NovelToon NovelToon
I Love You My Husband

I Love You My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

"Jika ada kesempatan kedua, maka aku akan mencintai mu dengan sepenuh hatiku." Kezia Laurenza Hermansyah.

"Jika aku punya kesempatan kedua, aku akan melepaskan dirimu, Zia. Aku akan membebaskan dirimu dari belengu cinta yang ku buat." Yunanda Masahi Leir.

Zia. Cintanya di tolak oleh pria yang dia sukai. Malam penolakan itu, dia malah melakukan kesalahan yang fatal bersama pria cacat yang duduk di atas kursi roda. Malangnya, kesalahan itu membuat Zia terjebak bersama pria yang tidak dia sukai. Sampai-sampai, dia harus melahirkan anak si pria gara-gara kesalahan satu malam tersebut.

Lalu, kesempatan kedua itu datang. Bagaimana akhirnya? Apakah kisah Zia akan berubah? Akankah kesalahan yang sama Zia lakukan? Atau malah sebaliknya.

Yuk! Ikuti kisah Zia di sini. Di I Love You my husband. Masih banyak kejutan yang akan terjadi dengan kehidupan Zia. Sayang jika dilewatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#6

Zia masih menatap daun pintu dari rumah tersebut dengan tatapan lekat. Seketika, pintu itu terbuka lebar dengan memunculkan sang mama dari balik daun pintu. Mata Zia semakin mengembun.

"Mama."

"Zia. Dari mana saja ka-- "

Belum sempat mamanya menyelesaikan apa yang ingin diucapkan, Zia malah sudah menghambur ke dalam pelukan si mama. "Mama. Zia rindu."

"Kamu kenapa? Ada apa sih? Apa yang kamu lakukan, Zia?"

"Zia rindu, Ma. Sangat rindu."

"Jangan bercanda. Kesalahan besar apa yang telah kamu lakukan sampai kamu bisa bertingkah aneh begini. Kamu-- "

Zia melepaskan pelukannya dari sang mama. Tangannya dia angkat sejajar kepala. "Zia bersumpah, Zia tidak melakukan kesalahan apapun, Ma. Zia hanya-- "

"Zia!" Suara itu terdengar berat karena kesal.

Sontak, perhatian Zia pun langsung teralihkan. Di depan Zia kini sedang berjalan pria paruh baya, cinta pertama yang sudah merawat Zia sejak kecil. Siapa lagi itu kalau bukan papanya?

"Dari mana saja kamu, ha? Di panggil tidak menjawab! Tiba-tiba menghilang begitu saja. Menyusahkan keluarga untuk menemukan mu. Kamu inikan bukan anak kecil lagi. Kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja."

Zia menundukkan wajahnya. "Maafkan aku, Pa. Aku ... tersesat."

"Apa? Alasan apa itu, ha?"

Namun, apa yang Zia lakukan kali adalah, langsung menghambur ke dalam pelukan papanya. Memeluk papanya dengan erat untuk melepas rindu. Dia memang tidak pernah bisa menyaingi Wingsi dalam segala hal. Tapi, kedua orang tuanya tidak pernah membedakan kasih sayang di antara kedua anak mereka.

Mereka memberikan cinta yang sama untuk Zia dan Wingsi. Walau terkadang, Wingsi lebih banyak mendapatkan kata selamat, tapi Zia juga lebih banyak mendapatkan perhatian. Karena, jika Zia gagal, maka bukan Wingsi yang akan diutamakan, melainkan, Zia.

"Papa, maafkan, Zia. Zia janji, Zia tidak akan mengecewakan papa dan mama lagi. Zia akan menjadi anak yang baik untuk papa dan mama."

Papa Zia menatap istrinya. Dia bingung, berusaha meminta penjelasan. Namun, si istri juga sama. Mereka tentu saja tidak memahami apa yang saat ini sedang terjadi dengan anak mereka. Karena memang, kejadian ini, hanya Zia yang tahu pokok permasalahannya.

Malam itu berakhir dengan kebingungan bagi keluarga Zia. Namun, tidak dengan Zia. Malam itu, berakhir dengan rasa bahagia. Yah, walau tidak sepenuhnya bahagia, tapi Zia tetap senang. Berlari cepat ke kamar, melihat semua miliknya masih utuh. Memeluk guling kesayangannya dengan bahagia. Semuanya sangat menyenangkan.

*

Selesai sarapan dengan tenang, Zia langsung bangun dari duduknya. Sang kakak langsung angkat bicara. "Zia. Tunggu!"

"Hm? Apa?"

"Aku ingin bicara. Tunggu sebentar!"

"Sekarang?"

"Nggak. Lusa saja kalau kamu punya waktu. Ya sekarang, Kezia! Ngapain nunggu lusa? Kan aku udah bilang mau bicaranya sekarang."

"Si. Ngomong apa sih? Bicara tanpa emosi gak bisa ya?" Mama mereka akan selalu begini. Akan jadi penengah dari semua perdebatan yang kedua anak mereka ciptakan. Tak perduli perdebatan kecil atau besar, tetap saja begini.

Wingsi tidak menjawab apa yang mamanya katakan. Sebaliknya, dia malah langsung menarik tangan Zia untuk ikut dengannya.

"Ikut aku ke kamar! Kita bicara di kamarku saja."

"Eh, iy-- iya. Aku bisa jalan sendiri, kak."

Namun, si kakak tidak mendengarkannya. Dia tetap saja menyeret tangan Zia hingga sampai ke kamar. Kamar mereka bersebelahan. Di tempat yang sama, hanya dibatasi oleh tembok sebagai pemisah.

"Kak Wingsi. Mau bicara apa?"

"Kamu kenapa sih? Tadi malam menghilang ke mana? Hanya gara-gara cinta mu di tolak, kamu tiba-tiba menjadi gila. Kamu mikir gak sih? Papa mama itu sudah ribet ngejagain kamu sejak kecil. Udah gede, kamu bikin ulah hanya karena cinta mu tak berbalas. Apa sih yang ada dalam benakmu itu ha?"

Zia menatap Wingsi lekat. Sungguh, dia sedikit tak percaya akan apa yang baru saja kakaknya ucap. Ternyata, kakaknya sudah tahu pokok permasalahannya dengan begitu cepat.

"Apa yang kamu bicarakan, kak? Aku sangat tidak bisa memahaminya."

"Jangan bercanda. Aku tahu apa yang terjadi tadi malam, Zia. Kamu menyatakan cintamu pada Brian, tapi pria itu menolaknya. Lalu tiba-tiba kamu menghilang. Apa pikiranmu tidak bisa berpikir dua kali, Zia? Kenapa malah-- "

"Kak Wingsi. Kamu salah paham."

"Salah paham apa? Aku tahu dengan jelas bagaimana sifat kamu, Zia."

"Tidak. Kamu tidak tahu. Kamu tidak tahu aku, kak. Kamu hanya tahu, aku ini beban bagi keluarga kita. Seperti itulah yang selalu kamu katakan sejak kita masih kecil hingga kita dewasa. Kamu selalu mengatakan hal yang sama di saat kamu mendapatkan prestasi apapun. Dan, kamu juga akan mengatakan hal yang sama saat aku gagal dalam melakukan apapun."

"Kak Wingsi. Aku tahu kamu lebih baik dari aku dalam segala hal. Tapi, apa kamu tidak pernah berpikir, kegagalan yang aku dapatkan bukan karena aku tidak berusaha dengan gigih. Melainkan, karena nasib ku memang tidak sebaik kamu."

"Kamu tidak pernah berpikir, kak. Aku sangat terluka dengan kata-kata yang kamu ucapkan. Aku gagal, tapi kamu bukannya memberikan aku semangat, melainkan, semakin menjatuhkan aku. Aku tahu kamu tidak pernah suka punya adik. Tapi mama papa tetap memberikan kamu adik. Karena kamu beranggapan, dengan hadirnya aku, semua yang kamu miliki tidak akan pernah kamu dapatkan secara utuh lagi."

"Ya apa yang kamu pikirkan itu benar, kak Wingsi. Tapi, apakah itu akan jadi alasan kamu selalu memandang aku seperti musuh? Aku bukan musuh, kak. Aku adikmu."

"Cukup, Zia! Aku memang tidak suka punya adik. Tapi, aku tidak pernah menganggap kamu sebagai musuh. Walau, aku selalu merasa tidak suka dengan kehadiran mu, tapi aku selalu berusaha untuk berdamai dengan keadaan. Aku punya adik, lalu aku harus rela membagikan kasih sayang orang tuaku dengan manusia itu. Tapi, apa yang aku katakan memang tidak salah, bukan? Kamu adalah beban."

"Apa?"

"Kenapa? Tidak terima?"

"A-- "

"Zia- Zia. Mau menyangkalnya bagaimana lagi? Jika kamu tidak ingin menjadi beban, kenapa hanya karena penolakan Brian saja kamu langsung bikin heboh keluarga tadi malam?"

"Aku pergi tadi malam bukan karena Brian. Aku pergi-- "

"Sudahlah. Aku tahu semuanya, Zia. Aku tahu kamu dengan sangat baik. Kamu di tolak-- "

"Suka-suka kamu saja," ucap Zia dengan cepat. "Pikirkanlah apa yang ingin kamu pikirkan. Aku tidak ingin bicara lagi. Aku sudah muak berdebat denganmu. Pikirkanlah dengan tenang sendirian."

Selesai berucap, Zia langsung beranjak meninggalkan Wingsi. Si kakak yang tidak pernah ditinggalkan seperti ini sontak langsung membulatkan matanya menatap kepergian Zia. Ya, biasanya, yang selalu pergi setelah selesai bicara bukan Zia. Melainkan, Wingsi.

"Ap- apaan ini?" Bibir Wingsi berucap pelan. Matanya terus menatap kepergian Zia meninggalkan kamarnya.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lgsg di acc carmer gk tu zia😄
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
yunan lgsg kawatir pikiran emaknya zia.lgsg bilang tidak tinggal sendiri😂😂😂
Rani: khkhkhkh ... iya lho. yunan pnuh pertimbangan kan yah
total 3 replies
Musdalifa Ifa
next up Thor 🙏
Rani: yuhu ... laksanakan 👍
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: siap laksanakan 😘
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget ceritanya, semangat up ya Thor💪
Rani: yuhu ... 😘😘😘 makasih
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: yuhu👍👍👍👍
total 1 replies
Patrick Khan
apa iya kena hujan bisa badan panas🤔🤔
Rani: gelamun apa kamu hayo?
total 5 replies
partini
ini dua duannya balik ke masa lampau
Rani: iya. mereka berdua sama. yg satu mau balikan. yg satu mau menghindar. gitu
total 1 replies
partini
wah keren cerita nya
Rani: makasih buanyak. ikuti sampai akhir yah
total 1 replies
partini
cinta bertepuk sebelah kaki nyesekk
Rani: kahkahkah... jaman sekarang udah main kaki aja yah. gak main tangan lagi🤣
total 1 replies
Patrick Khan
ratu maksa bgt..kesan nya gk ada cwo yg mw sm dia🤣🤣
Rani: wwkwkwkwkw... Yunan anak orang kaya mah walau lumpuh tetap aja dapat untung🤭
total 1 replies
Patrick Khan
lanjut
Rani: 👍👍👍👍😘
total 1 replies
Moh Rifti
up
Rani: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Moh Rifti
lanjut
Rani: yuhu....
total 1 replies
Moh Rifti
👍👍👍
Rani: 😘😘😘😘😘🤭
total 1 replies
Moh Rifti
next
Rani: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Moh Rifti
up👍👍👍😍😍
Rani: siap👍😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!