itu, atau bila perlu aku habisi saja sekalian!"

"Jangan Ayah, ini belumlah saatnya," cegah Lasmini dengan suara halus namun bergetar menahan amarah. "Aku akan memberikan kejutan untuk mereka!"

Suci melangkah ke sudut kamar, mengambil sebuah piring kecil dari meja. Ia kemudian mengambil sejumput kemenyan dan mencampurnya dengan beberapa helai bunga melati. Tanpa ragu, ia mengunyah campuran itu secara bersamaan. Aroma mistis yang pekat langsung memenuhi kamar, membuat Pak Darma dan Bu Kanti bergidik, tahu bahwa ilmu putrinya semakin kuat.

Dengan mata terpejam, Lasmini mulai mengucap mantra. Suaranya rendah dan berdesis, seperti ular yang merayap di malam hari.

Duo Setyo Ngawasi, Jogo Ati, Pambuko Mato Peteng…

Di luar, di balik pohon mahoni, Bendot dan Karman tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menusuk. Mereka saling pandang dengan cemas.

"Woi, perasaanku kok nggak enak, ya?" bisik Bendot, giginya bergemeletuk.

"Aku juga, Dot. Padahal jimatnya sudah kita pegang," jawab Karman, berusaha memeluk dirinya.

Saat itu juga, dari balik dahan-dahan pohon mahoni, muncul asap putih tebal. Asap itu bukan asap biasa; ia bergerak meliuk, membentuk pusaran kecil, mengunci keberadaan Bendot dan Karman.

Mereka tersentak kaget. Asap putih itu semakin pekat, dan kemudian, kengerian sejati muncul di depan mata mereka.

Tiba-tiba, sesosok hantu tanpa kepala muncul dari dalam asap. Kepalanya yang terpenggal digenggam oleh tangan kirinya, sementara mata hampa di kepala itu menatap lurus ke arah mereka. Bau amis darah segar langsung menyergap indra penciuman mereka. Hantu itu perlahan melangkah, berusaha mendekati mereka.

"A-ampun!" teriak Karman, menjatuhkan jimat dari saku celananya.

Belum sempat mereka melarikan diri, kengerian kedua datang dari atas. Sesosok wanita berambut ikal panjang yang acak-acakan tiba-tiba bergelantungan terbalik dari dahan pohon mahoni. Wajahnya tertutup rambut, tetapi ia menampakkan bagian punggungnya yang mengerikan. Punggung itu terkoyak, dipenuhi lumuran darah yang sudah menghitam dan bergerak-geraknya belatung di atas luka-luka busuk.

"Tolong! Hantu! Hantu!" Bendot dan Karman terkocar-kacir melarikan diri dari balik pohon, berteriak-teriak meminta tolong di tengah kompleks perumahan yang sunyi. Mereka berlari tanpa arah, ketakutan telah melucuti akal sehat mereka.

Dari balik tirai gorden, Lasmini membuka matanya. Ia menyeringai lebar, sebuah tawa puas dan dingin keluar dari tenggorokannya. Pak Darma dan Bu Kanti hanya bisa tersenyum penuh pemujaan pada putri mereka yang kini penuh kuasa.

"Ini baru permulaan, akan aku buat mental kalian hancur," desis Lasmini, matanya menyala. "Tidak akan aku biarkan kalian mati dengan mudah, kalian harus merasakan penyiksaan terlebih dahulu, Bendot, Karman, dan kalian semua!"

.

.

Keesokan harinya, Hotel Cansebu kembali menjadi panggung drama. Lasmini, atau yang kini dikenal sebagai Suci Sancaka, tiba bersama Prabu. Lasmini tampak anggun dalam balutan dress sutra berwarna biru tua, kontras dengan kemeja kantor Hartawan yang menunggunya dengan senyum lebar di lobi.

Saat mereka baru saja melewati pintu putar, ponsel Prabu berdering nyaring. Wajahnya berubah tegang setelah beberapa saat mendengarkan.

"Maafkan saya, Nyonya Suci, Tuan Hartawan," ujar Prabu dengan nada menyesal. "Ada masalah mendesak di pabrik makanan saya. Saya harus segera ke sana. Ada kerusakan mesin yang cukup parah."

Hartawan tersenyum puas, menyembunyikan kegembiraannya. "Tidak masalah, Tuan Prabu. Kami bisa mengurus detail investasi ini tanpa Anda sebentar. Lagipula, semuanya sudah ada di tangan pengacara."

Prabu menoleh ke arah Lasmini, ada bayangan kekhawatiran yang melintas di matanya. Ia melihat cara Hartawan menatap Lasmini—seperti singa yang kelaparan, siap menerkam mangsanya yang lemah.

"Suci, aku akan kembali sekitar dua jam lagi. Kumohon, hati-hati," bisik Prabu, rasa cemasnya tidak bisa disembunyikan.

Lasmini tersenyum menenangkan, senyum yang menunjukkan kepercayaan diri, bukan kerapuhan Lasmini yang dulu. "Aku bisa menjaga diriku, Mas Prabu. Pergilah. Bisnismu lebih penting."

Prabu menggenggam kedua tangan Lasmini. Kontak kulit yang mendadak itu membuat Lasmini sedikit salah tingkah. Tatapan Prabu begitu dalam dan tulus, memancarkan rasa kagum dan cinta yang diam-diam, sangat berbeda dengan tatapan Hartawan yang hanya memancarkan nafsu dan ambisi. Jantung Lasmini berdetak lebih cepat, mengingatkannya pada perasaan yang pernah ia rasakan dulu, sebelum dikhianati.

"Baiklah. Aku akan segera kembali," janji Prabu, mengusap punggung tangan Lasmini sekilas sebelum akhirnya bergegas meninggalkan Hotel Cansebu.

Momen ini adalah waktu emas yang ditunggu Hartawan. Kapan lagi ia bisa berduaan, terkunci dalam ruangan direktur yang mewah, bersama seorang wanita yang tidak hanya cantik mempesona, tetapi juga pewaris kekayaan fantastis?

Hartawan segera mengantar Lasmini ke ruang direktur pribadinya. Ruangan itu luas, dengan dinding kaca yang menghadap ke pemandangan kota.

Lasmini duduk di sofa kulit mahal. Ia menatap Hartawan yang kini duduk di depannya. Di mata Lasmini, tercampur aduk dua emosi yang kontradiktif: Kerinduan yang pernah ia rasakan sebagai Lasmini yang polos, dan Dendam membara yang kini menguasai raganya sebagai Suci Sancaka.

Walau bagaimanapun, Hartawan adalah cinta pertamanya, pria yang merenggut kesucian dan kehidupannya. Namun, pengkhianatan pria di hadapannya telah mengubah semua itu menjadi jijik tak tertahankan. Demi rencana balas dendamnya, ia harus tetap menyembunyikan identitasnya dan bermain sebagai Suci.

"Nyonya Suci," Hartawan memecah keheningan, suaranya dibuat semanis mungkin, penuh kemesraan palsu. Ia beranjak dari kursinya, berjalan mendekat, dan duduk di samping Lasmini.

"Saya tidak bisa menyembunyikan bahwa Anda sangat mempesona. Saya merasa kita memiliki ikatan yang kuat, bahkan sejak pertemuan kita yang pertama."

Hartawan mencondongkan tubuhnya, tatapannya penuh gairah yang berusaha ia tampilkan sebagai ketertarikan mendalam.

Lasmini membalas tatapan itu, namun dengan sorot mata yang disesuaikan dengan rencananya. Ia memancarkan campuran antara keangkuhan seorang konglomerat dan godaan yang menggoda. Ini adalah bagian dari sandiwara. Ia ingin membuat Hartawan merasakan sakit dan perihnya dikhianati oleh cinta, sebelum semua miliknya direnggut.

"Tuan Hartawan," Lasmini berbisik, suaranya selembut sutra. "Anda selalu tahu cara membuat seorang wanita merasa istimewa. Saya akui, saya juga merasakan getaran aneh saat pertama melihat Anda."

Hartawan tersenyum penuh kemenangan, merasa pancingannya berhasil. Ia mengangkat tangan, bermaksud menyentuh pipi Lasmini.

"Suci..."

Lasmini membiarkan sentuhan itu sedetik, lalu ia dengan cepat memiringkan kepalanya, menghindar dengan anggun.

"Namun, sebelum ada hal lebih jauh, Tuan Hartawan," Lasmini melanjutkan, matanya menatap tajam, tapi dengan senyum menggoda yang membuat Hartawan semakin tergila-gila. "Saya ingin memastikan bahwa Anda akan memberikan kesetiaan mutlak pada kerja sama bisnis ini. Saya tidak suka dikhianati, Tuan Hartawan. Jika saya merasa dikhianati, saya tidak hanya akan menghancurkan bisnis Anda, tapi juga seluruh hidup Anda."

Ancaman itu diucapkan dengan nada menggoda, sehingga Hartawan menganggapnya sebagai tantangan romantis, bukan peringatan maut.

"Saya berjanji, Nyonya Suci. Saya akan memberikan segalanya untuk Anda," jawab Hartawan, tidak menyadari bahwa ia baru saja bersumpah setia pada sang malaikat pencabut nyawanya sendiri.

'Kematianmu sudah diatur dalam rencanaku, Hartawan. Tinggal menunggu saatnya tiba setelah aku berhasil menumpaskan para cecungukmu seperti Bendot, Karman, Jaka, Kojek, dan Mandra. Mereka akan menjemput takdir mereka dan dijadikan persembahan untuk Nyai Kencana Dewi, roh leluhur yang telah membantuku bangkit dan merasuk dalam raga ini.' Batin Lasmini, dengan senyum penuh janji maut.

1
Nar Sih
tambh serem cerita ya kak,tpi ..seru 👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terimakasih kak 🙏😊
total 1 replies
Nar Sih
dalam penglihatan hartawan suci atau lasmini berubah jdi sundel bolong ya kal
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: Lasmini kak dalam bayangan Hartawan
total 1 replies
Nar Sih
seremmm kakk
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: jangan malam bacanya kak 🤭
total 1 replies
Nar Sih
siap,,di bikin takut kmu hartawan dan bara 😂
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nar Sih
hartawan dan bara semakin takut ,stlh dtg ketmpt dukun nya ,siap,,lah dgn bls dendam arwah lasmini pada kakian🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul bgt kak 🤣
total 1 replies
Nar Sih
lanjutt kak ,👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siip kk 👍😊
total 1 replies
Nar Sih
rasakan hartawan hidup mu mulai ngk tenang kan🤣
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Nar Sih
awal penbalasan sukses ya lasmini ,sdh bikin hartawan cs ngeri
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul sekali kak
total 1 replies
Nar Sih
maaf kak bru bisa bca lgi🙏
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak gpp 😊
total 1 replies
Nar Sih
lanjutt kakk👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siap kk 👍🤭
total 1 replies
Nar Sih
kak klau misal kan prabu suka dgn suci ngk boleh ya kan suci bukan manusia
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: sepertinya begitu kak, ikuti terus kisahnya ya kak😊
total 1 replies
Nar Sih
bls dendam lasmini mulai ,siap,,bara dan komplotan mu tpi harus nya suami juga yg kau cri lasmini dia yg menyerah kan mu ke bara
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: betul kak 🤭
total 1 replies
Nar Sih
sdh mulai serem nya kak
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak
total 1 replies
Nar Sih
malang sekali nasib ya lasmini ,mereka jht dan biadab kmu di kubur hidup,,lanjut kak ngk berani bca klau mlm👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: iya kak gpp, terimakasih kak 🙏🤭
total 1 replies
Ema Swiri Ema Switi
lanjut
Nar Sih
lanjutt kakk👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: siip kk 👍😊
total 1 replies
Nar Sih
hadir kakk ,coba bca horor wlau kdng tajut👍
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: wah... terimakasih kak 🙏😘
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
slmt thor atas release novel terbaru. tp kk takut mebaca cerita horror dan akan coba kuat utk membacanya nnti. skrg simpan dulu di fvt. semoga semangat dan sukses
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥: siang hari boleh baca thor mlm ga yakin loh 🤣🤣
total 2 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
selamat atas rrilisnya karya baru. semoga sukses.
aku GK berani bc tp. cuma intip sinopsis.. keliatan serem banget
💕£LI P®iwanti 🦋✍️⃞⃟𝑹𝑨 🐼: terima kasih kak Miya 🙏😘
iya kal tidak apa-apa 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!